Banjarmasin, 16 Agustus 2024 – MTs Nurul Islam Banjarmasin Selatan menjadi tuan rumah pelatihan bertema “Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) dan Inklusi” pada hari Jumat, 16 Agustus 2024. Kegiatan ini dihadiri oleh 17 guru MI dari Kecamatan Banjarmasin Selatan, terdiri dari 13 guru perempuan dan 4 guru laki-laki.
Acara ini diawali dengan pembukaan oleh pengawas pendidikan yang memberikan penjelasan mengenai perubahan nama dan konsep dalam kurikulum terbaru. Kurikulum Merdeka yang dahulu dikenal dengan sebutan P2RA kini telah diperbarui menjadi P5RA. Perubahan ini mencerminkan upaya pemerintah dalam meningkatkan efektivitas dan relevansi kurikulum untuk mendukung perkembangan holistik siswa.
Selanjutnya, narasumber utama, Husna Mai Sa’adah, S. Ag., M. A., memaparkan materi tentang Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) dan inklusi. Dalam penjelasannya, Ibu Husna menekankan pentingnya pemahaman dan penerapan kurikulum yang fleksibel, yang memungkinkan siswa untuk belajar sesuai dengan kebutuhan dan potensi mereka. IKM didesain untuk memberikan kebebasan kepada sekolah dan guru dalam merancang proses pembelajaran yang lebih kontekstual dan bermakna.
Selain itu, Ibu Husna juga menyampaikan materi terkait inklusi, yang fokus pada pemahaman mengenai anak berkebutuhan khusus (ABK). Dalam penjelasan ini, beliau menekankan pentingnya inklusi dalam pendidikan, yaitu memberikan kesempatan yang setara kepada semua anak, termasuk ABK, untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Hal ini meliputi adaptasi metode pembelajaran serta penyediaan fasilitas yang mendukung perkembangan anak sesuai dengan kebutuhannya.
Para peserta tampak antusias mengikuti pelatihan ini. Diskusi yang berlangsung menunjukkan komitmen para guru untuk mengimplementasikan pengetahuan yang didapat dalam pengajaran mereka. Melalui kegiatan ini, diharapkan para guru MI di Kecamatan Banjarmasin Selatan dapat semakin memahami dan menerapkan konsep Kurikulum Merdeka dan inklusi dalam proses pembelajaran, sehingga mampu memberikan layanan pendidikan yang lebih berkualitas dan inklusif.
Acara ini menjadi momentum penting dalam peningkatan mutu pendidikan di Banjarmasin Selatan, khususnya dalam mendukung anak-anak berkebutuhan khusus untuk dapat berkembang bersama dengan siswa lainnya di lingkungan sekolah yang ramah dan inklusif.
Metode pembelajaran sekolah inklusi juga diharapkan mengikuti anak yang berkebutuhan khusus seperti anak yang disabilitas tidak bisa melihat dan mendengar mereka membutuhkan alat alat khusus untuk mereka bisa belajar
Tinggalkan Komentar