Mengapa Gerakan Ini Penting?
Hingga saat ini, masih banyak miskonsepsi terkait praktik pembelajaran di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Sekolah Dasar (SD). Pemahaman yang salah tentang kemampuan fondasi anak dan fokus berlebihan pada calistung (membaca, menulis, menghitung) sebagai satu-satunya indikator keberhasilan belajar masih kuat di masyarakat.
Kurangnya Pemahaman tentang Kemampuan Fondasi
- Fokus Berlebihan pada Calistung: Kemampuan di PAUD sangat terfokus pada calistung dan dianggap sebagai bukti utama keberhasilan belajar.
- Pemahaman Sempit tentang Calistung: Calistung dipahami dengan cara yang sempit dan dianggap dapat dibangun secara instan.
- Calistung sebagai Syarat Masuk SD: Tes calistung masih diterapkan sebagai syarat masuk SD, mengakibatkan patahan pembelajaran antara PAUD dan SD.
Apa yang Seharusnya Terjadi?
Pembangunan kemampuan pada anak perlu dilakukan secara bertahap, bermakna, dan dengan cara yang menyenangkan agar manfaat dari pembelajaran dapat tercapai.
Kondisi yang Terjadi Saat Ini
- Anak merasa belajar tidak menyenangkan.
- Anak merasa tidak pintar saat tidak dapat calistung.
- Anak belum mampu mengelola emosi serta menghargai orang lain.
- Anak belum dapat merawat diri dan barang-barang yang menjadi tanggung jawabnya.
- Anak mampu membaca namun tidak paham arti kata.
- Anak kurang terasah kemampuannya dalam berkomunikasi.
- Anak mampu melakukan penjumlahan hanya jika mengurutkan bilangan (karena hafal, bukan paham).
Kondisi yang Diharapkan
- Anak merasa senang dalam belajar.
- Anak percaya bahwa dirinya bisa asalkan mau berusaha.
- Anak mampu mengelola emosi dan menghargai orang lain.
- Anak dapat merawat diri dan barang-barang yang menjadi tanggung jawabnya.
- Anak memahami kata dan keterkaitannya dengan huruf serta bunyinya.
- Anak mampu menyimak dan mengutarakan gagasan sederhana.
- Anak memahami konsep dasar seperti 5 + 3 = 8 secara logis.
Apa yang Seharusnya Dilakukan oleh Ekosistem Pendidikan?
Untuk mendukung transisi yang mulus dari PAUD ke SD, berbagai langkah perlu diambil:
Transisi PAUD ke Pendidikan Dasar yang Mulus
- Selaras dan Berkesinambungan: Proses belajar mengajar di PAUD dan kelas awal SD harus selaras dan berkesinambungan.
- Fondasi Holistik: Setiap anak berhak mendapatkan kemampuan fondasi yang holistik, mencakup kematangan emosi, kemandirian, kemampuan berinteraksi, dan lainnya, selain aspek kognitif.
- Literasi dan Numerasi Bertahap: Kemampuan literasi dan numerasi dasar harus dibangun secara bertahap mulai dari PAUD dan dilanjutkan hingga SD dengan cara yang menyenangkan.
- Siap Sekolah adalah Proses: “Siap sekolah” bukan label yang membedakan antara anak yang “siap” atau “tidak siap,” melainkan sebuah proses yang harus dihargai oleh satuan pendidikan dan orang tua yang bijak.
Dengan keterlibatan semua pihak, setiap anak dapat memperoleh kemudahan dalam bertransisi dari PAUD ke pendidikan dasar. Peserta didik PAUD dapat terus mengembangkan kemampuan fondasi saat di SD, dan peserta didik SD yang tidak mengikuti PAUD tetap mendapatkan hak mereka untuk pembinaan kemampuan fondasi, memastikan pijakan yang kuat untuk pembelajaran selanjutnya.
Kesimpulan
Mari dukung Gerakan Transisi PAUD ke SD yang menyenangkan untuk menjaga hak anak dan memastikan mereka mendapatkan pengalaman belajar yang positif dan holistik.
Untuk informasi lebih lanjut, unduh buku terkait gerakan ini atau kunjungi Sistem Informasi Kurikulum Nasional di situs resmi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Tinggalkan Komentar