Bulan Rabiul Awwal 1445 H, yang dikenal sebagai bulan Maulid, Mulud, atau Muludan, menjadi momen istimewa bagi umat Islam karena menandai kelahiran Nabi Muhammad SAW pada tahun 571 M. Bagi masyarakat Muslim, peringatan ini adalah bentuk syukur dan penghormatan atas kelahiran Nabi yang membawa rahmat bagi seluruh alam. Dalam tradisi yang berlangsung selama bulan ini, terdapat berbagai amalan sunah yang dapat dilakukan sebagai bentuk ekspresi syukur kepada Allah SWT.
Pada bulan Maulid, umat Islam di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia, merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW dengan berbagai kegiatan, seperti:
Imam Jalaluddin As-Suyuthi dalam karyanya Husnul Maqshid fi Amalil Mawlid menyebutkan bahwa ungkapan syukur kepada Allah SWT atas nikmat apa pun, termasuk kelahiran Nabi Muhammad SAW, dapat diwujudkan dengan berbagai ibadah seperti shalat sunah, puasa, sedekah, dan membaca Al-Qur’an. As-Suyuthi menegaskan bahwa tidak ada nikmat yang lebih besar daripada kelahiran Nabi Muhammad SAW, yang merupakan Nabi rahmat bagi seluruh umat manusia.
Lebih lanjut, As-Suyuthi menekankan bahwa amalan pada hari Maulid seyogianya dibatasi pada aktivitas yang dapat dipahami sebagai bentuk syukur kepada Allah, seperti pembacaan Al-Qur’an, berbagi makanan, sedekah, pembacaan pujian atas akhlak Rasul, dan menggubah syair kezuhudan yang memotivasi untuk berbuat baik dan memperbanyak bekal akhirat.
Peringatan Maulid Nabi juga memiliki nilai edukatif, yang mengajak umat untuk mengenang dan meneladani akhlak Rasulullah SAW. Oleh karena itu, penting bagi umat Islam untuk menjaga kesucian peringatan ini dengan menghindari konten ceramah yang bernuansa provokatif, hoaks, atau ujaran kebencian. Ceramah harus fokus pada pesan yang memotivasi masyarakat untuk mendekatkan diri kepada Allah melalui amal saleh.
Ekspresi rasa syukur kepada Allah SWT dalam konteks kelahiran Nabi Muhammad SAW adalah sunnah yang dianjurkan dalam agama Islam. Dengan melaksanakan berbagai amalan baik di bulan Maulid, umat Islam diharapkan dapat mendekatkan diri kepada Allah dan memperkuat ikatan cinta kepada Rasulullah SAW. Peringatan Maulid bukan hanya sekadar seremonial, tetapi juga menjadi momentum untuk memperdalam iman, meningkatkan kebaikan, dan meneladani akhlak mulia Nabi Muhammad SAW.
Wallahu a’lam.
As-Suyuthi, J. (n.d.). Husnul Maqshid fi Amalil Mawlid. Beirut: Darul Kutub Al-Ilmiyyah.
Sunnatullah. (2023). Sejumlah Amalan Sunah di Bulan Maulid Nabi Muhammad SAW. NU Online. https://nu.or.id.
Tinggalkan Komentar