Dalam beberapa hari terakhir, wilayah Kalimantan Selatan mengalami peningkatan kelembapan udara yang signifikan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor Banjarmasin telah mengeluarkan peringatan dini terkait potensi cuaca ekstrem. Fenomena ini disebabkan oleh penguatan Monsun Asia serta aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO) yang tengah aktif di barat Indonesia. Kondisi ini meningkatkan risiko hujan lebat hingga sangat lebat yang berpotensi menyebabkan bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, dan angin kencang.
Menurut BMKG, beberapa faktor utama yang menyebabkan cuaca ekstrem di wilayah ini meliputi:
BMKG memperingatkan bahwa beberapa wilayah di Kalimantan Selatan berisiko tinggi mengalami cuaca ekstrem dalam periode 28–30 Januari 2025. Wilayah yang terdampak antara lain:
Selain hujan lebat, masyarakat di sekitar Muara Sungai Barito dan Perairan Kotabaru diimbau untuk mewaspadai banjir pesisir (banjir rob) yang diprediksi terjadi dari 28 Januari hingga 3 Februari 2025. Ketinggian pasang maksimum diperkirakan mencapai 2,4 – 2,8 meter, berpotensi menimbulkan banjir di daerah pesisir.
Untuk mengurangi dampak buruk dari cuaca ekstrem ini, BMKG memberikan beberapa rekomendasi:
Peringatan dini dari BMKG menunjukkan bahwa dalam beberapa hari ke depan, Kalimantan Selatan berpotensi mengalami cuaca ekstrem yang dapat menyebabkan berbagai bencana hidrometeorologi. Dengan memahami faktor penyebab, wilayah terdampak, serta langkah mitigasi yang dapat dilakukan, masyarakat dan pemerintah dapat lebih siap menghadapi kondisi cuaca yang tidak menentu ini. Oleh karena itu, penting bagi semua pihak untuk selalu memperbarui informasi dan mengikuti arahan dari BMKG guna mengurangi risiko serta dampak dari cuaca ekstrem ini.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. (2025, 28 Januari). Press Release: Peringatan Cuaca Ekstrem di Kalimantan Selatan. BMKG Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor Banjarmasin.
Tinggalkan Komentar