Info Sekolah
Senin, 23 Des 2024
  • Selamat Datang Di Website Resmi MI NOR RAHMAN Banjarmasin
  • Selamat Datang Di Website Resmi MI NOR RAHMAN Banjarmasin
21 April 2022

MENGINTIP KABAR DARI KONKERNAS III PGRI

Kam, 21 April 2022 Dibaca 437x

MI NOR RAHMAN NEWS – Bagi seorang anggota PGRI, hasil Konkernas adalah sebuah ekspektasi yang ditunggu-tunggu dan diharapkan sebagai kabar baik, dan biasanya dijadikan sebagai penyemangat laksana stroom yang memperbaharui energi dalam mengemban tugas profesi sebagai Guru dan Tenaga kependidikan (Gutendik) yang saat ini tentu semakin besar tantangan dan rintangannya. Paling tidak, akan ada secercah harapan disela-sela semakin gonjang-ganjing dan kompleksnya permasalahan yang dihadapi pasca pandemic covid-19, dan tantangan era revolusi industry 4.0 yang memantik terjadinya disrupsi di berbagai bidang termasuk bidang pendidikan dan pembelajaran

Oleh karena itu jika sudah membaca status yang disertai foto di wall fb atau chatt di WAG dari teman-teman pengurus yang mengikuti Konkernas sejak berangkat sampai pulang kembali ke Kalimantan Selatan, maka tentu kabar-kabar tentang program dan harapan yang menggembirakanlah yang dinantikan. Bukan PHP bertabur janji yang ditunggu sebagai oleh-oleh berharga untuk satu tahun ke depan.

Tulisan ini semata-mata merupakan refleksi pribadi sebagai anggota PGRI terhadap upaya keras PB PGRI memimpin dan mendorong PGRI agar tetap menjadi organisasi profesi guru terdepan membawa anggotanya menuju organisasi modern yang tetap istiqomah dengan garis perjuangan PGRI yang telah diletakkan tokoh-tokoh organisasi pendahulu. Berdasarkan informasi yang dapat dihimpun via daring (Zoom Meeting dan Channel Youtube PB PGRI) ketika Upacara Pembukaan dan Pertemuan Nasional Perempuan PGRI di awal sessi,  maka dapat dicatat bahwa yang mengemuka adalah isu-isu yang selama ini diperjuangkan oleh PGRI agar anggota PGRI / Gutendik dapat terus didorong dan didampingi baik dalam memacu prestasi kerjanya maupun mengatasi permasalahan yang timbul dalam keseharian atau secara insidentil, seperti  :

  1. Perlunya semakin diperkuat kegiatan-kegiatan yang meningkatkan soliditas dan solidaritas dalam organisasi PGRI, bersatu, bekerjasama, bermitra, saling menguatkan. Lebih-lebih menghadapi perkembangan profesi guru secara yuridis semakin samar-samar terutama dalam hal tata kelola, Guru Honorer dan Rekrutmen melalui PPPK yang belum terselesaikan, Kesejahteraan guru yang semakin tidak pasti, Sertifikasi dalam jabatan yang belum selesai. Semua kondisi tersebut butuh solusi dan cara penyampaian masukan yang tepat, professional, dan proporsional kepada pemerintah / pemerintah daerah dengan lebih mengedepankan sikap intelektual seorang guru. (Sambutan Ketua Umum PB PGRI Prof.Dr. Unifah Rosyidi, M.Pd.)

 

  1. Mulai tanggal 21 Maret 2022, PGRI menetapkan dimulainya gerakan Transformasi Digital PGRI, yang meminta seluruh anggota dan pengurus PGRI mulai di tingkat ranting, cabang, kabupaten / kota / provinsi / dan PB PGRI ikut terlibat dengan tahapan sebagai berikut :
  2. Tahun 2022, sebagai Tahap Inkubasi, dengan menggerakan dan menumbuhkan langkah-langkah digitalisasi.
  3. Tahun 2023, sebagai Tahap Transisi dari manual ke digital.
  4. Tahun 2024, sebagai Tahap Inovasi, dengan pengelolaan organisasi digital dan terwujudnya Gutendik bersama peserta didik dalam dunia virtual atau metaverse.
  5. Tahun 2025, menjadikan PGRI sebagai organisasi modern.

