Malam Nisfu Sya’ban merupakan salah satu malam yang sangat dinantikan oleh umat Islam. Malam ini dikenal sebagai lailatul maghfirah atau malam pengampunan, di mana Allah SWT membuka pintu ampunan-Nya bagi hamba-hamba-Nya. Namun, tidak semua dosa diampuni pada malam ini. Berdasarkan kajian tafsir dan hadits, terdapat empat dosa besar yang tidak mendapatkan ampunan, kecuali dengan taubat yang sebenar-benarnya.
Dosa pertama yang tidak diampuni di malam Nisfu Sya’ban adalah syirik, yaitu menyekutukan Allah dengan sesuatu yang lain. Syirik merupakan dosa yang paling besar dalam Islam dan Allah SWT telah berfirman dalam Al-Qur’an:
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya.” (QS. An-Nisa: 48)
Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam At-Thabrani dan Ibnu Hibban dari Mu’adz bin Jabal, Allah memandang semua makhluk-Nya di malam Nisfu Sya’ban dan mengampuni dosa mereka, kecuali bagi orang yang berbuat syirik. Oleh karena itu, umat Islam harus senantiasa menjauhkan diri dari segala bentuk kesyirikan.
Dosa kedua yang tidak mendapatkan ampunan pada malam Nisfu Sya’ban adalah kemunafikan yang menyebabkan perpecahan di antara umat Islam. Hadits yang diriwayatkan oleh Al-Baihaqi menyebutkan:
“(Rahmat) Allah turun ke bumi pada malam Nisfu Sya’ban. Dia akan mengampuni segala sesuatu kecuali dosa musyrik dan orang yang di dalam hatinya tersimpan kebencian (kemunafikan).” (HR. Al-Baihaqi)
Kemunafikan yang menyebabkan perpecahan dalam masyarakat dan umat Islam merupakan dosa besar yang menghambat persatuan dan ukhuwah Islamiyah. Oleh karena itu, penting bagi setiap Muslim untuk menjaga hati dari sifat iri, dengki, dan kebencian terhadap sesama.
Dosa ketiga yang tidak diampuni pada malam Nisfu Sya’ban adalah durhaka kepada orang tua. Islam sangat menekankan pentingnya berbakti kepada kedua orang tua, sebagaimana firman Allah SWT:
“Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (QS. Luqman: 14)
Menurut Muhammad Alvin Nur Choironi, seseorang yang telah mendurhakai orang tuanya harus melakukan taubat nasuha untuk mendapatkan ampunan Allah. Bahkan, dosa ini juga tidak serta-merta diampuni pada malam-malam pengampunan lainnya seperti bulan Ramadhan atau asyhurul hurum (bulan-bulan suci dalam Islam).
Dosa terakhir yang tidak diampuni pada malam Nisfu Sya’ban adalah zina. Zina merupakan perbuatan keji yang dilarang keras dalam Islam. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra: 32)
Zina mencakup berbagai bentuk pelanggaran kesucian hubungan antara laki-laki dan perempuan di luar ikatan pernikahan yang sah. Para pelaku zina harus bertaubat dengan sungguh-sungguh agar dapat memperoleh ampunan dari Allah SWT.
Selain memperbanyak istighfar dan meminta ampunan kepada Allah, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak doa di malam Nisfu Sya’ban. Beberapa doa yang dianjurkan antara lain:
Ketiga doa ini sangat penting untuk menyempurnakan kehidupan seorang Muslim dan mempersiapkan kehidupan akhirat dengan lebih baik.
Malam Nisfu Sya’ban merupakan momen yang penuh berkah dan kesempatan besar bagi umat Islam untuk mendapatkan ampunan dari Allah SWT. Namun, ada empat dosa besar yang tidak serta-merta diampuni kecuali dengan taubat yang sungguh-sungguh, yaitu syirik, kemunafikan yang menyebabkan perpecahan, durhaka kepada orang tua, dan zina. Oleh karena itu, hendaknya setiap Muslim menjadikan malam ini sebagai momentum untuk introspeksi diri dan kembali kepada Allah dengan hati yang bersih.
Tinggalkan Komentar