Pendahuluan
Era Revolusi Industri 4.0 telah membawa perubahan signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan. Revolusi ini ditandai oleh integrasi teknologi digital, kecerdasan buatan, dan otomatisasi yang mengubah cara manusia bekerja dan berinteraksi. Dalam konteks pendidikan, khususnya Pendidikan Agama Islam (PAI), perubahan ini menghadirkan tantangan besar bagi para guru. Guru PAI harus mampu beradaptasi dengan tuntutan era digital untuk membentuk generasi yang kritis, inovatif, dan memiliki moralitas tinggi. Artikel ini membahas tantangan utama yang dihadapi guru PAI dan strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasinya.
Tantangan Guru Pendidikan Agama Islam
Guru PAI menghadapi berbagai tantangan dalam menghadapi globalisasi teknologi di era Industri 4.0. Tantangan pertama adalah literasi digital. Guru dituntut untuk memahami dan menggunakan teknologi dalam proses pembelajaran. Penguasaan perangkat seperti komputer, tablet, dan aplikasi pendidikan menjadi keharusan agar pembelajaran lebih efektif dan relevan dengan kebutuhan siswa saat ini (Renda et al., 2021).
Tantangan kedua adalah inovasi dalam metode pengajaran. Guru harus meninggalkan metode tradisional yang monoton dan mengadopsi pendekatan yang lebih interaktif, kreatif, dan berbasis teknologi. Mengombinasikan teknologi dengan pembelajaran tatap muka, seperti memanfaatkan platform pembelajaran daring, dapat meningkatkan minat siswa dan membuat pembelajaran lebih menarik (Renda et al., 2021).
Selain itu, perubahan moral dan sosial siswa juga menjadi perhatian. Globalisasi teknologi memengaruhi pola pikir dan perilaku siswa. Nilai-nilai moral tradisional cenderung terkikis oleh pengaruh teknologi modern dan media sosial. Hal ini menjadi tantangan besar bagi guru PAI untuk tetap membentuk karakter siswa agar memiliki moralitas tinggi dan bijak dalam menggunakan teknologi (Renda et al., 2021).
Strategi Menghadapi Tantangan
Untuk menghadapi tantangan tersebut, guru PAI perlu meningkatkan kompetensi profesionalnya. Kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang relevan dengan kebutuhan era digital. Guru perlu aktif mengikuti pelatihan dan seminar teknologi pendidikan untuk meningkatkan literasi digital mereka. Dengan memahami teknologi secara mendalam, guru dapat mengintegrasikan teknologi ke dalam proses pembelajaran dengan lebih efektif (Renda et al., 2021).
Selain meningkatkan kompetensi, guru juga perlu terus mengembangkan metode pembelajaran yang inovatif. Salah satu strategi adalah menggunakan pendekatan blended learning, yaitu menggabungkan pembelajaran daring dan luring. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan partisipasi siswa tetapi juga membantu mereka untuk memanfaatkan teknologi secara positif. Guru juga dapat menggunakan media sosial secara bijak untuk menyampaikan pesan moral dan nilai-nilai agama kepada siswa (Renda et al., 2021).
Guru PAI juga harus memainkan peran penting dalam membentuk moral siswa. Melalui pendekatan yang berbasis pada nilai-nilai agama, guru dapat menanamkan kesadaran kepada siswa tentang pentingnya menjaga akhlak mulia dalam era yang penuh tantangan ini. Selain itu, guru harus menjadi teladan bagi siswa dalam menggunakan teknologi dengan bijaksana dan bertanggung jawab (Renda et al., 2021).
Kesimpulan
Era Industri 4.0 menghadirkan tantangan kompleks bagi guru PAI, mulai dari literasi digital, inovasi metode pembelajaran, hingga perubahan moral dan sosial siswa. Untuk mengatasinya, guru perlu meningkatkan kompetensi profesional, mengembangkan metode pembelajaran inovatif, dan memainkan peran aktif dalam pembentukan moral siswa. Dengan strategi ini, guru PAI dapat menjadi agen perubahan yang membantu menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga bijak secara moral.
Referensi:
Renda, R. S., Febrini, D., & Walid, A. (2021). Tantangan guru PAI dalam menghadapi era perubahan globalisasi teknologi industri 4.0 di SMA Negeri 01 Bengkulu Tengah. Ghaitsa: Islamic Education Journal, 2(1), 26-34. https://siducat.org/index.php/ghaitsa
Tinggalkan Komentar