Info Sekolah
Rabu, 25 Des 2024
  • Selamat Datang Di Website Resmi MI NOR RAHMAN Banjarmasin
  • Selamat Datang Di Website Resmi MI NOR RAHMAN Banjarmasin
8 Agustus 2024

Implementasi ANBK Terhadap Kesiapan Mental Peserta Didik di Madrasah Ibtidaiyah

Kam, 8 Agustus 2024 Dibaca 248x

Pendahuluan

Pendidikan adalah usaha untuk menguasai ilmu pengetahuan yang diperoleh dari lingkungan formal maupun nonformal untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas (Aziizu, 2015). UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan mengenai tujuan pendidikan nasional yang memerlukan kurikulum sebagai rencana yang mengatur isi, tujuan, dan bahan ajar yang akan digunakan. Setelah proses pembelajaran, evaluasi dilaksanakan pada siswa dan lembaga baik formal maupun nonformal di setiap jenjang dan jenis pendidikan (Rohim et al., 2021).

Sejak tahun 2021, Ujian Nasional (UN) dihapuskan dan digantikan dengan Asesmen Nasional (AN). Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) adalah asesmen yang dilakukan pada setiap jenjang sekolah, termasuk Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat. Asesmen ini dirancang untuk mengungkap kualitas proses dan hasil pembelajaran dengan menggunakan komputer sebagai media (Resti, Zulkarnain, & Kresnawati, 2020). Artikel ini membahas implementasi ANBK dan kesiapan mental peserta didik di Madrasah Ibtidaiyah.

Implementasi ANBK di Madrasah Ibtidaiyah

Surat edaran Mendikbud Nomor 1 Tahun 2021 menggantikan UN dengan AN, yang mencakup Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar (Novita, Mellyzar, & Herizal, 2021). ANBK untuk jenjang SD melibatkan siswa kelas 5 dengan peserta utama sebanyak 30 siswa dan peserta cadangan sebanyak 5 siswa. Pelaksanaan ANBK dilakukan berbasis komputer, yang menuntut kesiapan dari segi infrastruktur dan sumber daya manusia.

Hambatan utama dalam pelaksanaan ANBK di Madrasah Ibtidaiyah sering kali terkait dengan keterbatasan fasilitas komputer. Banyak madrasah yang belum mampu melaksanakan ANBK secara mandiri sehingga terpaksa menumpang di sekolah lain yang memiliki fasilitas lebih memadai. Misalnya, beberapa madrasah harus melaksanakan ANBK di Sekolah terdekat yang memiliki komputer cukup (Afifa, 2020).

Selain itu, kesiapan mental peserta didik juga menjadi perhatian penting. Kebanyakan siswa mengalami kecemasan dan ketakutan karena menganggap ANBK setara dengan ujian nasional. Mereka merasa perlu mencapai hasil yang baik untuk memenuhi harapan orang tua dan sekolah (Idris & Idris, 2019).

Kesiapan Mental Peserta Didik

Secara teknis, ANBK bukanlah ujian akhir, tetapi persepsi siswa dan orang tua sering kali salah kaprah, menganggapnya sebagai pengganti UN. Pandangan ini menambah beban mental bagi siswa, terutama dalam hal kecemasan ujian. Kecemasan ini diperparah oleh ketidaksiapan dalam menggunakan komputer sebagai alat utama dalam ANBK (Ghani & Zharfa, 2020).

Penelitian menunjukkan bahwa kecemasan ujian dapat menghambat kinerja siswa. Frederick mendefinisikan kecemasan ujian sebagai kondisi psikologis dan fisiologis yang ditandai dengan ketidaknyamanan kognitif, emosional, dan perilaku yang berhubungan dengan kegelisahan dan ketakutan (Idris & Idris, 2019). Kecemasan ini muncul karena siswa merasa belum mahir mengoperasikan komputer dan harus menghadapi berbagai jenis soal yang belum familiar.

Kesimpulan

Implementasi ANBK di Madrasah Ibtidaiyah masih menghadapi berbagai tantangan, terutama terkait infrastruktur dan kesiapan mental peserta didik. Banyak madrasah yang belum memiliki fasilitas komputer yang memadai sehingga harus menumpang di sekolah lain. Selain itu, persepsi yang salah tentang ANBK sebagai pengganti UN menambah kecemasan siswa.

Pemerintah perlu lebih selektif dalam memilih peserta ANBK dan melakukan sosialisasi yang masif agar semua pihak tidak menganggap asesmen nasional seperti ujian nasional. Sekolah juga perlu memberikan pelatihan penggunaan komputer bagi siswa untuk mengurangi kecemasan dan meningkatkan kesiapan mereka dalam menghadapi ANBK.

Referensi

  • Afifa, N. S. (2020). Dukungan Sosial dengan Tingkat Kecemasan Siswa dalam Menghadapi Ujian Akhir Nasional. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada. https://doi.org/10.35816/jiskh.v11i1.221
  • Aziizu, B. Y. A. (2015). TUJUAN BESAR PENDIDIKAN ADALAH TINDAKAN. Prosiding Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat. https://doi.org/10.24198/jppm.v2i2.13540
  • Ghani, S., & Zharfa, M. (2020). Pengaruh Penghapusan Ujian Nasional Terhadap Motivasi Belajar Perserta Didik Di Masa Pandemi. Jurnal Pendidikan Tematik, 1(3), 184–196.
  • Idris, I., & Idris, I. (2019). Emotional Freedom Technique Dalam Mengatasi Kecemasan Siswa Menghadapi Ujian. Tadbir: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam. https://doi.org/10.30603/tjmpi.v7i2.1115
  • Novita, N., Mellyzar, M., & Herizal, H. (2021). Asesmen Nasional (AN): Pengetahuan dan Persepsi Calon Guru. JISIP (Jurnal Ilmu Sosial Dan Pendidikan). https://doi.org/10.36312/jisip.v5i1.1568
  • Resti, Y., Zulkarnain, Z., & Kresnawati, E. S. (2020). Peningkatan Kemampuan Numerasi Melalui Pelatihan Dalam Bentuk Tes Untuk Asesmen Kompetensi Minimum Bagi Guru Sdit Auladi Sebrang Ulu II Palembang. Seminar Nasional AVoER 2020.
  • Rohim, D. C., Rahmawati, S., & Ganestri, I. D. (2021). Konsep Asesmen Kompetensi Minimum Meningkatkan Kemampuan Literasi Numerasi Sekolah Dasar untuk Siswa. Jurnal Varidika, 33(1), 54–62. https://doi.org/10.23917/varidika.v33i1.14993
Artikel ini memiliki

0 Komentar

Tinggalkan Komentar

 

Desember 2024
M S S R K J S
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
293031