Minggu
24 November 2024
Admin
04 Sep 2024, 21:54 pm

Maulid Simthud Durar: Pesan Cinta Rasul yang Menggetarkan Hati, Keutamaan, dan Cara Membacanya


Pengantar

Maulid Simthud Durar adalah salah satu bacaan maulid yang sangat populer di kalangan umat Islam, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di seluruh dunia. Disusun oleh ulama besar, Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi, maulid ini mengandung kisah kelahiran, akhlak, dan keteladanan Rasulullah Muhammad ﷺ. Selain menjadi bacaan rutin pada perayaan Maulid Nabi di bulan Rabiul Awal, Simthud Durar juga menjadi wirid yang dihayati setiap saat oleh banyak pencinta Nabi. Artikel ini akan mengulas secara mendalam tentang sejarah penyusunannya, keutamaan yang terkandung, dan cara pembacaannya.


Sejarah dan Biografi Penyusun Maulid Simthud Durar

Maulid Simthud Durar disusun oleh Habib Ali bin Muhammad bin Husain al-Habsyi, seorang ulama yang dikenal dengan kecintaannya yang mendalam kepada Rasulullah ﷺ. Beliau lahir pada hari Jumat, 24 Syawal 1259 H (17 November 1843 M) di kota Qasam, Hadramaut, Yaman, dan wafat pada 20 Rabi’ul Akhir 1333 H (6 Maret 1915 M) di Seiwun, Hadramaut.

Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi tumbuh dalam lingkungan keluarga yang sangat religius dan berilmu. Sejak kecil, beliau sudah dikenal sebagai seorang pecinta Al-Qur’an dan memiliki ketertarikan mendalam terhadap ilmu agama. Kedua orang tuanya, yaitu Al-‘Arif billah Habib Muhammad bin Husin bin Abdullah al-Habsyi dan ibundanya, Syarifah Alawiyyah binti Husain bin Ahmad Al-Hadi al-Jufri, memberikan bimbingan dan pendidikan agama yang ketat dan penuh kasih sayang.

Di bawah bimbingan orang tua dan guru-gurunya di Hadramaut, Habib Ali mempelajari berbagai disiplin ilmu, termasuk ilmu kalam, tafsir, fiqih, dan tasawuf. Seiring berjalannya waktu, Habib Ali tidak hanya menjadi ulama yang berilmu, tetapi juga seorang pendakwah yang dihormati. Ceramah-ceramahnya yang memukau membuatnya memperoleh tempat khusus di hati umat Islam pada masanya.

Salah satu karya beliau yang paling terkenal adalah Simthud Durar fi Akhbar Maulidi Khairil Basyar wama Lahu min AkhlaqI wa Aushaf wa Siyar, yang dikenal sebagai Maulid Simthud Durar. Buku ini berisi puji-pujian dan kisah kelahiran Rasulullah, serta berbagai teladan dari keagungan akhlak beliau.

Keutamaan Membaca Maulid Simthud Durar

  1. Menghadirkan Kehadiran Spiritual Rasulullah Menurut Habib Ali al-Mantsur, membaca Maulid Simthud Durar seolah-olah membawa pembaca dan pendengarnya ke zaman Rasulullah. Maulid ini bukan sekadar bacaan sejarah, tetapi juga menghadirkan suasana spiritual yang mendalam, seakan-akan Rasulullah ﷺ hadir di tengah-tengah pembacanya. Habib Ali Al-Habsyi sendiri mengatakan: “Maulid Simthud Durar yang saya susun ini atas dasar niat yang benar, media yang baru, dan tidak diragukan bahwa sungguh ruh Rasulullah akan hadir saat membacanya.” Pernyataan ini menunjukkan keyakinan beliau bahwa setiap kali maulid ini dibaca, kehadiran Rasulullah menjadi lebih nyata dan terasa dalam hati umat Islam.
  2. Memperkuat Cinta dan Rasa Syukur kepada Rasulullah ﷺ Salah satu keutamaan besar dari membaca Simthud Durar adalah memperkuat kecintaan kepada Rasulullah. Melalui kisah-kisah tentang akhlak dan kehidupan Nabi, pembaca diajak untuk lebih mengenal sosok yang menjadi panutan utama dalam kehidupan seorang Muslim. Ini tidak hanya meningkatkan cinta, tetapi juga rasa syukur kepada Allah yang telah mengutus Nabi Muhammad sebagai pembawa risalah kebenaran.
  3. Mendapat Keberkahan dan Futuh (Pembukaan Pemahaman) Maulid ini dipercaya membawa keberkahan bagi yang membacanya dengan khusyuk. Banyak ulama yang menyatakan bahwa dengan rutin membaca Simthud Durar, seseorang akan mendapatkan futuh atau pembukaan pemahaman terhadap ilmu-ilmu agama. Seperti yang dialami oleh Habib Umar bin Idrus al-Idrus, yang melalui mimpi mendapat petunjuk bahwa kunci pembukaan ilmunya ada dalam Maulid Simthud Durar.
  4. Menguatkan Spiritualitas dan Memperoleh Syafaat Rasulullah ﷺ Simthud Durar juga menjadi salah satu cara untuk mendapatkan syafaat dari Rasulullah ﷺ di hari kiamat. Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi menyusun maulid ini dengan niat yang tulus, berharap setiap orang yang membacanya akan merasakan kehadiran Rasulullah dan mendapatkan syafaat beliau kelak.

