Barito Putera adalah salah satu klub sepak bola ternama di Indonesia yang berbasis di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Klub ini memiliki sejarah menarik yang berawal dari janji seorang tokoh bernama H. Abdussamad Sulaiman HB kepada Sang Pencipta. Berdasarkan informasi yang diungkapkan dalam situs resmi klub dan dilansir dari detikKalimantan, klub ini dibentuk pada 21 April 1988 dengan nama lengkap Persatuan Sepakbola Barito Putera (PS Barito Putera).
H. Abdussamad Sulaiman HB memiliki niat mendirikan klub sepak bola sebagai wujud syukur atas rezeki yang diperolehnya. Dalam pernyataannya, ia mengungkapkan bahwa pembentukan Barito Putera merupakan janji kepada Allah SWT. Hal ini menjadikan klub tersebut berdiri tidak hanya sebagai wadah olahraga, tetapi juga berakar pada spiritualitas pendirinya.
Sebelum Barito Putera terbentuk, sepak bola antar kampung (tarkam) di Banjarmasin pada era 1970-an memiliki peran penting. Pada waktu itu, pertandingan final tarkam mempertemukan Indrapura Muda dengan tim Karbau Lapas, di mana Indrapura keluar sebagai juara dan mewakili Teluk Tiram. Setelah kemenangan tersebut, H. Abdussamad mencetuskan klub amatir bernama Persatuan Sepakbola Nusantara (Persenus), yang kemudian berhasil memenangkan beberapa kejuaraan regional.
Persenus pun menjadi wakil Komda PSSI Kalselteng dan berpartisipasi dalam turnamen nasional Soeharto Cup di Jakarta. Meski langkah Persenus terhenti di babak penyisihan, pengalaman ini semakin memperkuat tekad H. Abdussamad untuk mendirikan klub profesional. Pada tahun 1988, ia akhirnya mendirikan Barito Putera dengan harapan dapat membawa prestasi lebih besar bagi sepak bola Kalimantan.
Pada 1994, Barito Putera mulai berlaga di Liga Indonesia Premier dan berhasil mencapai babak semifinal, meskipun kemudian dikalahkan oleh Persib Bandung. Klub ini terus menunjukkan peningkatan performa, dan pada 2008, Barito Putera menjuarai Liga Divisi 2 sehingga promosi ke Divisi 1 Liga Indonesia.
Kesuksesan berlanjut ketika Barito Putera keluar sebagai juara Divisi 1 pada 2011. Sejak saat itu, mereka konsisten berlaga di kasta tertinggi Liga Indonesia. Hingga musim Liga 1 2024-2025, Barito Putera tetap menjadi salah satu klub kebanggaan Kalimantan, bersama klub lainnya yang berlaga di Liga 1.
Barito Putera memiliki sejumlah julukan yang mencerminkan karakter klub dan kebanggaan terhadap daerah asalnya, antara lain Laskar Antasari, Tim Seribu Sungai, Bekantan Hamuk, dan Ksatria Tanah Banjar. Klub ini didukung oleh kelompok suporter fanatik seperti Barito Mania (Bartman) dan Sop Buntut 1988.
Stadion Demang Lehman di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, menjadi kandang bagi Barito Putera. Adapun jajaran staf kepelatihan saat ini mencakup pelatih kepala Vitor Tinoco, didampingi oleh asisten pelatih Francisco Torres, Sofyan Morhan, dan Isnan Ali.
Barito Putera menurunkan sejumlah pemain berbakat di berbagai lini. Nama-nama seperti Matías Mier, Bagus Kahfi, Jaime Moreno, dan Rizky Pora menghiasi daftar pemain utama. Mereka didukung oleh kiper andal seperti Muhammad Ridho dan Satria Tama serta bek tangguh seperti Bagas Kaffa dan Anderson Nascimento.
Barito Putera bukan sekadar klub sepak bola biasa. Sejarahnya yang unik, berawal dari janji spiritual pendirinya, menjadikan klub ini memiliki makna yang dalam bagi masyarakat Kalimantan Selatan. Keberadaan klub ini di Liga 1 tidak hanya menunjukkan prestasi, tetapi juga mencerminkan perjuangan panjang dari masa tarkam hingga kompetisi profesional.
Suki Nurhalim. (2025, 23 Maret). Sejarah Berdirinya Barito Putera yang Berawal dari Janji pada Sang Pencipta. DetikKalimantan. Diakses dari https://www.detik.com/kalimantan/sepakbola/d-7837190/sejarah-berdirinya-barito-putera-yang-berawal-dari-janji-pada-sang-pencipta.
Tinggalkan Komentar