Info Sekolah
Minggu, 22 Des 2024
  • Selamat Datang Di Website Resmi MI NOR RAHMAN Banjarmasin
  • Selamat Datang Di Website Resmi MI NOR RAHMAN Banjarmasin
24 Juli 2024

Al-Wirdul Lathif: Pengarang, Keutamaan, dan Cara Mengamalkannya

Rab, 24 Juli 2024 Dibaca 722x

Al-Wirdul Lathif adalah kumpulan shalawat dan dzikir yang disusun oleh Al-Imam al-Habib Abdullah bin ‘Alawi al-Haddad, yang juga menyusun Ratib al-Haddad. Allah SWT memerintahkan manusia untuk berdzikir pada waktu pagi dan sore, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an, seperti pada QS Qaf: 39 dan QS Al-Ahzab: 41-42.

Pentingnya Dzikir Pagi dan Sore

Waktu pagi dan sore memiliki rahasia tersendiri dalam pelaksanaan dzikir. Oleh karena itu, kita dianjurkan untuk tidak melewatkan waktu tersebut tanpa berdzikir. Banyak ulama yang menyusun kumpulan dzikir untuk waktu pagi dan sore, salah satunya adalah al-Wirdul Lathif fi Adzkar as-Shabah wa al-Masa’.

Pengarang Al-Wirdul Lathif

Al-Wirdul Lathif disusun oleh Al-Imam al-Habib Abdullah bin ‘Alawi al-Haddad, seorang Wali Quthub di zamannya. Nama “al-Wirdul Lathif” berarti “wirid yang ringan” karena isi dzikir dalam wirid ini cenderung pendek dan ringkas dibandingkan dengan al-Wirdul Kabir, yang memiliki isi dzikir yang lebih panjang dan banyak.

Waktu dan Cara Membaca Al-Wirdul Lathif

Al-Wirdul Lathif dibaca dua kali sehari, yaitu pada waktu pagi dan sore. Menurut al-Imam al-Haddad, waktu sore dimulai dengan tergelincirnya matahari, dan waktu pagi dimulai setelah separuh atau sepertiga malam terakhir. Dzikir pagi dapat dilakukan sebelum fajar dan setelahnya hingga matahari terbit terang, sedangkan dzikir sore dapat dilakukan mulai dari sore hingga awal malam.

Faedah Dzikir dalam Al-Wirdul Lathif

Dzikir dalam al-Wirdul Lathif berasal dari ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits Nabi. Setiap bacaan dzikir memiliki manfaat tersendiri yang dijelaskan dalam hadits. Misalnya, dzikir berikut:

“Barangsiapa di pagi hari melafalkan: ‘Allâhumma mâ ashbaha bî min ni’matin fa minka wahdaka lâ syarîka laka, fa lakal hamdu wa lakas syukru,’ maka dia telah melaksanakan wujud syukur di hari itu. Dan barang siapa yang melafalkan kalimat tersebut di sore hari, maka ia telah melaksanakan wujud syukur di malam itu” (HR. Abu Daud).

Selain itu, ada juga dzikir Sayyidul Istighfar yang dijelaskan oleh Rasulullah SAW dalam hadits riwayat Al-Bukhari, yang menyebutkan bahwa barangsiapa melafalkannya di siang hari dengan yakin, lalu meninggal sebelum malam, maka dia termasuk penghuni surga, dan sebaliknya jika dibaca di malam hari dan meninggal sebelum pagi.

Keutamaan Membaca Al-Wirdul Lathif

Membaca al-Wirdul Lathif memiliki banyak keutamaan. Para ulama menulis kitab khusus untuk menjelaskan keutamaan membaca wirid ini, seperti al-Wardu al-Qathif min Fadhaili al-Wirdul Lathif dan Mursyid adz-Dzarif ila Fawaid al-Wirdul Lathif. Kitab-kitab ini menegaskan bahwa al-Wirdul Lathif adalah wirid yang besar manfaatnya dan dapat menentramkan hati.

Semoga kita bisa istiqamah dalam membaca al-Wirdul Lathif dan mendapatkan berkah dari penyusunnya serta para ulama yang mengamalkannya. Amin yaa Rabbal ‘alamin.

Referensi

  • Zainal Abidin, M. Ali. (2020, March 28). Al-Wirdul Lathif: Pengarang, Keutamaan, dan Cara Mengamalkannya. NU Online. Retrieved from NU Online
Artikel ini memiliki

0 Komentar

Tinggalkan Komentar

 

Desember 2024
M S S R K J S
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
293031