Menjelang perayaan Hari Raya Idul Fitri 1445 H, ada beberapa anjuran sunnah yang dianjurkan untuk dipraktikkan pada momen ini. Salah satunya adalah meningkatkan kegiatan membaca takbir. Anjuran ini didasarkan pada ajaran Allah SWT dalam firman-Nya,
وَلِتُكۡمِلُواْ ٱلۡعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُواْ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمۡ وَلَعَلَّكُمۡ تَشۡكُرُونَ
Artinya, “Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (QS. Al-Babqarah [2]: 185)
Menurut NU Online, dalam sebuah artikel berjudul “8 Kesunnahan saat Idul Fitri dan Penjelasannya” dan “Lafal Lengkap Takbir pada Malam dan Hari Raya Id”, dianjurkan untuk membaca takbir Idul Fitri mulai dari masuknya malam 1 Syawwal hingga saat imam memulai shalat Id dengan takbiratul ihram bagi yang shalat berjamaah, atau hingga seseorang melakukan takbir shalat Id bagi yang tidak shalat berjamaah. Namun, ada pendapat lain yang menyebutkan bahwa batas akhir pembacaan takbir adalah hingga waktu yang dianjurkan untuk melaksanakan shalat Id.
Bacaan takbir Idul Fitri dibagi menjadi dua jenis, yaitu takbir muqayyad dan takbir mursal. Takbir muqayyad adalah takbir yang dianjurkan dibaca setiap kali setelah menyelesaikan shalat, baik itu shalat fardhu maupun sunnah. Sedangkan takbir mursal adalah takbir yang dapat dibaca kapan saja dan di mana saja.
Berikut ini adalah lafal lengkap takbir Idul Fitri. Takbir ini dilafalkan sebanyak tiga kali, sesuai dengan penjelasan Imam An-Nawawi dalam Kitab Al-Majmu’, Syarhul Muhadzdzab:
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ
Allāhu akbar, Allāhu akbar, Allāhu akbar.
Artinya, “Allah maha besar, Allah maha besar, Allah maha besar.”
Selain tiga takbir tersebut, kita juga menambahkannya dengan dzikir sebagaimana dzikir-takbir yang diajarkan oleh Rasulullah SAW di bukit Shafa, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.
للهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الِلّٰهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الكَافِرُوْنَ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الاَحْزَابَ وَحْدَهُ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ
Allāhu akbar kabīrā, walhamdu lillāhi katsīrā, wa subhānallāhi bukratan wa ashīlā, lā ilāha illallāhu wa lā na‘budu illā iyyāhu mukhlishīna lahud dīna wa law karihal kāfirūn, lā ilāha illallāhu wahdah, shadaqa wa‘dah, wa nashara ‘abdah, wa hazamal ahzāba wahdah, lā ilāha illallāhu wallāhu akbar.
Artinya, “Allah maha besar. Segala puji yang banyak bagi Allah. Maha suci Allah pagi dan sore. Tiada tuhan selain Allah. Kami tidak menyembah kecuali kepada-Nya, memurnikan bagi-Nya sebuah agama meski orang kafir tidak menyukainya. Tiada tuhan selain Allah yang esa, yang menepati janji-Nya, membela hamba-Nya, dan sendiri memorak-porandakan pasukan musuh. Tiada tuhan selain Allah. Allah maha besar.”
Adapun lafal takbir yang sering dibaca masyarakat sebagai berikut tidak jadi masalah. Lafal takbir itu cukup baik untuk dibaca.
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ
Allāhu akbar, Allāhu akbar, Allāhu akbar. Lā ilāha illallāhu wallāhu akbar. Allāhu akbar wa lillāhil hamdu.
Artinya, “Allah maha besar, Allah maha besar, Allah maha besar. Tiada tuhan selain Allah. Allah maha besar. Segala puji bagi-Nya.”
Sumber: https://www.nu.or.id/nasional/bacaan-takbiran-idul-fitri-arab-latin-dan-artinya-Zjrip
Alhamdulillah, dan terimakasih, informasi yg sangat bermanfaat. Jazakumullahu khairan katsiran
Tinggalkan Komentar