Info Sekolah
Kamis, 19 Sep 2024
  • Selamat Datang Di Website Resmi MI NOR RAHMAN Banjarmasin
  • Selamat Datang Di Website Resmi MI NOR RAHMAN Banjarmasin
17 September 2024

Curahan Hati Seorang Guru: Menemukan Jalan untuk Mengatur Siswa yang Sulit Tertib di Madrasah

Sel, 17 September 2024 Dibaca 14x

Oleh : Muhammad Hafiz Ansyari

Sebagai seorang guru di MIS Nor Rahman, saya tidak bisa memungkiri bahwa tantangan dalam mendidik generasi muda saat ini semakin berat. Setiap hari, saya menghadapi situasi yang membuat hati saya resah dan pikiran saya terus-menerus mencari solusi. Siswa-siswa sekarang, entah mengapa, seringkali sulit diatur, terutama ketika ada kegiatan-kegiatan penting yang melibatkan kedisiplinan seperti shalat Dzuhur berjamaah, kegiatan rutin pagi, atau Jumat Taqwa. Dalam banyak kasus, mereka baru bisa diarahkan jika kami, para guru, menggunakan nada tinggi atau bahkan berteriak. Mengapa situasi ini terjadi? Apakah ada solusi untuk mengatasi tantangan yang semakin membesar ini?

Transformasi Sikap Anak-anak dari Masa ke Masa

Jika kita membandingkan siswa-siswa saat ini dengan generasi sebelumnya, perbedaan sikap dan perilaku terlihat begitu mencolok. Dulu, siswa lebih patuh kepada otoritas guru, mendengar tanpa banyak bicara, dan mematuhi instruksi dengan disiplin yang tinggi. Namun, entah apa yang terjadi dengan perkembangan zaman, sikap tersebut seolah semakin memudar.

Dalam kegiatan-kegiatan penting seperti shalat Dzuhur berjamaah di madrasah, saya sering mendapati siswa yang tidak langsung bersiap ketika waktu shalat tiba. Alih-alih langsung berbaris dengan rapi, mereka lebih suka bercanda dan berbicara dengan teman sebaya mereka. Hal serupa terjadi dalam kegiatan pagi atau Jumat Taqwa. Kedisiplinan yang seharusnya menjadi dasar dalam kegiatan-kegiatan ini tampak tergeser oleh kelalaian dan ketidakpedulian.

Sebagai guru, ini sangat melelahkan. Terpaksa menaikkan nada suara atau bahkan berteriak bukanlah metode yang diinginkan. Namun, situasi sering kali memaksa. Bahkan, ketika suara mulai meninggi, barulah siswa terlihat mulai patuh. Tapi ini tentu bukan solusi yang sehat dan efektif dalam jangka panjang.

Faktor Penyebab Perubahan Sikap Siswa

Ada beberapa faktor yang mungkin menjadi penyebab perubahan sikap siswa-siswa madrasah saat ini:

  1. Pengaruh Lingkungan Sosial dan Teknologi
    Anak-anak zaman sekarang tumbuh di tengah arus teknologi dan informasi yang begitu deras. Gawai, internet, dan media sosial memberikan akses yang tak terbatas pada berbagai konten, baik yang positif maupun negatif. Hal ini secara tidak langsung mempengaruhi pola pikir dan sikap mereka. Banyak siswa menjadi lebih individualistis, kurang menghargai otoritas, dan lebih mudah tergoda oleh hiburan instan dibandingkan kegiatan yang mengandung nilai-nilai religius dan kedisiplinan.
  2. Kurangnya Keteladanan dari Lingkungan Terdekat
    Keluarga merupakan lembaga pendidikan pertama dan utama bagi seorang anak. Namun, seiring dengan tekanan ekonomi dan sosial, tidak semua orang tua memiliki cukup waktu atau energi untuk memberikan pendidikan moral dan religius yang cukup kepada anak-anak mereka. Alhasil, siswa datang ke sekolah dengan sikap yang kurang menghargai nilai-nilai kedisiplinan, etika, dan sopan santun.
  3. Perubahan Sistem Pendidikan yang Lebih Longgar
    Sistem pendidikan yang saat ini diterapkan cenderung lebih lunak dalam hal kedisiplinan. Hukuman fisik yang dulu sering digunakan untuk mendisiplinkan siswa, sekarang sudah dilarang keras. Meski demikian, tidak semua siswa dapat didisiplinkan dengan pendekatan yang lebih lembut. Sebagian besar justru merasa “bebas” dan akhirnya tidak menaruh respek kepada aturan yang ada.

