Malam Nisfu Syaban dianggap sebagai momen penting untuk meningkatkan ibadah, sebagaimana disarankan oleh Rasulullah SAW. Nisfu Syaban jatuh pada pertengahan bulan Syaban, tepatnya pada tanggal 15 Syaban dalam kalender Hijriah. Rasulullah SAW menganjurkan umat Islam untuk beribadah pada malam sebelum Nisfu Syaban.
Dalam riwayat Ali bin Abi Thalib RA, disebutkan bahwa Rasulullah SAW menyatakan pentingnya melakukan ibadah pada malam tersebut, termasuk salat tahajud pada sepertiga malam. Pada malam Nisfu Syaban, Allah SWT dikatakan memberikan rahmat-Nya, mengampuni dosa kaum mukminin, menangguhkan hukuman bagi orang kafir, dan mengabaikan para pendengki.
Menurut kalender Hijriah Indonesia 2024, malam Nisfu Syaban di tahun ini jatuh pada malam Ahad tanggal 24 Februari 2024.
Rasulullah SAW juga mengajarkan bahwa Allah SWT pada sepertiga malam terakhir setiap malam menjawab doa hamba-Nya. Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan untuk memanfaatkan malam Nisfu Syaban dengan beribadah, termasuk salat tahajud dan berdoa.
Malam Nisfu Syaban juga dikenal sebagai “malam dijabahnya doa,” dan umat Islam disarankan untuk membaca surah Yasin sebanyak tiga kali, diikuti dengan doa-doa tertentu seperti doa panjang umur, doa menolak bala, dan doa hanya berharap pada Allah SWT. Salah satu doa yang disarankan adalah:
“Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf lagi Maha Pemurah, Engkau suka memaafkan maka maafkanlah aku. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon maaf, afiyah, dan keselamatan yang terus-menerus dalam agama dan dunia serta akhirat.”
Malam Nisfu Syaban diisi dengan amalan-amalan yang bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memohon ampunan serta rahmat-Nya.
Salah satu amaliyah istimewa adalah amaliyah nisfu sya’ban (separuh bulan sya’ban). Nisfu sya’ban termasuk waktu istimewa yang diajarkan Rasulullah SAW, sehingga Orang Sholeh terdahulu selalu mengajak jamaahnya untuk melakukan amalan dan doa.
Indahnya nisfu sya’ban bagi Orang Sholeh terdahulu akan jadi salah satu kunci sukses hidup, baik di dunia maupun di akhirat. Sebagaimana dikutip dari kitab ‘Al-Imdad fi Auraadi Ahlilwidad’ dijelaskan ada amalan-amalan dan doa khusus yang bisa dijalankan saat nisfu sya’ban.
Pertama, dimulai dengan membaca basmalah.
بسم الله الرحمٰٓن الرحيم
Kedua, kemudian membaca Surah Yasin sebanyak 3 kali setelah melaksanakan shalat sunat ba’diyah Maghrib. Cara niat membaca Yasin sebagaimana berikut.
Niat membaca surah yasin yang pertama; “Ya Allah ya tuhanku, ampunilah segala dosa ku dan dosa ibu bapakku dan dosa keluargaku dan dosa tetanggaku dan dosa muslimin dan muslimat. Panjangkanlah umurku di dalam taat ibadah kepada engkau dan kuatkanlah imanku dengan berkat surah Yasin.”
Setelah selesai membaca surah Yasin, jangan lupa membaca do’a Nifsu Syaban. Setelah selesai membaca do’a Nifsu syaban, lalu membaca surah yasin yang kedua.
Niat membaca surah yasin yang kedua: “Ya Allah, ya tuhanku. Ampunilah segala dosaku dan dosa ibu bapakku dan dosa keluargaku dan dosa tetanggaku dan dosa muslimin dan dosa muslimat, dan peliharakanlah diriku dari segala kebinasaan dan penyakit, dan kabulkanlah hajatku dengan berkah surah yasin.”
Setelah selesai membaca surah Yasin yang kedua, jangan lupa membaca do’a nisfu syaban. Setelah selesai membaca do’a nisfu sya’ban, lalu membaca surah yasin yang ketiga.
Niat membaca surah Yasin yang ketiga: “Ya Allah ya tuhanku, ampunilah segala dosaku dan dosa muslimin dan muslimat, dan kayakanlah hatiku dari segala mahkluk dan berilah aku dan keluargaku dan tetanggaku husnul khatimah dengan berkah surah Yasin.”
Setelah selesai membaca Yasin yang ketiga, jangan lupa membaca do’a nisfu sya’ban pula, kemudian menunggu datangnya waktu sholat isya.
