Info Sekolah
Jumat, 22 Nov 2024
  • Selamat Datang Di Website Resmi MI NOR RAHMAN Banjarmasin
  • Selamat Datang Di Website Resmi MI NOR RAHMAN Banjarmasin
23 Maret 2024

Kapan Nuzulul Quran 2024? Apa Pengertian Nuzulul Qur’an dan Hikmahnya

Sab, 23 Maret 2024 Dibaca 618x

Nuzulul Quran pada tahun 2024 diperingati pada Rabu malam, tanggal 27 Maret 2024. Hal ini didasarkan pada keputusan pemerintah mengenai penetapan 1 Ramadhan 1445 Hijriah yang jatuh pada 12 Maret 2024. Sehingga, tanggal tersebut menjadi momen penting dalam peringatan turunnya Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW. melalui Malaikat Jibril.

Sekarang, apa sih Nuzulul Qur’an itu?

Nuzulul Qur’an

  1. Pengertian Nuzulul Qur’an

Nuzulul Qur’an itu artinya adalah turunnya Al-Qur’an dari Allah kepada Nabi Muhammad SAW. melalui perantara malaikat Jibril AS. Ini bukanlah turun secara fisik, tapi lebih pada penyampaian wahyu atau informasi dari alam gaib ke alam nyata kepada Nabi Muhammad. Jadi, istilah “nuzul” di sini lebih pada pengertian simbolis atau majazi daripada turun secara harfiah seperti barang dari tempat tinggi ke rendah.

Menurut Muhammad Abdul Azhim Al-Zarqani, mentakwilkan kata “nuzul” dengan kata “i’lam” memiliki beberapa alasan. Pertama, penggunaan kata “i’lam” secara implisit mengacu pada pemahaman yang sudah diketahui dan dipahami dari makna asli kata “nuzul”. Kedua, dalam konteks adanya Al-Quran di Lauh al-mahfuzh, Baitul ’Izzah, dan dalam hati Nabi SAW., penggunaan kata “i’lam” menunjukkan bahwa Al-Quran telah diumumkan atau diinformasikan oleh Allah pada tempat-tempat tersebut sebagai petunjuk bagi manusia dalam mencapai kebenaran. Ketiga, mentakwilkan kata “nuzul” dengan “i’lam” hanya berfokus pada Al-Quran itu sendiri dengan semua aspek dan dimensinya. Dengan demikian, penggunaan kata “i’lam” membawa pemahaman yang lebih luas dan mendalam tentang Al-Quran sebagai pedoman dan petunjuk bagi umat manusia.

  1. Proses turunnya Al-Quran

Menurut Manna’ al-Qaththan, terdapat dua mazhab pokok di kalangan para ulama mengenai pemahaman tentang proses turunnya Al-Quran:

  1. Pendapat Ibnu Abbas dan beberapa ulama lainnya: Mereka berpendapat bahwa turunnya Al-Quran awalnya terjadi secara sekaligus ke Baitul ’Izzah di langit dunia untuk menunjukkan betapa besar masalah ini kepada para malaikat. Kemudian, Al-Quran diturunkan secara bertahap kepada Nabi Muhammad SAW. selama dua puluh tiga tahun sesuai dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi sejak beliau diutus hingga wafatnya.
  2. Pendapat yang disandarkan pada al-Sya’bi: Menurut pandangan ini, permulaan turunnya Al-Quran dimulai pada lailah al-qadr di bulan Ramadhan, malam yang diberkahi. Setelah itu, turun secara bertahap sesuai dengan peristiwa yang terjadi selama kurang lebih dua puluh tiga tahun. Dalam pandangan ini, Al-Quran hanya memiliki satu cara turun, yaitu secara bertahap kepada Nabi Muhammad SAW., sesuai dengan yang dinyatakan oleh Al-Quran.

Selain dua pendapat mayoritas di atas, ada juga pandangan-pandangan lain:

  1. Pendapat yang menyatakan bahwa Al-Quran diturunkan ke langit dunia pada dua puluh malam kemuliaan (lailah al-qadr), di mana setiap malam tersebut ditentukan oleh Allah untuk diturunkan setiap tahunnya, dan jumlah untuk satu tahun penuh tersebut kemudian diturunkan secara bertahap kepada Rasulullah SAW.
  2. Pendapat sebagian ulama yang mengatakan bahwa Al-Quran pertama-tama turun secara bertahap ke Lauh al-mahfuz, kemudian secara sekaligus diturunkan ke Bait al-‘Izzah. Setelah itu, turun sedikit demi sedikit.
  1. Hikmah diturunkannya Al-Quran secara berangsur-angsur

Proses turunnya Al-Quran secara bertahap memiliki beberapa tujuan yang penting, menurut Muhammad Baqir Hakim:

  1. Memantapkan hati Rasulullah SAW.: Setiap peristiwa yang dialami oleh Rasulullah SAW. disusul dengan turunnya wahyu Al-Quran. Hal ini membantu memperkuat hati beliau dalam menghadapi cobaan dan tantangan.
  2. Memudahkan hafalan Al-Quran: Turunnya Al-Quran secara bertahap mempermudah proses hafalan bagi umat Islam, karena mereka dapat mempelajari dan menghafalnya secara perlahan-lahan.

