Menulis karya tulis ilmiah menjadi suatu keharusan yang tak terhindarkan dalam lingkungan perguruan tinggi. Dosen dan mahasiswa sama-sama akrab dengan jenis karya tulis seperti makalah atau esai, namun seringkali ini hanya menjadi formalitas. Publikasi ilmiah yang sesungguhnya, seperti buku ilmiah, prosiding, dan jurnal, seringkali langka dijumpai.
Salah satu bentuk publikasi ilmiah yang dikenal di kalangan akademisi adalah buku bunga rampai atau antologi. Buku ini berisi artikel-artikel dengan tema yang sama, menggabungkan pendekatan dari berbagai aspek keilmuan. Menurut Pedoman Karya Tulis Ilmiah LIPI (2012), bunga rampai adalah kumpulan Karya Tulis Ilmiah (KTI) dengan satu topik permasalahan yang diapproach dari berbagai sudut pandang.
Dalam konteks ekonomi, buku bunga rampai biasanya membahas topik-topik seperti krisis moneter, inflasi, dan utang negara. Hal ini dilakukan untuk memudahkan pembaca dalam mencari informasi yang spesifik. Namun, dalam menyusun buku bunga rampai, perlu memperhatikan sistematika dan format tulisan.
Meskipun KTI non-buku dapat diubah menjadi buku tanpa mengubah kontennya, penyusunan buku bunga rampai memerlukan perubahan sistematika tertentu. Sistematika KTI yang diubah menjadi bunga rampai memiliki unsur-unsur yang sama dengan buku ilmiah, dengan perbedaan pada prolog dan epilog. Setiap bab dalam bunga rampai seharusnya dapat berdiri sendiri dengan KTI lengkap dan ada benang merah yang menghubungkan keseluruhan bab.
Beberapa perbedaan mendasar antara sistematika buku ilmiah dan bunga rampai termasuk tampilan sampul dan daftar isi. Sampul bunga rampai tetap mirip dengan buku pada umumnya, tetapi mencantumkan nama editor karena setiap bab diisi oleh penulis yang berbeda. Daftar isi tidak hanya mencantumkan judul bab, tetapi juga nama penulis. Isi bunga rampai berbeda dengan buku ilmiah yang memiliki bab-bab saling terkait, karena setiap bab dalam bunga rampai terdiri dari satu KTI dengan format lengkap.
Dalam hasil penelitian yang diterbitkan sebagai bunga rampai, bagian-bagian seperti “Latar Belakang,” “Metode,” dan “Kajian Pustaka” disarikan dalam konten bab/subbab. Meskipun bab/subbab tidak wajib, mereka tetap mengandung unsur-unsur seperti pendahuluan, uraian isi, dan penutup/kesimpulan.
Meskipun terlihat sederhana, menulis buku bunga rampai bukanlah tugas yang mudah. Selain memerlukan tulisan-tulisan yang relevan dengan tema, kehadiran editor yang memahami topik menjadi krusial. Keunggulan buku bunga rampai meliputi kemampuan pembaca untuk mengeksplorasi beragam sudut pandang dan gaya penulisan mengenai suatu masalah, sementara kelemahannya mungkin terletak pada kemungkinan adanya pengulangan atau kesamaan dalam pembahasan antar tulisan.
Tinggalkan Komentar