Pernahkah kalian mendengar istilah bullying atau perundungan? Ya, istilah itu pastinya sudah tidak asing di telinga kita. Pemberitaan tentang kasus bullying dari berbagai daerah akhir-akhir ini kerap kita baca/dengar. Pemberitaan yang diawali dari viralnya video tindakan bullying di media sosial menuai tanggapan beragam dari masyarakat. Bullying atau perundungan memang tidak bisa dianggap sepele. Oh ya, tahukah kalian bahwa perundungan bisa dikatakan sebagai benih dari banyak tindakan kekerasan lain seperti tawuran, intimidasi, pengeroyokan, bahkan pembunuhan, sangat menyeramkan bukan?
Beberapa kasus bullying atau perundungan yang viral di sosial media menunjukkan bahwa tindakan ini ternyata ada di sekitar kita, di dekat kita, bahkan terjadi juga di lingkungan sekolah, atau pelaku dan korbannya adalah remaja yang notabene masih tercatat sebagai siswa sekolah. Atau, jangan-jangan secara tidak sadar kita sudah menjadi bagian dari tindakan bullying/perundungan tersebut, entah sebagai korban atau bahkan pelaku? Nah lho, apabila benar seperti itu, maka harus kita waspadai dan harus kita hentikan sekarang juga.
Mari kita paparkan dahulu deret panjang kasus perundungan yang terjadi di negeri kita tercinta ini selama bulan Agustus 2022, yang membuktikan bahwa memang tindakan bullying/perundungan ini benar-benar terjadi di sekitar kita. Fakta yang membuat miris bagi siapa saja yang peduli terhadap masa depan para remaja ini. Sebut saja kasus yang dialami seorang pelajar SD di Kabupaten Bolmong Timur Sulawesi Utara, membuka kasus perundungan yang terjadi pada awal Agustus 2022 yang menjadi korban perundungan dan penganiayaan dari kakak kelasnya. Berikutnya, terjadi kasus serupa menimpa seorang pelajar SMP di Garut Jawa Barat yang menjadi korban perundunga dari 2 orang temannya (FS dan LP), korban dicekik dan ditampar hingga pingsan dan sempai di rawat di Puskesmas setempat, kabar terkini korban mengalami trauma berat. Kasus ini bermula dari saling ejek antara korban dan pelaku saat mereka menghias kelas dalam rangka menyambut peringatan HUT RI yang baru lalu. Kasus berikutnya yang tak kalah viral terjadi pada bulan Agustus 2022 juga menimpa seorang pelajar SMP di Cilegon. Tindakan perundungan dilakukan saat korban dan pelaku pulang sekolah. Masih pada akhir Agustus, kembali viral di media sosial video yang memperlihatkan seorang anak laki-laki santri sebuah pesantren di Aceh yang mengalami perundungan oleh temannya sampai mata kanannya lebam membiru serta bagian putih matanya berwarna merah. Kasus perundungan yang lain juga terjadi di Kota Malang pada akhir Agustus juga yang menimpa seorang pelajar SMP dan pelakunya empat bocah merupakan teman main bareng (mabar) game online yang juga masih di bawah umur. Korban dipukuli bahkan sampai ditelanjangi oleh pelaku sampai mengalami trauma. Dikabarkan sampai terjadi dua kali tindakan perundungan yang dialami korban di tempat yang berbeda oleh pelaku yang sama.
Kasus-kasus di atas mungkin hanya sebagian kecil dari fakta sesuangguhnya yang terjadi. Kebetulan kasus tersebut menjadi viral di media sosial hingga terendus oleh polisi, kasus lain mungkin bisa berpuluh atau beratus lagi yang tidak terungkap yang menyisakan trauma berkepanjangan bagi para korban, sementara pelakunya masih berkeliaran bahkan mungkin saja terus melakukan bullying hingga bertambah panjang daftar korban mereka.
Tahukah kalian apa itu bullying/perundungan?