Muhammad Baqir Hakim juga menunjukkan beberapa tanda bukti kebesaran Al-Quran melalui proses turunnya secara bertahap:

  1. Menemani perjalanan dakwah Rasulullah SAW.: Selama dua puluh tahun lebih perjalanan dakwah Rasulullah SAW., Al-Quran tetap menyertainya dalam kondisi apa pun, baik dalam keadaan sulit maupun dalam kemenangan.
  2. Memberikan semangat kepada Rasulullah SAW.: Turunnya Al-Quran secara bertahap memberikan semangat dan dukungan batiniah kepada Rasulullah SAW. dalam menjalankan misinya.
  3. Membantu mengatasi keraguan dan cobaan: Dalam menghadapi keraguan, tuduhan, dan kondisi politik yang tidak menentu, Rasulullah SAW. membutuhkan bantuan dari Al-Quran. Turunnya Al-Quran secara bertahap membantu dalam menghadapi tantangan ini secara berkelanjutan.

 

Manna’ al-Qaththan dalam kitab Mabahits fi ‘Ulum al-Qur’an-nya menyimpulkan beberapa hikmah dari turunnya Al-Quran secara berangsur-angsur:

  1. Meneguhkan hati Rasulullah SAW.: Al-Quran turun secara bertahap untuk memberi kekuatan kepada Rasulullah SAW. dalam menghadapi kaum yang keras hati dan sikapnya sulit.
  2. Tantangan dan mukjizat: Al-Quran turun sebagai jawaban atas pertanyaan-pertanyaan kaum musyrikin yang bertujuan untuk menguji kenabian Rasulullah SAW. dan untuk menegaskan kebenaran serta memberi jawaban yang tegas terhadap pertanyaan mereka.
  3. Memudahkan hafalan dan pemahaman: Proses turunnya Al-Quran secara bertahap memudahkan umat Islam, yang mayoritas adalah ummi (tidak pandai membaca dan menulis), untuk menghafal dan memahami isi Al-Quran.
  4. Relevansi dengan peristiwa dan penetapan hukum: Al-Quran turun bertahap sesuai dengan peristiwa dan kebutuhan umat manusia, serta memberikan strategi untuk merekonstruksi kerusakan dan memperbaiki martabat manusia.
  5. Kemudahan dalam pengkajian: Proses turunnya Al-Quran secara bertahap membuat orang dapat mengkajinya sedikit demi sedikit. Hal ini memungkinkan mereka untuk menemukan keselarasan dan kedalaman makna dalam setiap ayat dan surah.
  6. Faidah dalam pendidikan dan pengajaran: Proses turunnya Al-Quran secara bertahap membantu manusia dalam menghafal, memahami, mempelajari, memikirkan maknanya, dan mengamalkan ajarannya secara lebih terstruktur dan mendalam (Yunan)

Menurut Dr. KH. Zakky Mubarak, MA, (salah seorang Mustasyar PBNU) Terdapat berbagai pandangan mengenai kapan Al-Qur’an diturunkan, semuanya berdasarkan Al-Qur’an dan Al-Sunnah. Secara umum, Al-Qur’an dipastikan turun pada bulan Ramadhan, sebagaimana disebutkan dalam QS al-Qadar 1-5, dan QS. al-Baqarah, 185.

Terkait dengan tanggal turunnya, ada beberapa pendapat yang berbeda:

  1. Al-Qur’an turun pada tanggal 17 Ramadhan, berdasarkan peristiwa pertemuan dua pasukan dalam perang Badar yang terjadi pada tanggal tersebut (QS Ali Imran, 155).
  2. Al-Qur’an turun pada salah satu malam dari sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan.
  3. Al-Qur’an turun pada tanggal-tanggal ganjil dari sepuluh malam terakhir Ramadhan, seperti tanggal 21, 23, 25, 27, dan 29.
  4. Al-Qur’an turun pada salah satu malam dari tujuh malam terakhir bulan Ramadhan (al-Sab’ul Baqi).
  5. Nuzulul Qur’an terjadi pada malam tanggal 24 Ramadhan, berdasarkan hadits yang menyebutkan bahwa Al-Qur’an diturunkan pada malam tersebut.
  6. Al-Qur’an turun pada malam tanggal 27 Ramadhan, berdasarkan hadits yang menyebutkan hal tersebut.
  7. Al-Qur’an diturunkan pada malam terakhir Ramadhan, menurut hadits yang juga menyebutkan hal ini.

Pendapat yang paling kuat menurut para ahli adalah bahwa Nuzulul Qur’an terjadi pada tanggal 17 Ramadhan (Mubarak, 2023).

References

Mubarak, Z. (2023, April 9). Nuzulul Qur’an. Retrieved from jabar.nu.or.id: https://jabar.nu.or.id/taushiyah/nuzulul-qur-an-5mR27

Yunan, M. (n.d.). NUZULUL QUR’ AN DAN ASBABUN NUZUL . AL Mutsla : Jurnal Ilmu-ilimu Keislaman dan Kemasyarakatan .

 

 

 

Artikel ini memiliki

0 Komentar

Tinggalkan Komentar

 

November 2024
M S S R K J S
 12
3456789
10111213141516
17181920212223
24252627282930