Setiap tahun, umat Islam memperingati Nuzulul Qur’an pada tanggal 17 Ramadhan. Peristiwa ini sangat bersejarah karena menandai turunnya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad SAW. Namun, mengapa peringatan ini ditetapkan pada 17 Ramadhan? Apa dasar dan makna penting dari peristiwa ini? Mari kita bahas lebih lanjut.
Nuzulul Qur’an berasal dari kata nuzul, yang berarti “turun” atau “diturunkan”, dan Al-Qur’an, yaitu kitab suci umat Islam. Maka, Nuzulul Qur’an berarti peristiwa turunnya Al-Qur’an untuk pertama kalinya kepada Nabi Muhammad SAW sebagai petunjuk bagi seluruh umat manusia.
Peristiwa ini terjadi ketika Nabi Muhammad SAW beribadah di Gua Hira, lalu Malaikat Jibril datang menyampaikan wahyu pertama, yaitu Surat Al-‘Alaq ayat 1-5:
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ خَلَقَ الْإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ عَلَّمَ الْإِنسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ
Artinya:
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah. Yang mengajarkan manusia dengan perantaraan kalam (pena). Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al-‘Alaq: 1-5)
Terdapat dua alasan utama mengapa peringatan Nuzulul Qur’an jatuh pada tanggal 17 Ramadhan:
Dalam Surat Al-Anfal ayat 41, Allah menyebut istilah “Yaumul Furqan”, yang berarti hari pemisah antara kebenaran dan kebatilan.
Ulama menafsirkan bahwa Yaumul Furqan adalah hari terjadinya Perang Badar, yaitu 17 Ramadhan.
Imam ath-Thabari dalam tafsirnya mengutip perkataan Hasan bin Ali bin Abi Thalib RA:
“Yang dimaksud dengan malam ‘al-furqan yaumul taqāl Jamʽān’ adalah tanggal 17 bulan Ramadhan.”
Karena Perang Badar adalah peristiwa penting dalam sejarah Islam, banyak ulama percaya bahwa pada tanggal yang sama, Al-Qur’an juga pertama kali diturunkan.
Pendapat lain menyatakan bahwa wahyu pertama turun kepada Rasulullah SAW pada 17 Ramadhan.
Malaikat Jibril menyampaikan Surat Al-‘Alaq ayat 1-5 kepada Nabi Muhammad SAW, menandai dimulainya misi kenabian dan penyebaran Islam.
Sejak saat itu, Nabi Muhammad SAW mulai menerima wahyu secara bertahap, hingga akhirnya Al-Qur’an lengkap selama 23 tahun.
Tahukah Anda? Al-Qur’an tidak turun sekaligus, melainkan melalui dua tahap!
Fase Pertama:
Allah menurunkan Al-Qur’an dari Lauh Mahfudz ke langit dunia (Baitul Izzah). Ini terjadi pada malam Lailatul Qadar.
Fase Kedua:
Dari langit dunia, Al-Qur’an diturunkan secara bertahap kepada Nabi Muhammad SAW selama 23 tahun, sesuai dengan keadaan umat Islam saat itu.
Allah SWT berfirman:
وَقُرْآنًا فَرَقْنَاهُ لِتَقْرَأَهُ عَلَى النَّاسِ عَلَى مُكْثٍ وَنَزَّلْنَاهُ تَنْزِيلًا
Artinya:
“Dan Al-Qur’an itu telah Kami turunkan secara berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia, dan Kami menurunkannya dengan sebenar-benarnya.” (QS. Al-Isra’: 106)
Karena Nuzulul Qur’an adalah malam yang istimewa, ada banyak cara untuk menghidupkannya:
1. Membaca dan Mempelajari Al-Qur’an
Malam ini adalah saat terbaik untuk membaca, memahami, dan mengamalkan isi Al-Qur’an.
2. Shalat Malam dan Berdoa
Gunakan malam ini untuk shalat tahajud, shalat hajat, dan berdoa kepada Allah SWT.
3. Mengikuti Kajian atau Pengajian
Banyak masjid mengadakan ceramah tentang sejarah dan makna Al-Qur’an.
4. Bersedekah dan Berbuat Kebaikan
Menghidupkan malam Nuzulul Qur’an bisa juga dengan bersedekah dan membantu orang lain.
5. Berdoa Agar Selalu Dekat dengan Al-Qur’an
Mintalah kepada Allah agar kita diberi kemudahan untuk membaca, memahami, dan mengamalkan Al-Qur’an setiap hari.
Apa yang bisa kita lakukan?
Membaca dan memahami Al-Qur’an
Menghidupkan malam dengan ibadah
Menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup
Semoga kita semua bisa menjadi umat yang mencintai, memahami, dan mengamalkan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari. Aamiin!
Indiraphasa, N. S. (2023). Mengapa Nuzulul Qur’an Diperingati pada 17 Ramadhan? Ini Penjelasannya. NU Online. Retrieved from https://islam.nu.or.id/ramadhan/mengapa-nuzulul-qur-an-diperingati-pada-17-ramadhan-ini-penjelasannya-4Zt2K
Tinggalkan Komentar