Info Sekolah
Selasa, 08 Apr 2025
  • Selamat Datang Di Website Resmi MI NOR RAHMAN Banjarmasin
  • Selamat Datang Di Website Resmi MI NOR RAHMAN Banjarmasin
31 Maret 2025

Lirik Asli “Selamat Hari Lebaran” Karya Ismail Marzuki: Makna, Sindiran, dan Sejarahnya

Sen, 31 Maret 2025 Dibaca 84x

Hari Raya Idul Fitri selalu identik dengan berbagai tradisi, salah satunya adalah lagu-lagu bertema Lebaran yang kerap diputar di berbagai media. Salah satu lagu yang paling populer adalah “Selamat Hari Lebaran” karya Ismail Marzuki. Namun, tahukah Anda bahwa lirik asli lagu ini tidak hanya berisi ucapan selamat, tetapi juga sindiran sosial, termasuk kritik terhadap korupsi dan judi?

Makna Mendalam di Balik Lirik Lagu

Lagu “Selamat Hari Lebaran” bukan hanya sekadar lagu perayaan. Ismail Marzuki menyelipkan pesan moral dalam liriknya, seperti pentingnya membayar zakat fitrah dan membersihkan hati dari dendam. Dalam salah satu baitnya, ia menuliskan:

Minal aidin wal faizin, maafkan lahir dan batin.
Selamat para pemimpin, rakyatnya makmur terjamin.

Bait ini mengandung harapan agar para pemimpin menjaga kesejahteraan rakyat. Namun, versi lengkap dari lagu ini juga mengandung kritik sosial yang jarang diketahui banyak orang. Salah satunya menyindir kebiasaan berjudi yang dilakukan sebagian masyarakat saat Lebaran:

Cara orang kota berlebaran lain lagi,
Kesempatan ini dipakai buat berjudi,
Sehari semalam main ceki mabuk brandi,
Pulang sempoyongan kalah main pukul istri.

Bagian ini menggambarkan perilaku negatif yang bertentangan dengan esensi Idul Fitri sebagai momen penyucian diri.

Latar Belakang Ismail Marzuki dan Warisan Karyanya

Ismail Marzuki lahir pada 11 Mei 1914 di Jakarta dan dikenal sebagai komponis besar yang banyak menciptakan lagu-lagu patriotik dan bertema sosial. Beberapa karyanya yang terkenal antara lain “Halo-Halo Bandung,” “Indonesia Pusaka,” dan “Gugur Bunga.”

Sebagai penghormatan atas jasanya, namanya diabadikan sebagai Taman Ismail Marzuki (TIM), pusat kesenian di Jakarta. Pemerintah juga menetapkannya sebagai Pahlawan Nasional pada 10 November 2004.

Relevansi Lagu dengan Kondisi Saat Ini

Meski diciptakan puluhan tahun lalu, pesan dalam lagu “Selamat Hari Lebaran” masih relevan hingga saat ini. Kritik terhadap korupsi, judi, dan perilaku konsumtif di hari raya tetap menjadi isu yang perlu diperhatikan. Lagu ini mengingatkan bahwa Idul Fitri seharusnya menjadi momen refleksi, bukan sekadar perayaan semata.

Kesimpulan

Lagu “Selamat Hari Lebaran” karya Ismail Marzuki lebih dari sekadar lagu perayaan. Dengan lirik yang penuh pesan moral dan kritik sosial, lagu ini mengajak kita untuk merayakan Idul Fitri dengan lebih bijaksana. Mungkin sudah saatnya versi lengkap lagu ini kembali diangkat ke publik agar makna sejatinya tidak hilang ditelan waktu.

Berikut adalah lirik asli lagu “Selamat Hari Lebaran” karya Ismail Marzuki yang memuat sindiran tentang korupsi dan perjudian:

Lirik Lagu “Selamat Hari Lebaran” – Ismail Marzuki

Setelah berpuasa satu bulan lamanya
Berzakat fitrah menurut perintah agama
Kini kita beridul fitri berbahagia
Mari kita berlebaran bersuka gembira

Berjabat tangan sambil bermaaf-maafan
Hilang dendam habis marah di hari lebaran

Refrain:
Minal aidin wal faizin
Maafkan lahir dan batin
Selamat para pemimpin
Rakyatnya makmur terjamin

Dari segala penjuru mengalir ke kota
Rakyat desa berpakaian baru serba indah
Setahun sekali naik trem listrik perey
Hilir mudik jalan kaki pincang sampai sore
Akibatnya tengteng selop sepatu terompe
Kakinya pada lecet babak belur berabe

Refrain:
Maafkan lahir dan batin
Lang tahun hidup prihatin
Cari uang jangan bingungin
Bulan Syawal kita ngawinin

Cara orang kota berlebaran lain lagi
Kesempatan ini dipakai buat berjudi
Sehari semalam main ceki mabuk brandi
Pulang sempoyongan kalah main pukul istri
Akibatnya sang ketupat melayang ke mate
Si penjudi mateng biru dirangsang si istri

Refrain:
Maafkan lahir dan batin
Lang taon hidup prihatin
Kondangan boleh kurangin
Korupsi jangan kerjain

Lagu ini menunjukkan bahwa Ismail Marzuki bukan hanya menciptakan lagu bertema perayaan, tetapi juga menyisipkan kritik sosial. Pesan moralnya jelas: Idul Fitri seharusnya menjadi momen introspeksi, bukan sekadar euforia sesaat.

Referensi

  • Liputan6. (2025, 30 Maret). Jarang yang Tahu, Ini Lirik Asli Lagu Selamat Hari Lebaran Karya Ismail Marzuki. Diakses dari https://www.liputan6.com
  • Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2025). Profil Pahlawan Nasional: Ismail Marzuki. Jakarta: Kemdikbud.
  • Supriatna, A. (2023). Sejarah Musik Nasional: Dari Keroncong Hingga Pop Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Artikel ini memiliki

0 Komentar

Tinggalkan Komentar

 

April 2025
M S S R K J S
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
27282930