Indonesia dikenal dengan kekayaan budayanya, termasuk tradisi bercerita yang telah diwariskan secara turun-temurun. Cerita rakyat seperti “Danau Toba” dan “Bawang Merah Bawang Putih” tidak hanya menghibur, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai moral dan budaya. Dalam konteks modern, aktivitas bercerita sebelum tidur menjadi lebih dari sekadar tradisi; ini adalah alat penting untuk menstimulasi perkembangan literasi anak sejak usia dini.
Literasi bukan hanya tentang kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga kemampuan memahami informasi, baik secara visual, lisan, maupun tertulis. Mengingat Indonesia menempati peringkat rendah dalam hal literasi global, penting bagi orang tua untuk mengambil langkah proaktif dalam menanamkan kebiasaan literasi sejak dini. Salah satu cara yang paling efektif adalah dengan rutin bercerita sebelum tidur.
Rutinitas sebelum tidur memberikan banyak manfaat bagi anak-anak, tidak hanya dalam hal kualitas tidur tetapi juga dalam perkembangan bahasa, keterikatan emosional dengan orang tua, dan fungsi keluarga secara keseluruhan. Ketika orang tua meluangkan waktu untuk bercerita, mereka tidak hanya membangun kedekatan emosional tetapi juga menstimulasi berbagai aspek perkembangan literasi anak, termasuk literasi informasi, visual, dan lisan.
Rutinitas ini penting dilakukan di era modern, di mana orang tua sering kali bekerja sepanjang hari dan hanya memiliki waktu terbatas untuk berinteraksi dengan anak. Dengan menjadikan cerita sebelum tidur sebagai kebiasaan, orang tua dapat memaksimalkan waktu berkualitas bersama anak sambil menanamkan cinta pada literasi.
Berdasarkan penelitian, rutinitas bercerita yang efektif terdiri dari dua tahapan utama: pra-bercerita dan saat bercerita. Pra-bercerita meliputi aktivitas membersihkan diri, berdoa, dan memilih media serta tema cerita. Tahapan ini mempersiapkan anak secara fisik dan mental untuk menikmati cerita yang akan disampaikan. Saat bercerita melibatkan pengenalan cerita, penggunaan media bercerita (seperti buku atau boneka), penguasaan cerita oleh orang tua, komunikasi isi cerita, dan memberi kesempatan kepada anak untuk ikut bercerita.
Setiap tahapan ini dirancang untuk meningkatkan keterlibatan anak dalam aktivitas bercerita, yang secara langsung berkontribusi pada perkembangan kemampuan literasi mereka. Anak tidak hanya mendengarkan, tetapi juga diajak untuk memahami, bertanya, dan bahkan mengulang cerita, yang membantu memperkaya kosakata dan kemampuan berpikir kritis mereka.
Literasi dini yang distimulasi melalui cerita sebelum tidur mencakup berbagai aspek. Literasi informasi diperoleh ketika anak mendapatkan pengetahuan baru dari cerita. Literasi visual berkembang saat anak membaca gambar dan mengenal simbol-simbol dalam buku cerita. Literasi lisan ditingkatkan melalui penambahan kosakata baru dan kemampuan anak untuk menceritakan kembali cerita yang didengar. Akhirnya, literasi terhadap teks tertulis diperoleh saat anak mulai mengenal huruf dan kata dari buku cerita yang dibacakan.
Penelitian menunjukkan bahwa kegiatan bercerita tidak hanya meningkatkan kemampuan berbahasa anak tetapi juga membantu dalam pengembangan karakter. Cerita yang mengandung nilai-nilai moral dapat menjadi sarana bagi orang tua untuk menanamkan sikap positif seperti disiplin, kemandirian, dan empati pada anak-anak mereka.
Meskipun bercerita sebelum tidur menawarkan banyak manfaat, tidak semua orang tua merasa mudah untuk melaksanakannya. Tantangan yang sering dihadapi termasuk kelelahan setelah bekerja, kurangnya keterampilan bercerita yang menarik, dan keterbatasan media bercerita. Selain itu, memilih cerita yang sesuai dengan usia dan minat anak juga menjadi tantangan tersendiri.
Untuk mengatasi hambatan ini, orang tua disarankan untuk memilih cerita yang sederhana namun menarik, serta menggunakan berbagai media seperti buku bergambar, boneka, atau bahkan teknologi digital yang sesuai. Latihan rutin juga dapat membantu orang tua meningkatkan kemampuan bercerita mereka, sehingga cerita yang disampaikan lebih hidup dan menarik bagi anak.
Mengoptimalkan literasi dini anak melalui cerita sebelum tidur adalah strategi yang sangat efektif, terutama bagi orang tua yang sibuk. Dengan menjadikan bercerita sebagai rutinitas harian, orang tua tidak hanya mendukung perkembangan literasi anak tetapi juga membangun kedekatan emosional yang kuat. Meskipun ada tantangan dalam pelaksanaannya, manfaat jangka panjang dari kebiasaan ini sangat signifikan dalam membentuk kemampuan literasi dan karakter anak.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mulai menerapkan rutinitas cerita sebelum tidur sebagai bagian dari upaya mereka dalam mendukung pendidikan dan perkembangan anak sejak dini.
Cek Buku Cerita Anak Islami – Serial Tarbiyah Jinsiyah – Pendidikan Seksual Dasar Bagi Anak – Soft Cover dengan harga Rp99.000. Dapatkan di Shopee sekarang! https://s.shopee.co.id/3L7SY9yltF?share_channel_code=1
Zaini, S.Pd.I M.PdKepala Sekolah
|
Tinggalkan Komentar