Perundungan atau bullying adalah perilaku tidak menyenangkan baik secara verbal, fisik, ataupun sosial di dunia nyata maupun dunia maya yang membuat seseorang merasa tidak nyaman, sakit hati dan tertekan baik dilakukan oleh perorangan ataupun kelompok. Perundungan dianggap telah terjadi bila seseorang merasa tidak nyaman dan sakit hati atas perbuatan orang lain padanya. Jadi, ternyata bullying itu tidak hanya berkaitan dengan penganiayaan fisik saja, menyakiti orang lain dengan perkataan pun sudah bisa disebut tindakan bullying. Bahkan ada juga bullying sosial. Coba deh kalian ingat-ingat, pernahkah kalian melakukan salah satu dari tindakan berikut ini kepada teman-temanmu, menampar, mendorong, mencubit, menjambak, menendang, meninju, atau tindakan lain yang menyakiti fisik temanmu? Semua itu merupakan contoh tindakan bullying/perundungan secara fisik. Apakah kalian pernah membentak, berteriak, memaki, bergosip, menghina, meledek, mencela, mempermalukan salah seorang temanmu? Hal yang disebutkan di atas termasuk bullying/perundungan secara verbal. Atau apakah kalina pernah dengan sengaja mengucilkan salah seorang temanmu, atau membeda-bedakan temanmu, atau mendiamkan mereka? Hati-hati, itu semua termasuk tindakan bullying/perundungan secara sosial. So, pastikan kalian tidak melakukan itu lagi pada orang lain apalagi dia salah seorang temanmu yang seharusnya kalian bisa saling mensupport atau saling memotivasi.
Lantas, di mana dan kapan terjadi bullying/perundungan?
Ternyata, perundungan dapat terjadi dimana saja dan kapan saja, dapat berlangsung dalam 24 jam, baik di dunia nyata ataupun dunia maya (cyber bullying). Oke, mari kita rinci satu persatu tempat mana saja yang banyak terjadi tindakan bullying/perundungan. Kalau tempatnya di sekolah, bisa terjadi di kelas, halaman sekolah, kantin, perpustakaan, kamar mandi, lorong-lorong sekolah, lab sekolah, lapangan olah raga. Bisa juga terjadi bullying di rumah lho. Apa iya, di rumah ada bulying? Banyak, bahkan sangat banyak anak yang disiksa orang tuanya atau oleh anggota keluarga lain yang lebih tua darinya dengan berbagai alasan, apakah itu bukan bullying yang terjadi di rumah namanya? Di Tempat les anak-anak pun bisa terjadi bullying, bahkan tempat ibadah sekalipun bisa menjadi arena perundungan. Pasar, restoran, tempat-tempat jajan, gelanggang olah raga, dan tempat-tempat berkumpulnya banyak orang lainnya, tidak dijamin bebas dari tindakan perundungan.
Seperti apa contoh bullying di dunia maya (cyber bullying)?
Ternyata dunia maya pun bisa menjadi ajang bullying/perundungan. Contoh dari bullying/perundungan di dunia maya antara lain:
Memperolok di media sosial (mengirimkan berbagai pesan yang menyakiti, menghina, mengancam, dll.)
Pesan teror
Menyebarkan kabar bohong
Mengubah foto tidak semestinya
Perang kata-kata dari dunia maya (flaming)
Membuat akun palsu untuk merusak reputasi seseorang
Memperdaya seseorang untuk melakukan sesuatu yang memalukan
Mengucilkan seseorang dari grup daring
Bagaimana dampak dari tindakan bullying/perundungan?
Bullying/Perundungan merupakan tindakan yang sangat merugikan orang lain dalam hal ini orang yang menjadi korbannya. Coba kalian bayangkan, Seorang anak yang memiliki impian dan cita-cita, dia sedang berusaha mengejar impian dan cita-citanya itu dengan menuntut ilmu setahap demi setahap, dari TK, SD, SMP, tidak terhitung biaya yang sudah dikeluarkan orang tuanya, tidak terhitung doa yang dipanjatkan orang tuanya, tidak terhitung waktu-waktu yang sudah dikorbankan si anak untuk belajar, tiba-tiba semua impian dan cita-citanya harus patah di tengah jalan, masa depannya direnggut paksa karena si anak menjadi korban perundungan. Bagaimana kesedihan yang dirasakan orang tua si korban saat tahu anak yang menjadi kebanggaan, tumpuan harapannya menjadi korban bullying/perundungan yang mengakibatkan hancurnya masa depan si anak. Apakah separah itu dampak yang dirasakan oleh seorang korban bullying? Ya, sangat besar penderitaan yang dirasakan oleh para korban bullying, trauma hingga depresi yang dialaminya berkepanjangan, bahkan tidak sedikit yang sampai bunuh diri. Baiklah, kita kupas agar lebih jelas, setidaknya dampak yang dialami oleh korban bullying menyangkut 4 hal, yaitu
akademis,
sosial,
emosi,
fisik
Dampak Bullying pada Segi Akademis Seperti Apa Contohnya?
