Pendahuluan
Pendidikan nasional Indonesia berakar pada kebudayaan bangsa yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Oleh karena itu, pendidikan karakter yang baik harus mencakup landasan filosofis, sistem pendidikan, hingga praktik pendidikan. Pendidikan karakter bertujuan membentuk insan yang cerdas, kompeten, berguna, mampu beradaptasi, menjadi agen perubahan, dan bertakwa. Pada anak usia dini, pendidikan karakter fokus pada penanaman nilai-nilai religius, kepribadian baik, santun, dan berakhlak mulia (Imroatun et al., 2021; Suyitno, 2013).
Karakter anak perlu dikembangkan melalui sikap, perilaku, motivasi, dan kecakapan yang sesuai dengan standar nilai dan norma yang dijunjung tinggi. Karakter mencerminkan moral dan etika yang bersifat universal dan mencakup hubungan manusia dengan Tuhan, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan (Maunah, 2015).
Pembelajaran projek berbasis Kurikulum Merdeka dilaksanakan dengan tiga tahapan: permulaan, pengembangan, dan penyimpulan. Tahapan permulaan melibatkan persiapan rancangan pembelajaran, peralatan, dan media yang diperlukan. Guru merancang modul ajar, melakukan diskusi dengan komunitas belajar, dan menetapkan tujuan pembelajaran (Sanders & Farago, 2018).
Pada tahap pengembangan, pembelajaran projek dilakukan dengan berbagai kegiatan yang menarik dan melibatkan anak secara aktif. Misalnya, projek kelas yang fokus pada tema “keluarga ayam” melibatkan anak dalam berbagai kegiatan seperti menggambar, membuat boneka, dan mengamati ayam secara langsung. Kegiatan ini dirancang untuk mengembangkan keterampilan literasi, numerasi, dan STEAM anak (Aksela & Haatainen, 2019).
Tahap penyimpulan melibatkan evaluasi pembelajaran projek melalui refleksi anak dan guru, asesmen, dan afirmasi kegiatan selanjutnya. Evaluasi ini penting untuk memastikan pencapaian tujuan pembelajaran dan mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan (Carr, 2011; Hartmann et al., 2023).
Pembelajaran projek berperan penting dalam mengembangkan nilai karakter anak. Nilai-nilai karakter yang muncul selama pembelajaran projek meliputi kerja sama, tanggung jawab, kreativitas, kemandirian, dan toleransi. Nilai-nilai ini dikembangkan melalui kegiatan individu dan kelompok, serta interaksi dengan lingkungan sekitar (Hidalgo & Ortega-Sánchez, 2022).
Nilai karakter yang dikembangkan dalam projek berbasis Kurikulum Merdeka mencakup enam dimensi profil pelajar Pancasila: beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, mandiri, gotong-royong, kebinekaan global, bernalar kritis, dan kreatif (Sulistyati et al., 2021).
Implementasi nilai karakter melalui pembelajaran projek pada Kurikulum Merdeka efektif dalam mengembangkan karakter anak usia dini. Pembelajaran projek memberikan ruang bagi anak untuk berkreasi, bekerja sama, dan mengembangkan keterampilan sosial. Guru dan sekolah perlu terus melakukan evaluasi dan peningkatan kualitas pembelajaran projek untuk mencapai hasil yang lebih baik.
Tinggalkan Komentar