Oleh : Muhammad Hafiz Ansyari
Sebagai seorang guru honorer di madrasah atau lebih tepatnya di Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Nor Rahman Banjarmasin, saya ingin menyampaikan ucapan selamat yang tulus kepada Presiden terpilih Republik Indonesia, Bapak Prabowo Subianto. Pelantikan yang telah berlangsung pada 20 Oktober 2024 menandai babak baru dalam sejarah kepemimpinan Indonesia. Bagi kami, para pendidik, ini adalah momen yang membawa harapan besar, khususnya dalam bidang pendidikan formal dan informal. Saya berharap di bawah kepemimpinan beliau, pendidikan di Indonesia, baik di sekolah negeri maupun swasta, akan mengalami perbaikan signifikan.
Pendidikan adalah salah satu pilar utama kemajuan suatu bangsa. Dalam pidato perdana yang disampaikan Presiden Prabowo Subianto, beliau menekankan pentingnya swasembada pangan dan pembangunan ekonomi. Namun, sebagai pendidik, saya berharap bahwa perhatian yang sama besar juga diberikan kepada bidang pendidikan. Negara ini tidak akan dapat mencapai swasembada atau ketahanan dalam bidang apa pun tanpa generasi muda yang berakhlak baik, cerdas, dan terdidik dengan baik. Pendidikan tidak hanya menyangkut kemampuan akademis, tetapi juga pembentukan karakter dan akhlak generasi penerus.
Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang berada di garis depan dalam mencetak generasi bangsa. Namun, sangat disayangkan bahwa masih banyak di antara kami, terutama yang bekerja di lembaga-lembaga pendidikan swasta atau madrasah, yang belum mendapatkan perhatian yang layak. Di sinilah letak harapan kami sebagai guru honorer kepada pemerintah yang baru, di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.
Sejak lama, kami, guru-guru honorer di madrasah dan sekolah swasta, merasakan adanya ketimpangan dalam perlakuan dan perhatian pemerintah. Para guru di sekolah-sekolah negeri umumnya mendapatkan fasilitas dan insentif yang lebih baik dibandingkan dengan kami yang mengabdi di madrasah atau sekolah swasta. Padahal, baik guru di negeri maupun swasta, kami memiliki tanggung jawab yang sama besar dalam mendidik anak-anak bangsa.
Harapan besar saya adalah pemerintah di bawah pimpinan Bapak Prabowo dapat menghapus ketidakadilan ini. Kami tidak meminta lebih dari apa yang pantas, hanya keadilan dan perhatian yang sama terhadap perjuangan kami. Sebab, bagaimana pun, pendidikan yang berkualitas tidak boleh dibatasi oleh apakah sekolah itu negeri atau swasta. Generasi penerus bangsa yang kami didik berhak mendapatkan pendidikan yang sama baiknya, terlepas dari di mana mereka belajar.
Selain perhatian yang adil antara guru negeri dan swasta, saya berharap ada peningkatan kesejahteraan dan status sosial bagi kami, para guru honorer. Saat ini, masih banyak guru honorer yang belum mendapatkan kepastian status atau gaji yang layak, terutama di lembaga pendidikan seperti madrasah. Padahal, tugas kami sama pentingnya dengan guru-guru yang telah berstatus pegawai negeri sipil (PNS).
Presiden Prabowo, dalam janji dan sumpah yang beliau ucapkan, bertekad untuk menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab demi kepentingan seluruh rakyat Indonesia, termasuk kami para pendidik. Kami berharap bahwa di masa kepemimpinan beliau, tidak ada lagi diskriminasi terhadap guru-guru honorer, dan ada kebijakan nyata yang mampu mengangkat kesejahteraan kami. Kesejahteraan guru yang terjamin akan mendorong kami untuk semakin giat dalam mendidik generasi penerus bangsa.
Dalam pidato perdananya, Presiden Prabowo juga mengingatkan kita tentang pentingnya keberanian dan pengorbanan dalam membangun bangsa. Sebagai guru madrasah, saya ingin menekankan bahwa pendidikan tidak hanya soal ilmu pengetahuan, tetapi juga tentang pembentukan akhlak dan karakter. Tidak akan ada keberhasilan sejati tanpa generasi yang memiliki akhlak yang baik.
Saat ini, Indonesia dihadapkan pada tantangan besar dalam bidang moral dan karakter generasi mudanya. Oleh karena itu, saya berharap pemerintah juga memberikan perhatian lebih terhadap pendidikan karakter, baik melalui kurikulum formal maupun kegiatan-kegiatan pendidikan informal. Sebagai negara dengan beragam agama dan budaya, kita perlu menanamkan nilai-nilai luhur kepada anak-anak kita sejak dini. Madrasah dan lembaga-lembaga pendidikan Islam lainnya memiliki peran penting dalam hal ini, namun membutuhkan dukungan lebih dari pemerintah.
Salah satu poin penting dalam pidato Presiden Prabowo adalah ajakan untuk menghadapi kenyataan bahwa masih banyak rakyat Indonesia yang belum merasakan hasil dari kemerdekaan, termasuk di bidang pendidikan. Masih ada anak-anak yang tidak bisa bersekolah karena berbagai keterbatasan, mulai dari akses pendidikan hingga biaya sekolah. Sebagai guru yang melihat langsung kondisi di lapangan, saya berharap pemerintah yang baru mampu menghadirkan kebijakan yang benar-benar dapat mengatasi kesenjangan pendidikan ini.
Kami membutuhkan program-program yang tidak hanya berfokus pada infrastruktur fisik, tetapi juga pada akses yang merata dan berkualitas bagi semua anak Indonesia. Hal ini penting, karena jika masih ada anak-anak yang tidak mendapatkan pendidikan yang layak, maka cita-cita kita untuk membangun bangsa yang maju dan berakhlak mulia akan sulit tercapai.
Pada akhirnya, sebagai guru honorer madrasah, saya memiliki harapan besar kepada Presiden Prabowo Subianto dan wakil presiden Gibran Rakabuming Raka. Kami percaya bahwa kepemimpinan mereka dapat membawa angin segar bagi dunia pendidikan Indonesia. Saya berharap agar pendidikan di Indonesia, baik formal maupun informal, mendapatkan perhatian yang lebih serius, dan kami, para guru honorer, bisa mendapatkan hak-hak yang setara dengan guru-guru lainnya. Sebab, negara yang besar hanya bisa terwujud jika generasi penerusnya cerdas, berakhlak mulia, dan mendapat pendidikan yang layak.
Semoga pemerintahan baru ini dapat memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia dan membawa masa depan yang lebih cerah bagi seluruh anak bangsa.
Selamat bertugas, Pak Prabowo!
Tinggalkan Komentar