Info Sekolah
Minggu, 22 Des 2024
  • Selamat Datang Di Website Resmi MI NOR RAHMAN Banjarmasin
  • Selamat Datang Di Website Resmi MI NOR RAHMAN Banjarmasin
26 Februari 2022

Guru Madrasah diminta Persiapkan Diri Terapkan Kurikulum Prototipe

Sab, 26 Februari 2022 Dibaca 536x Berita

MI NOR RAHMAN – Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah, Muhammad Zain, meminta kepada guru madrasah untuk mempersiapkan diri dalam menerapkan kurikulum prototipe. Maka dari itu, guru madrasah perlu mengubah mindset dalam pembelajaran di masa pandemi Covid-19. Hal ini disampaikkan Zain pada saat memberikan pembekalan dan Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan bagi Kepala Madrasah jenjang RA, MI, MTs dan MA di Balikpapan, Senin (31/1/2022).

Menurut Muhammad Zain, kebijakan Kemendikbud yang sedang menggagas kurikulum prototipe harus dapat direspon dengan baik oleh madrasah. Sebab, kurikulum ini lebih fleksibel dan meneguhkan peran utama guru sebagai pendidik profesional.

“Guru harus mempersiapkan diri dalam mendesain pembelajaran yang membebaskan dan sesuai minat siswa. Guru juga harus hadir sebagai sahabat siswa,” pesan Muhammad Zain.

Muhammad Zain juga menekankan pentingnya peran guru dalam membentuk karakter baik para siswa di tengah membanjirnya berita dan informasi di medsos. Dia melihat anak-anak saat ini banyak mengalami adiksi dan kecanduan gadget. “Peran orang tua dalam mengontrol anaknya juga sangat vital terkait pembentukan akhlakul karimah anak,” tuturnya.

Kurikulum Prototipe merupakan kurikulum yang disederhanakan sebagai opsi tambahan untuk diterapkan oleh satuan pendidikan pada tahun pelajaran 2022/2023. Setiap lembaga pendidikan dihadapkan pada pilihan penggunaan Kurikulum 2013 atau Kurikulum Prototipe dengan harapan dapat mendorong pembelajaran sesuai kemampuan siswa dan memberi ruang yang lebih luas pada perkembangan karakter serta kompetensi dasar.

Pemberlakuan Kurikulum Prototipe dapat mendorong pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa. Kurikulum ini juga diharapkan mampu memberi ruang lebih luas pada pengembangan karakter dan kompetensi.

Zain menjelaskan, ada tiga karakter utama Kurikulum Prototipe. Pertama, pembelajaran berbasis proyek untuk pengembangan soft skill dan karakter (iman, takwa, akhlak mulia, gotong royong, kebinekaan global, kemandirian, nalar kritis, dan kreativitas). Kedua, fokus pada materi esensial sehingga ada waktu cukup untuk pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi.

“Ketiga, fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan murid (teach at the right level) dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal,” dalam paparannya.

Terkait langkah-langkah implementasi Kurikulum Prototipe pada madrasah, Muhammad Zain menjelaskan enam tahapan berikut. Pertama, sesuai konteks dan karakteristik madrasah. Kedua, penerapan secara terbatas pada setiap tingkat RA, MI, MTs, dan MA di setiap provinsi. Ketiga, disiapkan regulasi yang longgar sebagai penguatan KMA 184 Tahun 2019. Keempat, pemberdayaan Jabatan Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran (PTP) dan Pengawas untuk mengawal penjaminan mutu implementasi kurikulum Prototipe di madrasah.

Kelima, perlu penyesuaian kebijakan Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) secara terbatas pada pelaksana Kurikulum Prototipe terkait implementasi Simpatika dan perangkat administrasi lainnya. “Terakhir atau keenam, penguatan pelaksanaan supervisi pembelajaran sesuai KMA 634 Tahun 2021,” tandasnya.

Artikel ini telah tayang di https://kemenag.go.id pada tanggal 1 Februari 2022, dengan Judul “Kemenag Minta Guru Madrasah Persiapkan Diri Terapkan Kurikulum Prototipe”.

Artikel ini memiliki

2 Komentar

In sha allah kita sebagai stikholder akan selalu siap dengan segala kemajuan dan perubahan zaman apa lagi di era saat ini menuju dunia induatri 4.0 atau era digitalisasi namun kiranya yang memangku kewenangan harus bisa bijaksana dalam mengambil langkah perubahan itu supaya bisa mendapatkan hasil yang lebih kridibel dan akuntabel, untuk mencapai kridibel dan akuntabel berarti harus lah segala sesuatu sesuai proses jangan maunya selalu instan saja, artinya para pemangku kebijakan harus transparan dalam segala aspek.
Kami sebagai pelaksana atau ujung tombak di lapangan tidak akan kebingungan jika semua perubahan sesuai arus prosesnya, misal saja bagaimana kami bisa maksimal kalau produk tang di tawarkan belum kridibel atau dengan kata laen belum matang fan tidak ada endingnya. Maksudnya belum matang adalah satu kurikulum belum gie paham datang lagi kurikulum-kurikulum baru sehingga terjadilah pengkarbitan ilmu dan pemaksaan, denganistilah laen pengkarbitan demi memenuhi capaian target oknum pemangku kewenangan saja. Example sederhana buah mangga yang matang di pohon dengan yang matang karena karbitan apakah akan mempunyai rasa manis yang sama, itu pertanyaan yang sepele tapi perlu aksen ya nyata dan seriusly.

Tinggalkan Komentar

 

Desember 2024
M S S R K J S
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
293031