Korban bullying/perundungan akan mengalami hal-hal berikut ini pada segi akademisnya, tentu saja sangat memprihatinkan karena berujung pada suatu kondisi yang sangat ditakuti oleh semua siswa pada semua jenjang sekolah, yaitu Drop out (DO). Kondisi negatif dari segi akademik tersebut antara lain:
Penurunan tingkat kehadiran di sekolah/malas pergi ke sekolah
Berkurangnya minat pada tugas dan kegiatan sekolah lainnya
Sulit berkonsentrasi dalam belajar
Dampak dari ketiga hal di atas adalah terjadi penurunan prestasi akademik di sekolah (nilai-nilai ulangan/nilai raport jeblok)
Yang akhirnya si korban Drop out dari sekolah atau dari kegiatan-kegiatan lain yang semula disukainya
Dampak Bullying secara sosial seperti apa?
Kehidupan sosial korban bullying pun akan terganggu, kondisi seperti di bawah ini akan dialami oleh korban bullying/perundungan.
Tidak percaya diri, pemalu, tidak mampu menyampaikan pendapatnya dan cenderung mengikuti kemauan orang lain
Punya sedikit sekali teman, tak populer, cenderung menarik diri
Kurangnya rasa humor
Sering diejek, ditertawakan
Kadang dipukul, didorong, ditendang, tanpa mampu membela diri
Bahasa tubuhnya lemah, misalnya: tak ada kontak mata, kepala menunduk, dan badan membungkuk
Bagaimana dampak bullying/perundungan terhadap fisik korban?
Umumnya yang paling terlihat pada korban bullying/perundungan adalah dari segi fisiknya. Walaupun mungkin secara kasat mata luka-luka fisik sudak sembuh, tetapi dampak yang dialami setelahnya sangat lama dan panjang. Luka fisik sangat membekas pada psikis (mental) korban. Di antara hal yang dialami korban bullying adalah:
Sakit berkelanjutan
Keluhan pusing, sakit perut (mulas)
Gagap
Sulit tidur
Lemah
Mual
Luka-luka pada tubuh korban
Tampak lemah tak berdaya
Bagaimana dampak bullying/perundungan terhadap emosi korban?
Suasana hati yang berubah-ubah
Sensitif, was-was, takut, cemas, gelisah, tak aman, minta didampingi ke tempat tempat tertentu di mana dia telah mengalami perundungan sebelumnya
Murung, sedih, mudah menangis
Menyalahkan diri sendiri
Depresi
Catatan khusus: Pada anak-anak tertentu, bullying/perundungan yang dialaminya membuatnya menjadi agresif (penuh kemarahan), dengan ingin membalas sakit hatinya dengan melakukan perundungan terhadap orang lain. Ia cenderung menjadi pelaku.
Berdasarkan uraian tentang dampak bullying/perundungan tersebut bagaimana pendapat kalian? Pasti kalian sepakat bahwa bullying/perundungan dampaknya sangat mengerikan bagi si korban. Penderitaan para korban bullying akan terus dirasakan berpuluh tahun setelahnya, berpengaruh pada kondisi mental masa depannya. Peneliti dari King’s College London, Louise Arsenault, telah melakukan riset mengenai dampak bullying hingga 40 tahun setelah kejadian. Hasilnya, sangat mencengangkan, ada beberapa dampak jangka panjang yang masih dirasakan para korban di antaranya:
Kondisi kesehatan para korban bully yang saat riset dilakukan sudah berumur 50 tahunan, cenderung lebih buruk dari segi mental dan fisik dibandingkan dengan rata-rata orang yang tidak pernah mengalami bullying. Mereka para korban bullying lebih beresiko menderita berbagai masalah kesehatan dan sosial walaupun tindakan itu sudah puluhan tahun berlalu.
Fungsi kognitif mereka pun jauh lebih buruk dibandingkan orang seumurnya yang tidak pernah mengalami bullying.
Kualitas hidup dan tingkat kepuasan hidup para korban bullying cenderung lebih rendah daripada orang seusianya yang bukan korban bullying.
Sekarang, apa yang akan kalian lakukan setelah tahu betapa besarnya penderitaan yang harus ditanggung korban bullying? Mari kita berjanji pada diri kita masing-masing untuk tidak menjadi pelaku bullying. Mari kita bergandeng tangan untuk saling support, saling bantu, saling memotivasi dengan teman-teman di sekolah, teman bermain, atau saudara-saudara di rumah. Tebarkan rasa saling menyayangi , saling menghormati. Mari kita ikrarkan bersama-sama, STOP BULLYING!!!
Sumber Bacaan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, STOP PERUNDUNGAN, 2018, Jakarta: Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Penulis : N. Supriati, M.Pd
Karya : Guru Bahasa Indonesia
Editor : –
Dibaca 1143x