MI NOR RAHMAN NEWS – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim, meluncurkan Kurikulum Merdeka. Nadiem memastikan, jam mengajar dan tunjangan profesi guru tidak akan berkurang meski kurikulum tersebut lebih fleksibel.
“Bagi guru-guru yang mungkin khawatir dengan perubahan ini karena lebih fleksibel jam waktunya, kami jamin ini tidak akan merugikan guru. Tidak akan mengurangi jam mengajar dan tunjangan guru,” jelas Nadiem dalam Peluncuran Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar, Jumat 11 Februari 2022.
Ia juga menjelaskan, penerapan Kurikulum Merdeka akan didukung dengan berbagai macam perangkat ajar dan pelatihan bagi sekolah-sekolah. Pertama, pihaknya akan menyediakan buku teks yang lebih variatif dengan kualitas yang baik.
Modul-modul pengajaran dan profil project juga akan diberikan untuk dijadikan sebagai panduan. “Kita tidak akan hanya membiarkan saja sekolah menentukan ini secara sendiri. Kita akan berikan mereka contoh-contoh, dukungan, bimbingan dalam apa saja yang bisa mereka lakukan,” kata Nadiem.
Kemudian, Kemendikbudristek juga akan memberikan pelatihan yang bisa diakses oleh semua guru secara otomatis melalui kanal-kanal digital. Salah satunya lewat platform Merdeka Mengajar yang dapat diakses lewat website maupun gawai android.
Lewat platform itu, para guru bisa mempelajari konsep-konsep yang diperlukan secara mandiri. “Sehingga mereka bisa lebih percaya diri dalam mengimplementasikan kurikulum ini. Bentuknya macam-macam yang bisa diakses. Guru bisa membentuk komunitas-komunitas belajar yang akan kami bantu fasilitasi untuk berbagi praktik baik dalam adopsi Kurikulum Merdeka ini,” kata dia.
Kurikulum Merdeka merupakan salah satu dari tiga kurikulum yang bisa dipilih oleh satuan pendidikan dalam rangka pemulihan pembelajaran. Mulai tahun ajaran 2022/2023 satuan pendidikan diberikan kebebasan menentukan satu dari tiga kurikulum yang akan dipilih atau tidak dipaksakan. Ketiga kurikulum tersebut adalah Kurikulum 2013, Kurikulum Darurat, dan Kurikulum Merdeka.
“Kurikulum Merdeka ini sudah kita tes di 2.500 sekolah penggerak. Namanya dulu Kurikulum Prototipe. Sekarang karena kita luncurkan kepada sekolah-sekolah lain, namanya Kurikulum Merdeka,” ungkap Nadiem.
Kurikulum Merdeka fokus pada materi yang esensial memberikan keleluasan bagi guru dalam menggunakan berbagai perangkat ajar. Guru dapat menyesuaikan kebutuhan pembelajaran sesuai karakteristik peserta didik.