Bulan Sya’ban merupakan salah satu bulan yang memiliki keutamaan dalam ajaran Islam. Bulan ini berada di antara dua bulan yang juga mulia, yakni Rajab dan Ramadan. Dalam berbagai riwayat hadis, disebutkan bahwa Rasulullah saw. banyak berpuasa pada bulan Sya’ban, serta terdapat beberapa keutamaan yang berkaitan dengan bulan ini. Artikel ini akan mengkaji secara mendalam hadis-hadis yang menjelaskan keistimewaan bulan Sya’ban berdasarkan sumber-sumber terpercaya.
Salah satu keutamaan bulan Sya’ban yang ditekankan dalam hadis adalah anjuran untuk memperbanyak puasa sunnah. Dalam sebuah riwayat, Rasulullah saw. ditanya mengenai kebiasaannya berpuasa di bulan ini. Beliau menjawab bahwa bulan Sya’ban adalah bulan di antara Rajab dan Ramadan yang banyak orang lalai terhadapnya. Pada bulan ini, amal perbuatan manusia diangkat untuk dihadapkan kepada Allah. Rasulullah saw. menyatakan bahwa beliau ingin amalannya diangkat dalam keadaan berpuasa (HR Ahmad) (Amien Nurhakim, 2024). Berikut teks hadisnya:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ الْأَيَّامَ يَسْرُدُ حَتَّى يُقَالَ لَا يُفْطِرُ وَيُفْطِرُ الْأَيَّامَ حَتَّى لَا يَكَادَ أَنْ يَصُومَ إِلَّا يَوْمَيْنِ مِنْ الْجُمُعَةِ إِنْ كَانَا فِي صِيَامِهِ وَإِلَّا صَامَهُمَا وَلَمْ يَكُنْ يَصُومُ مِنْ شَهْرٍ مِنْ الشُّهُورِ مَا يَصُومُ مِنْ شَعْبَانَ. (HR Ahmad) (Nurhakim, 2024).
Artinya, Rasulullah saw. sering berpuasa dalam bulan Sya’ban, dan beliau lebih banyak berpuasa di bulan ini dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya. Dalam sebuah penjelasan, disebutkan bahwa amal perbuatan manusia diangkat dan diperlihatkan kepada Allah pada bulan ini, sehingga Rasulullah saw. ingin dalam keadaan berpuasa saat amalannya diperlihatkan kepada-Nya (Rahma Hidayati, 2025).
Malam pertengahan bulan Sya’ban atau yang dikenal sebagai malam Nishfu Sya’ban juga memiliki keutamaan tersendiri. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh At-Thabrani, disebutkan bahwa Allah melihat amalan hamba-Nya pada malam pertengahan bulan Sya’ban dan mengampuni semua makhluk-Nya, kecuali mereka yang musyrik atau yang bermusuhan dengan sesama manusia (Hidayati, 2025). Berikut teks hadisnya:
يطلع الله عز وجل على خلقه ليلة النصف من شعبان فيغفر لجميع خلقه إلا لمشرك أو مشاحن. (HR At-Thabrani) (Subakti, 2025).
Artinya, Allah mengampuni semua makhluk-Nya kecuali mereka yang musyrik dan yang masih bermusuhan dengan sesama. Dalam penjelasannya, At-Thibi menyatakan bahwa hadis ini menunjukkan kemuliaan malam Nishfu Sya’ban karena pada malam itu amal perbuatan manusia diangkat kepada Allah, serta kesempatan besar untuk mendapatkan pengampunan bagi mereka yang tidak melakukan kesyirikan dan tidak dalam keadaan bermusuhan (Nurhakim, 2024).
Selain keutamaan pengampunan dosa, Rasulullah saw. juga memberikan contoh untuk menghidupkan malam Nishfu Sya’ban dengan memperbanyak ibadah dan doa. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Aisyah ra. menceritakan bahwa pada suatu malam, ia kehilangan Nabi saw. dan menemukan beliau sedang berada di pemakaman Baqi’ sambil mengangkat kepalanya ke langit. Ketika Aisyah bertanya, Rasulullah saw. menjelaskan bahwa Allah turun ke langit dunia pada malam Nishfu Sya’ban dan mengampuni lebih banyak dosa daripada jumlah bulu kambing milik kabilah Bani Kalb (Subakti, 2025). Berikut teks hadisnya:
فقدت النبي صلى الله عليه وسلم ذات ليلة. فخرجت أطلبه. فإذا هو بالبقيع رافع رأسه إلى السماء. فقال: يا عائشة أكنت تخافين أن يحيف الله عليك ورسوله؟ قالت: قد قلت: وما بي ذلك. ولكني ظننت أنك أتيت بعض نسائك. فقال: إن الله تعالى ينزل ليلة النصف من شعبان إلى السماء الدنيا فيغفر لأكثر من عدد شعر غنم كلب. (HR Ibnu Majah) (Manap, 2025).
Hadis ini menegaskan bahwa Rasulullah saw. mengisi malam Nishfu Sya’ban dengan ibadah dan memperbanyak doa kepada Allah. Hal ini menunjukkan pentingnya bagi umat Islam untuk meneladani Nabi saw. dalam meningkatkan ibadah pada malam yang penuh ampunan ini.
Berdasarkan kajian hadis di atas, bulan Sya’ban memiliki beberapa keutamaan utama, yaitu dianjurkannya puasa sunnah, pengampunan dosa pada malam Nishfu Sya’ban, serta dorongan untuk menghidupkan malam tersebut dengan ibadah. Hadis-hadis yang telah dikaji menunjukkan betapa bulan ini menjadi momen yang penuh berkah bagi umat Islam dalam mempersiapkan diri menuju bulan Ramadan. Oleh karena itu, memperbanyak amalan di bulan Sya’ban sangat dianjurkan, baik dengan berpuasa, berdoa, maupun memperbanyak ibadah lainnya.
Tinggalkan Komentar