Khutbah I
اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ، وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ، أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَام ، أَمَّا بَعْدُ: فَيَاأَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنَ, اِتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
Kaum muslimin yang dimuliakan Allah SWT,
Kita panjatkan rasa syukur yang mendalam ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat iman dan Islam kepada kita. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang dengan risalahnya membawa cahaya hidayah bagi umat manusia.
Bulan ini, kita memasuki bulan Rabiul Awwal, bulan di mana Rasulullah SAW dilahirkan, sosok yang menjadi teladan sepanjang masa. Salah satu sifat mulia yang wajib kita teladani dari Rasulullah adalah optimisme. Sikap optimisme yang Rasulullah tunjukkan dalam berbagai aspek kehidupan merupakan kunci dalam menghadapi tantangan.
Sebagai contoh, dalam Perang Badar, meskipun jumlah kaum Muslimin jauh lebih sedikit daripada musuh, semangat optimisme yang Rasulullah tanamkan kepada para sahabat menjadi sumber kekuatan mereka untuk meraih kemenangan. Firman Allah dalam Surat Ali Imran ayat 123 mengingatkan kita akan hal ini:
وَلَقَدْ نَصَرَكُمُ ٱللَّهُ بِبَدْرٍ وَأَنتُمْ أَذِلَّةٌ ۖ فَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Artinya: “Sesungguhnya Allah telah menolongmu dalam peperangan Badar, padahal kamu adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah. Oleh sebab itu, bertakwalah kepada Allah agar kamu mensyukuri-Nya.”
Kaum muslimin yang dimuliakan Allah,
Selain Perang Badar, kita juga bisa mengambil pelajaran dari Perang Khandak. Walaupun musuh datang dengan pasukan besar, kaum muslimin tetap optimis dengan pertolongan Allah. Semangat inilah yang harus terus kita hidupkan di dalam hati kita.
Optimisme juga diwarisi oleh para sahabat. Dalam setiap langkah mereka, baik dalam berdakwah maupun peperangan, mereka selalu menanamkan tekad untuk hidup mulia atau mati syahid. Sikap optimisme ini kemudian diwariskan kepada generasi sesudahnya, seperti yang terlihat pada era Bani Umayyah dan Abbasiyah.
Namun, di zaman modern, optimisme umat Islam mulai memudar, digantikan oleh keinginan mengejar kepentingan duniawi. Kita pun harus menghidupkan kembali optimisme yang pernah digenggam oleh generasi terdahulu.
Mari kita contoh kisah-kisah dari para pemimpin besar Islam seperti Shalahuddin Al Ayyubi dan Sultan Muhammad Al Fatih, yang dengan penuh optimisme membela dan memperkuat Islam.
Dalam suasana bulan Rabiul Awal ini, mari kita bangkitkan kembali semangat optimisme seperti yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Rasulullah pernah bersabda dalam sebuah hadits:
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ – رضى الله عنه – قَالَ قَالَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – « يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِى بِى ، وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِى
Artinya: Dari Abu Hurairah ra, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah Ta’ala berfirman: Aku sesuai persangkaan hamba-Ku kepada-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku…”
Kaum muslimin yang dimuliakan Allah,
Dalam Al-Qur’an terdapat banyak kisah yang mengajarkan kita tentang pentingnya optimisme. Salah satunya adalah kisah Nabi Yunus yang ditelan ikan paus, tetapi ia tetap berdoa dan optimis akan pertolongan Allah. Demikian pula kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Nuh yang dengan penuh optimisme berdakwah meskipun hanya sedikit yang mengikuti ajarannya.
Sebagai umat Islam, kita harus menanamkan nilai optimisme dalam setiap aspek kehidupan. Kita harus percaya bahwa setiap usaha kita, baik dalam mencari rezeki, mendidik anak, maupun dalam menjalankan peran kita di masyarakat, akan selalu berada di bawah rahmat dan kasih sayang Allah SWT.
Sebagai penutup, mari kita renungkan firman Allah dalam Surat Al-Hijr ayat 56:
وَمَنْ يَّقْنَطُ مِنْ رَّحْمَةِ رَبِّهٖٓ اِلَّا الضَّاۤلُّوْنَ
Artinya: “Dan tidak Ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang-orang yang sesat.”
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للّٰهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هٰذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
Sumber: NU Online
Tinggalkan Komentar