Cara Membaca Maulid Simthud Durar

Tidak ada waktu khusus yang diwajibkan untuk membaca Maulid Simthud Durar, tetapi umumnya dibaca pada bulan Rabiul Awal, bulan kelahiran Nabi Muhammad ﷺ. Pembacaan ini dapat dilakukan kapan saja, kecuali di tempat-tempat yang kotor atau tidak layak.

Berikut adalah tata cara membaca Maulid Simthud Durar:

  1. Membaca Al-Fatihah
    Pembacaan dimulai dengan membaca Al-Fatihah yang dihadiahkan kepada Rasulullah ﷺ. Ini dilakukan untuk membuka majelis dan mengharapkan keberkahan.
  2. Membaca Al-Fatihah untuk Penyusun
    Setelah itu, Al-Fatihah dibaca lagi dan dihadiahkan kepada Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi, sebagai penghormatan kepada penyusun maulid.
  3. Doa Pembuka
    Doa pembuka biasanya berisi permohonan agar hati para pembaca menjadi lebih dekat dengan Allah, mendapatkan rahmat, dan dimasukkan ke dalam golongan orang-orang yang dicintai oleh Allah.
  4. Membaca Maulid
    Pembacaan dimulai dengan bacaan “Yâ Rabbi shalli” dan dilanjutkan dengan kisah-kisah yang terdapat dalam maulid. Pembacaan ini bisa dilakukan secara perorangan atau berkelompok, dengan dipimpin oleh seseorang yang memahami dan mampu melantunkan bacaan dengan baik.
  5. Penutup dengan Doa dan Shalawat
    Setelah selesai membaca, majelis ditutup dengan doa penutup dan pembacaan shalawat kepada Nabi Muhammad ﷺ.

Komentar Ulama tentang Maulid Simthud Durar

Simthud Durar mendapat banyak pujian dari para ulama. Di dalamnya terkandung pujian yang agung kepada Rasulullah, dan dikatakan sebagai maulid yang memiliki keistimewaan tersendiri bagi orang-orang yang hidup di era akhir zaman. Menurut Sayyid Ahmad bin Ali bin Alawi al-Habsyi, penulis kitab Syarah Simthid Durar, maulid ini berisi sifat-sifat agung dan akhlak mulia Rasulullah yang menjadi kekhususan bagi umat Islam.

Selain itu, Habib Ali al-Mantsur menggambarkan bahwa membaca Simthud Durar adalah seperti hujan yang tidak diketahui di mana letak keberkahannya, karena setiap bagian dari bacaan ini memiliki nilai yang tinggi dan tidak bisa ditentukan di mana letak kemuliaan dan keagungannya.

Kesimpulan

Maulid Simthud Durar lebih dari sekadar bacaan sejarah; ia adalah media spiritual yang mampu menghadirkan suasana cinta dan pengagungan kepada Rasulullah ﷺ. Melalui bacaan ini, umat Islam tidak hanya belajar tentang keteladanan Nabi, tetapi juga memperkuat ikatan hati dengan beliau. Dengan menghayati setiap kata dalam Simthud Durar, pembaca akan merasakan keberkahan yang mengalir, mendapatkan futuh dalam ilmu, dan insyaAllah meraih syafaat Rasulullah di akhirat kelak. Maka, jadikanlah Maulid Simthud Durar sebagai wirid yang dibaca dengan istiqamah agar semakin mengenal dan mencintai sosok manusia agung, Nabi Muhammad ﷺ.

Referensi:

Sunnatullah. (2021, Agustus 8). Shalawat/Wirid Maulid Simthud Durar: Penyusun, Keutamaan, dan Cara Pembacaannya. NU Online. Diakses dari https://islam.nu.or.id/shalawat-wirid/maulid-simthud-durar-penyusun-keutamaan-dan-cara-pembacaannya-RKQH3


Artikel ini memiliki 0 Komentar

Tinggalkan Komentar

 

Blog Guru Lihat Semua
Dibaca 197x
Lainnya
SEKOLAH

MI Nor Rahman Banjarmasin

Jl Kelayan B Gang Setiarahman RT 10 Kel. Kelayan Tengah Kec. Banjarmasin Selatan Kota Banjarmasin

Zaini, S.Pd.I M.Pd

Kepala Sekolah