Info Sekolah
Rabu, 25 Des 2024
  • Selamat Datang Di Website Resmi MI NOR RAHMAN Banjarmasin
  • Selamat Datang Di Website Resmi MI NOR RAHMAN Banjarmasin
22 Agustus 2024

Tafsir Surah Al-Fatihah Berdasarkan Kitab Tafsir Jalalain

Kam, 22 Agustus 2024 Dibaca 674x

Pendahuluan

Tafsir Jalalain adalah salah satu kitab tafsir Al-Qur’an yang sangat terkenal dan banyak digunakan di dunia Islam, termasuk di Indonesia. Kitab ini disusun oleh dua ulama besar, yaitu Jalaluddin Al-Mahalli dan Jalaluddin Al-Suyuti, yang keduanya dikenal sebagai ahli dalam bidang tafsir Al-Qur’an. Kitab ini memberikan penjelasan yang ringkas namun padat mengenai ayat-ayat Al-Qur’an, dan sering dijadikan referensi utama dalam memahami makna Al-Qur’an secara lebih mendalam.

Artikel ini akan mengulas tafsir surah Al-Fatihah berdasarkan Tafsir Jalalain, dimulai dari ayat pertama hingga ayat ketujuh. Ulasan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang makna setiap ayat dalam surah ini, yang merupakan surah pembuka dalam Al-Qur’an dan sering dibaca dalam shalat.

Tafsir Ayat 1: بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Ayat pertama surah Al-Fatihah dimulai dengan lafaz بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

yang berarti “Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”.

Dalam Tafsir Jalalain, penjelasan ayat ini menekankan pentingnya memulai setiap aktivitas dengan menyebut nama Allah sebagai tanda tawakkal dan memohon pertolongan dari-Nya. Kata الرَّحْمَنِ berarti Yang Maha Pemurah, yang memberikan rahmat secara umum kepada seluruh makhluk-Nya, sedangkan الرَّحِيمِ berarti Yang Maha Penyayang, yang memberikan rahmat khusus kepada hamba-hamba-Nya yang beriman.

Tafsir Ayat 2: الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Ayat kedua, الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

berarti “Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam”. Tafsir Jalalain menjelaskan bahwa lafaz الْحَمْدُ لِلَّهِ adalah pernyataan pujian yang ditujukan kepada Allah, yang memiliki seluruh pujian dari semua makhluk-Nya. Kalimat ini menunjukkan bahwa Allah adalah Zat yang paling layak untuk dipuji karena keagungan dan kekuasaan-Nya. Kata رَبِّ mengandung arti Tuhan yang memelihara dan menguasai seluruh makhluk, sementara الْعَالَمِينَ mencakup semua makhluk, termasuk manusia, jin, malaikat, dan seluruh ciptaan-Nya.

Tafsir Ayat 3: الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Ayat ketiga, الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ, mengulang kembali sifat-sifat Allah yang telah disebutkan dalam ayat pertama. Dalam Tafsir Jalalain, ini menunjukkan betapa pentingnya sifat kasih sayang Allah dalam kehidupan umat manusia. Rahmat Allah meliputi segala sesuatu, dan dengan rahmat-Nya, segala urusan makhluk-Nya menjadi teratur dan seimbang.

Tafsir Ayat 4: مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ

Ayat keempat, مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ, berarti “Yang menguasai hari pembalasan”. Menurut Tafsir Jalalain, ayat ini mengingatkan kita bahwa Allah adalah satu-satunya pemilik kekuasaan di hari kiamat, hari di mana semua makhluk akan dibalas sesuai dengan amal perbuatannya. Lafaz مَالِكِ menunjukkan bahwa hanya Allah yang berhak mengadili dan memberikan balasan pada hari tersebut.

Tafsir Ayat 5: إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ

Ayat kelima, إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ, berarti “Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan”. Tafsir Jalalain menjelaskan bahwa ayat ini adalah deklarasi tauhid, di mana umat Islam mengikrarkan bahwa hanya Allah yang mereka sembah, dan hanya kepada-Nya mereka meminta pertolongan dalam segala urusan, baik di dunia maupun di akhirat.

Tafsir Ayat 6: اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ

Ayat keenam, اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ, berarti “Tunjukilah kami jalan yang lurus”. Dalam Tafsir Jalalain, ayat ini merupakan permohonan kepada Allah agar Dia membimbing kita ke jalan yang benar, yang membawa kepada keridhaan-Nya. Jalan yang lurus ini adalah jalan yang ditunjukkan oleh Allah dan diikuti oleh para nabi, rasul, dan orang-orang saleh.

Tafsir Ayat 7: صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ

Ayat ketujuh, صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ,

berarti “Jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat”. Tafsir Jalalain menjelaskan bahwa jalan yang dimaksud adalah jalan orang-orang yang diberi nikmat oleh Allah, seperti para nabi, siddiqin, syuhada, dan orang-orang saleh. Sementara itu, “orang-orang yang dimurkai” mengacu pada kaum Yahudi, dan “orang-orang yang sesat” mengacu pada kaum Nasrani, yang keduanya dianggap telah menyimpang dari jalan yang benar.

Kesimpulan

Surah Al-Fatihah, sebagai surah pembuka dalam Al-Qur’an, mengandung makna yang sangat mendalam tentang keesaan Allah, keagungan-Nya, serta petunjuk bagi umat manusia untuk mengikuti jalan yang lurus. Tafsir Jalalain memberikan penjelasan yang sederhana namun padat tentang setiap ayat dalam surah ini, membantu umat Islam memahami dan menghayati kandungan Al-Fatihah dalam ibadah sehari-hari. Melalui pemahaman ini, diharapkan setiap Muslim dapat lebih mendekatkan diri kepada Allah dan menjalani kehidupan sesuai dengan petunjuk-Nya.

Referensi

Al-Mahalli, J., & Al-Suyuti, J. (2022). Terjemah Tafsir Jalalain (Tafsir Al-Fatihah). Ustadz Online.

Cek Terjemahan Kitab Tafsir Jalalain – Ummul Qura dengan harga Rp126.960. Dapatkan di Shopee sekarang! https://s.shopee.co.id/7Kdb24Xv9v?share_channel_code=1

Artikel ini memiliki

1 Komentar

Tinggalkan Komentar

 

Desember 2024
M S S R K J S
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
293031