 

Untuk mendukung itu, maka PGRI mengupayakan diwujudkannya prinsip “PINTAR”, yakni :

  1. Pengurus yang memiliki growth-mindset;
  2. Informasi sebagai sumber daya utama; Network / kemitraan yang harus dijalin secara cepat; Teknologi yang ada agar dikembangkan; Aplikasikan berbagai solusi secara cerdas; Rancang program yang kreatif dan inovatif. (Ketua SLCC PB PGRI, Prof. Dr. Eko Indrajit, M.Sc.)

 

  1. Saat ini PGRI – Guru berada di pusaran VUCA (Volatility / Berubah cepat, Uncertainty / Ketidakpastian, Complexity / Beragam & rumit, dan Ambiguity / Ambigu) dimana kehidupan saat ini mengalami perubahan sangat cepat, tidak terduga, dipengaruhi oleh banyak faktor yang sulit dikontrol, dan kebenaran serta realitas menjadi sangat subyektif. Disisi lain harus berhadapan dengan peserta didik yang notabenenya adalah generasi Z yang berwatak Ambisius, Digital-native, dan Percaya diri. Sementara tantangan revolusi industry 4.0 juga memaksa guru harus beradaptasi dengan teknologi dan big data yang seringkali menyulitkan. Untuk menjaga agar profesi guru tetap terdepan, maka diperlukan pendampingan guru mendalami metodologi mengajar yang bia mengembangkan dimensi manusia seutuhnya (IQ, EQ, dan SQ). Untuk itu PB PGRI bekerjasama dengan ESQ Business School memberikan coaching untuk guru anggota PGRI. (Dr. (Hc) Ary Gunanjar Agustian, Pendiri ESQ Business School).

 

  1. Mencermati Program yang dikembangkan tahun 2022 ini tampak PGRI akan tetap konsisten mengembangkan penguatan perangkat kelengkapan organisasi dan departemen seperti PSLCC, LKBH, LKKP, APKS, Lembaga Pendidikan PGRI, Infokom dan Litbang, Media Sosial / Online. Begitu pula dengan Program Mandatori yang wajib dilaksanakan oleh semua kepengurusan semua jenjang dari Pengurus Besar sampai Ranting, akan terus dikelola dengan lebih baik, seperti Pengelolaan Keanggotaan / SIK, Pengelolaan Keuangan / ASIK, dan Kepengurusan / SIP, Pelaksanaan Forum Organisasi, Peningkatan Kapasitas Kepemimpinan & Kaderisasi, Pengembangan Lingkar Belajar Guru, dan Peningkatan Peran Perempuan PGRI. Terkait Iuran Anggota PGRI yang juga dibayarkan kepada PB PGRI, PGRI se Kalimantan Selatan telah melunasi iuran yang ditetapkan PB PGRI, merupakan provinsi  terbaik keempat dari seluruh provinsi se Indonesia. Di tahun mendatang efektifitas iuran akan semakin ditingkatkan agar terwujud dukungan terhadap organisasi secara lebih baik lagi. (PB PGRI secara Pleno).

 

  1. Khusus peran perempuan PGRI, masing-masing Badan Khusus Perempuan PGRI didorong untuk mengembangkan secara proporsional dan operasional program-program seperti : Peningkatan kepemimpinan Perempuan PGRI sebagai penggerak perubahan organisasi, Perluasan kerja sama dengan organisasi/lembaga eksternal di masing-masing jenjang, Pelatihan Keterampilan Kewirausahaan Perempuan, dan Partisipasi aktif perempuan PGRI dalam berbagai kegiatan aktual bidang Pendidikan maupun kegiatan organisasi-organisasi perempuan, serta Koordinasi Perempuan PGRI di lingkup jenjang kepengurusan masing-masing. (Dr. Ella Yulaelawati, M.Pd., Ketua BKP PB PGRI).

Sebagai anggota PGRI tentu akan punya pendapat yang kurang lebih sama jika merespon kabar dari arena Konkernas III ini, yakni bagaimanapun baiknya program jika tidak direalisasi secara bertanggung jawab maka tidak akan banyak berarti bagi peningkatan profesionalisme guru/dosen dan tendik sebagai anggota. Apakah demikian ? Sampianlah yang bisa menjawabnya.

Artikel ini memiliki

1 Komentar

Tinggalkan Komentar

 

Desember 2024
M S S R K J S
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
293031