Site icon MI NOR RAHMAN BANJARMASIN

Salah Satu Tenaga Pendidik MIS Nor Rahman Ikuti Diklat Penguatan Moderasi Beragama

MI NOR RAHMAN NEWS – Banjarmasin (MIS Nor Rahman) – Salah satu guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Nor Rahman, Sarpala Hasan,S.Pd.I ikuti kegiatan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Penggerak Penguat Moderasi Beragama bagi guru se Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara bertempat di Balai Diklat Keagamaan Banjarmasin, Selasa (14/03).

Kegiatan yang dilaksanakan selama enam hari (14-19 Maret mendatang) ini diikuti oleh 90 peserta yang terbagi dalam tiga angkatan, yakni angkatan ke-V sebanyak 30 peserta, angkatan ke-VI sebanyak 30 peserta dan angkatan ke-VII juga sebanyak 30 peserta.

Kegiatan diawali dengan acara pembukaan yang dihadiri oleh Kepala Balai Diklat Keagamaan Banjarmasin, Dr. H Khaeroni, M.Si bersama bagian structural dan fungsional serta Widya Iswara.

Dalam laporannya, ketua panitia pelaksana mengatakan “untuk membentuk kader-kader penggerak moderasi beragama yang mampu mendesiminasikan moderasi beragama baik itu ditempat kerja maupun dilingkungan sekitar tempat tinggalnya untuk membekali para guru dan penggiat kerukunan tentang moderasi beragama, serta guna menjalin silaturrahmi, menumbuhkan rasa kebersamaan, persatuan dan persaudaraan antar sesama peserta diklat. “ungkapnya.

Sejalan dengan hal itu, Kepala Balai Diklat Keagamaan Banjarmasin, dalam sambutannya saat membuka kegiatan diklat ini mengatakan terdapat banyak pesan keagamaan dalam moderasi beragama. Diantaranya merawat kebhinekaan, memperkuat nilai moderat, mewujudkan perdamaian, dengan menjaga kebebasan akal, kebebasan berekspresi, dan kebebasan beragama serta menaati komitmen dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. “tuturnya.

“Output dari kegiatan ini sangat diharapkan dapat melahirkan kader-kader moderat yang dapat benar-benar memahami, mengerti dan menerapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebab banyak terjadi kesalahan persepsi dalam masyarakat seolah-olah agama yang di moderasi, sehingga muncul resistensi dan penolakan dari sebagian masyarakat. Padahal yang dimaksud dengan moderasi beragama adalah cara pandang dan sikap umat beragama yang perlu ditempatka pada posisi moderat, sehingga tidak memunculkan sikap ekstrimisme yang bisa memecah belah persatuan dan kesatuan warga bangsa. “tambahnya.

Sementara itu, Hasan mengatakan “kegiatan yang diikuti oleh para guru madrasah, guru SMP/SMA serta guru agama Katolik dan Hindu dari berbagai daerah di wilayah Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara ini diikuti dengan antusias dan penuh semangat karena disamping menambah pengetahuan tentang penguatan moderasi beragama, juga sebagai ajang silaturrahim antar sesama tenaga pendidik. “pungkasnya.

Exit mobile version