Tantangan Guru dalam Mendisiplinkan Siswa

Sebagai guru, tugas mendidik seharusnya menjadi salah satu tugas paling mulia. Namun, ketika siswa sulit diatur, beban itu terasa semakin berat. Setiap hari, energi kami terkuras hanya untuk membuat mereka patuh pada hal-hal mendasar seperti shalat berjamaah atau mengikuti kegiatan rutin pagi dengan tertib.

Sering kali, saya bertanya-tanya: Apakah ini salah saya sebagai guru? Apakah ada cara yang lebih efektif untuk menghadapi mereka? Mengapa mereka hanya mau mendengar saat kami, para guru, harus mengeraskan suara dan menunjukkan ketegasan yang sebenarnya tidak nyaman?

Mencari Solusi untuk Menemukan Jalan Keluar

Meskipun tantangan ini terasa besar, saya tetap yakin bahwa selalu ada solusi untuk setiap masalah. Ada beberapa langkah yang bisa dicoba untuk mengembalikan kedisiplinan dan ketertiban di madrasah:

  1. Pendidikan Karakter yang Berkelanjutan
    Siswa perlu dibekali pendidikan karakter yang kuat, baik di rumah maupun di sekolah. Nilai-nilai seperti tanggung jawab, kedisiplinan, dan rasa hormat harus ditanamkan sejak dini. Guru dan orang tua harus bersinergi dalam mengajarkan pentingnya taat pada aturan dan menghormati waktu. Kegiatan-kegiatan yang sifatnya membangun kebersamaan dan memperkuat hubungan antara siswa dan guru juga dapat meningkatkan rasa saling menghormati.
  2. Keteladanan Guru dan Orang Dewasa di Sekitar
    Guru bukan hanya seorang pengajar, tapi juga teladan bagi siswa. Kita tidak bisa hanya meminta mereka untuk disiplin tanpa memberikan contoh yang nyata. Disiplin bukan hanya soal memberikan perintah, tapi juga tentang bagaimana kita sebagai guru menunjukkan bahwa kita juga taat pada aturan yang sama. Selain itu, peran orang tua di rumah juga sangat besar. Mereka harus menjadi contoh yang baik dalam hal kedisiplinan dan sikap menghormati aturan.
  3. Pendekatan yang Lebih Personal
    Terkadang, siswa sulit diatur karena mereka merasa kurang mendapatkan perhatian secara personal. Guru perlu mencoba mendekati siswa secara individu, mendengarkan masalah mereka, dan memberikan solusi yang sesuai dengan karakter masing-masing. Dengan pendekatan ini, siswa akan merasa lebih dihargai dan diakui, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kedisiplinan mereka.
  4. Memperkuat Hubungan dengan Orang Tua
    Salah satu cara paling efektif untuk mendisiplinkan siswa adalah dengan melibatkan orang tua secara aktif. Pertemuan rutin antara guru dan orang tua dapat digunakan untuk membahas perkembangan siswa, termasuk perilaku mereka di sekolah. Orang tua perlu tahu apa yang terjadi di madrasah, dan guru juga perlu mendengar masukan dari orang tua terkait dengan kondisi siswa di rumah.

Menatap Masa Depan dengan Harapan

Sebagai seorang guru di MIS Nor Rahman, saya tidak akan menyerah begitu saja. Meskipun tantangan yang dihadapi saat ini terasa berat, saya yakin bahwa dengan usaha bersama dan perubahan pendekatan, kita bisa menciptakan lingkungan yang lebih baik untuk siswa-siswa kita. Kedisiplinan bukanlah sesuatu yang instan, tapi proses yang harus dijalani dengan sabar dan penuh kesadaran.

Saya percaya bahwa di balik setiap kesulitan, ada pelajaran berharga yang bisa diambil. Mungkin saat ini, para siswa masih perlu banyak pembinaan dan pendampingan, tetapi dengan semangat yang pantang menyerah, kita bisa membawa mereka menuju masa depan yang lebih baik, penuh dengan akhlak yang mulia dan sikap yang disiplin.

Artikel ini memiliki

0 Komentar

Tinggalkan Komentar

 

Info Sekolah

MI Nor Rahman Banjarmasin

NPSN 60723165
Jl Kelayan B Gang Setiarahman RT 10 Kel. Kelayan Tengah Kec. Banjarmasin Selatan Kota Banjarmasin
TELEPON (0511)3273242
WHATSAPP -