Minggu
24 November 2024
Admin
01 Okt 2024, 13:28 pm

Analisis Kasus Penemuan Tujuh Jenazah di Kali Bekasi dan Hubungannya dengan Masalah Bimbingan Konseling di Sekolah

Kasus penemuan tujuh jenazah di Kali Bekasi ini menggambarkan masalah serius di kalangan remaja, khususnya terkait dengan perilaku berbahaya seperti tawuran. Masalah ini muncul karena berbagai faktor, seperti pengaruh lingkungan pergaulan yang negatif dan kurangnya pengawasan dari keluarga. Selain itu, peran sekolah dalam mendidik karakter remaja juga menjadi sorotan, terutama dalam pelajaran Bimbingan Konseling (BK). Pelajaran BK seharusnya membantu siswa memahami diri mereka, mengendalikan emosi, dan menjauhi perilaku menyimpang, namun pada kenyataannya, banyak siswa yang masih terlibat dalam masalah-masalah seperti ini.

Dalam kejadian ini, remaja yang tewas ditemukan setelah sebelumnya berkumpul dan diduga akan melakukan tawuran. Meski pihak kepolisian telah mencoba membubarkan mereka, tujuh remaja ini akhirnya melarikan diri dan ditemukan tewas di sungai. Kesaksian dari dua remaja yang selamat, Surya dan Mahesa, menunjukkan bahwa mereka merasa terdesak dan panik saat polisi datang. Ini juga menunjukkan bahwa mereka mungkin tidak punya keterampilan untuk menangani situasi yang penuh tekanan, sesuatu yang seharusnya bisa diantisipasi melalui pendidikan karakter di sekolah.

Masalah ini tidak hanya muncul dari kurangnya kontrol di rumah, tetapi juga mencerminkan adanya kekurangan dalam pendidikan karakter di sekolah. Dalam pelajaran BK, siswa seharusnya dibantu untuk mengenali bahaya dari perilaku kekerasan dan cara menghindarinya. Namun, banyak sekolah yang belum sepenuhnya efektif dalam mengajarkan hal ini. Peran guru BK menjadi sangat penting untuk membantu siswa menghadapi masalah sosial dan emosional yang mereka hadapi sehari-hari.

Solusi yang bisa dilakukan adalah memperkuat program BK di sekolah dengan lebih fokus pada pengembangan karakter dan keterampilan sosial siswa. Sekolah harus lebih proaktif dalam memberikan pemahaman tentang bahaya kekerasan dan pentingnya menjaga hubungan sosial yang sehat. Selain itu, pendekatan yang lebih personal dari guru BK kepada setiap siswa juga penting, agar mereka merasa didengar dan dipahami.

Kasus ini juga menjadi pengingat bahwa pendidikan tidak hanya tentang pelajaran akademis, tetapi juga tentang membentuk karakter yang baik. Dengan pendidikan yang lebih terarah, diharapkan kejadian seperti ini tidak terulang lagi, dan remaja bisa tumbuh menjadi individu yang lebih bijak dan mampu menghindari bahaya dari pergaulan yang salah.

Artikel ini memiliki 0 Komentar

Tinggalkan Komentar

 

Blog Guru Lihat Semua
Dibaca 89x
Lainnya
SEKOLAH

MI Nor Rahman Banjarmasin

Jl Kelayan B Gang Setiarahman RT 10 Kel. Kelayan Tengah Kec. Banjarmasin Selatan Kota Banjarmasin

Zaini, S.Pd.I M.Pd

Kepala Sekolah