Ketiga, setelah selesai sholat Isya, kemudian dilanjutkan dengan shalat sunnat hajat dan shalat sunnat Tasbih, setelah selesai sholat tasbih dilanjutkan dengan membaca Tasbih Nabi Yunus sebanyak 2375 kali.
Tasbih Nabi Yunus sebagaimana berikut ini:
لاَإِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ سُبْحَا نَكَ إِنّيِ كُنْتُ مِنَ الظّالِمِيْنَ
Para ulama memberikan penjelasan terkait tasbih Nabi Yunus ini. “Barangsiapa membaca tasbih Nabi Yunus tersebut sebanyak 2375 kali di malam Nisfu Sya’ban, Insya Allah selamat dan aman ia di dalam setahun itu daripada bala, bencana dan kesusahan sampai nisfu sya’ban tahun mendatang,”
Keempat, adapun doanya sebagaimana berikut.
اللَهُمَّ يَا ذَا المَنِّ وَلَا يُمَنُّ عَلَيْكَ يَا ذَا الجَلَالِ وَالإِكْرَامِ يَا ذَا الطَوْلِ وَالإِنْعَامِ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ ظَهْرَ اللَّاجِيْنَ وَجَارَ المُسْتَجِيْرِيْنَ وَمَأْمَنَ الخَائِفِيْنَ اللَهُمَّ إِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِي عِنْدَكَ فِي أُمِّ الكِتَابِ شَقِيًّا أَوْ مَحْرُومًا أَوْ مُقْتَرًّا عَلَيَّ فِي الرِزْقِ، فَامْحُ اللَّهُمَّ فِي أُمِّ الكِتَابِ شَقَاوَتِي وَحِرْمَانِي وَاقْتِتَارَ رِزْقِي، وَاكْتُبْنِي عِنْدَكَ سَعِيْدًا مَرْزُوْقًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرَاتِ فَإِنَّكَ قُلْتَ وَقَوْلُكَ الحَقُّ فِي كِتَابِكَ المُنْزَلِ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّكَ المُرْسَلِ “يَمْحُو اللهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الكِتَابِ” وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالحَمْدُ لِلهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ
Allâhumma yâ dzal manni wa lâ yumannu ‘alaik, yâ dzal jalâli wal ikrâm, yâ dzat thawli wal in‘âm, lâ ilâha illâ anta zhahral lâjîn wa jâral mustajîrîn wa ma’manal khâ’ifîn. Allâhumma in kunta katabtanî ‘indaka fî ummil kitâbi syaqiyyan aw mahrûman aw muqtarran ‘alayya fir rizqi, famhullâhumma fî ummil kitâbi syaqâwatî wa hirmânî waqtitâra rizqî, waktubnî ‘indaka sa‘îdan marzûqan muwaffaqan lil khairât. Fa innaka qulta wa qawlukal haqqu fî kitâbikal munzal ‘alâ lisâni nabiyyikal mursal, “yamhullâhu mâ yasyâ’u wa yutsbitu, wa ‘indahû ummul kitâb” wa shallallâhu ‘alâ sayyidinâ muhammad wa alâ âlihî wa shahbihî wa sallama, walhamdu lillâhi rabbil ‘alamîn.
Artinya: “Wahai Tuhanku yang maha pemberi, engkau tidak diberi. Wahai Tuhan pemilik kebesaran dan kemuliaan. Wahai Tuhan pemberi segala kekayaan dan segala nikmat. Tiada tuhan selain Engkau, kekuatan orang-orang yang meminta pertolongan, lindungan orang-orang yang mencari perlindungan, dan tempat aman orang-orang yang takut. Tuhanku, jika Kau mencatatku di sisi-Mu pada Lauh Mahfuzh sebagai orang celaka, sial, atau orang yang sempit rezeki, maka hapuskanlah di Lauh Mahfuzh kecelakaan, kesialan, dan kesempitan rezekiku.
Catatlah aku di sisi-Mu sebagai orang yang mujur, murah rezeki, dan taufiq untuk berbuat kebaikan karena Engkau telah berkata–sementara perkataan-Mu adalah benar–di kitabmu yang diturunkan melalui ucapan Rasul utusan-Mu, ‘Allah menghapus dan menetapkan apa yang Ia kehendaki. Di sisi-Nya Lauh Mahfuzh.’
Semoga Allah memberikan shalawat kepada Sayyidina Muhammad SAW dan keluarga beserta para sahabatnya. Segala puji bagi Allah SWT.” Itulah doa nisfu sya’ban
Dijelaskan pula, doa ini bersumber dari Kitab Maslakul Akyar karya Mufti Betawi Sayyid Utsman bin Yahya.
Sebagai catatan, dhamir (kata ganti) mufrad/tunggal pada doa ini dapat diganti menjadi dhamir jamak bila dibaca berjamaah.
Tinggalkan Komentar