Puasa Ramadhan wajib hukumnya bagi setiap Muslim, tapi gimana kalau kita batal atau nggak bisa menjalankannya karena suatu hal? Tenang, ada solusinya! Islam memberikan kelonggaran untuk menggantinya di hari lain alias qadha puasa. Tapi, ada syaratnya, termasuk niat yang harus benar. Yuk, kita bahas lebih lanjut biar nggak salah!
Allah SWT sudah kasih aturan soal ini dalam QS Al-Baqarah ayat 185:
“Siapa di antara kamu hadir pada bulan Ramadhan, berpuasalah. Siapa yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajib menggantinya) sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain.”
Jadi, kalau kamu batal puasa karena sakit, bepergian jauh, atau alasan syar’i lainnya, wajib menggantinya sesuai jumlah hari yang ditinggalkan. Kalau sengaja nggak puasa tanpa alasan syar’i? Nah, ini bisa kena fidyah atau bahkan harus qadha plus bayar kafarat!
Biar puasa qadha sah, ada beberapa ketentuan yang harus kamu perhatikan:
Biar makin yakin, ini lafal niat qadha puasa Ramadhan yang perlu diucapkan dalam hati:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’i fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta‘âlâ.
Artinya: “Aku berniat untuk mengqadha puasa bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT.”
Jangan sampai keliru ya, karena beda dengan niat puasa Ramadhan biasa. Bedanya ada di kata qadha dan ada yang menunjukkan puasa dikerjakan di luar waktu aslinya.
Kalau sampai Ramadhan berikutnya tiba tapi kamu belum qadha, ada dua konsekuensi tergantung penyebabnya:
Ini pertanyaan yang sering muncul! Misalnya, mau qadha sekaligus puasa Senin-Kamis atau puasa Syawal. Nah, menurut beberapa ulama, boleh menggabungkan niatnya, tapi tetap lebih utama dipisah. Jadi, kalau bisa, lebih baik qadha dulu, baru puasa sunnah.
Qadha puasa itu wajib, jadi jangan menunda terlalu lama. Pastikan niatnya benar, lakukan di malam hari sebelum fajar, dan patuhi semua aturan agar puasamu sah. Yuk, mulai qadha dari sekarang biar hati tenang!
Referensi:
Tinggalkan Komentar