Minggu
24 November 2024
Admin
29 Agu 2024, 18:42 pm

Menemukan Keberkahan Pagi: Panduan Lengkap dan Keutamaan Shalat Dhuha

Pendahuluan

Shalat Dhuha adalah salah satu shalat sunnah yang memiliki banyak keutamaan dan manfaat bagi umat Islam. Dilakukan di waktu pagi, antara setelah matahari terbit hingga sebelum waktu dzuhur, shalat ini memberikan kesempatan bagi umat Muslim untuk memulai hari dengan keberkahan. Dalam artikel ini, kita akan mengupas secara mendalam tentang tata cara pelaksanaan shalat Dhuha, keutamaannya, serta hikmah yang bisa didapatkan dari melaksanakannya.

Pengertian Shalat Dhuha dan Waktunya

Secara bahasa, kata “dhuha” berarti pagi atau waktu di awal siang hari. Dalam terminologi fiqih, shalat Dhuha adalah shalat sunnah yang dilakukan pada waktu dhuha, yaitu mulai matahari terbit seukuran satu tombak (sekitar tujuh hasta atau 2,5 meter) hingga sebelum waktu zawâl (saat matahari tergelincir ke arah barat). Hukumnya adalah sunnah muakkadah, yang berarti sangat dianjurkan bagi umat Islam untuk melaksanakannya.

Waktu terbaik untuk melaksanakan shalat Dhuha adalah ketika matahari sudah agak tinggi dan panas mulai terasa, biasanya sekitar pukul 9 pagi hingga menjelang dzuhur. Sebagaimana dijelaskan oleh Zaid bin Arqam radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:

عَنْ زَيْدِ بْنِ أَرْقَمَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: صَلَاةُ الْأَوَّابِينَ حِيْنَ تَرْمَضُ الْفِصَالُ.
“Diriwayatkan dari Zaid bin Arqam radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda: ‘Shalat kaum awwâbîn (shalat Dhuha) adalah saat kaki anak-anak unta merasakan panasnya bumi karena terik matahari.'” (HR Muslim).

Keutamaan Shalat Dhuha

Shalat Dhuha memiliki berbagai keutamaan yang telah dijelaskan dalam beberapa hadits Nabi Muhammad ﷺ. Berikut adalah beberapa di antaranya:

  1. Sebagai Sedekah untuk Seluruh Sendi Tubuh Setiap dua rakaat shalat Dhuha dianggap sebagai sedekah untuk seluruh sendi tubuh manusia. Hal ini sebagaimana yang diriwayatkan dalam hadits Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu:

عَنْ أَبِى ذَرٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلاَمَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ، فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ، وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ، وَنَهْيٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ، وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى.
“Diriwayatkan dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, Nabi ﷺ bersabda: ‘Setiap pagi, setiap sendi salah seorang dari kalian harus mengeluarkan sedekah. Setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah, mencegah dari yang mungkar adalah sedekah, dan dua rakaat shalat Dhuha mencukupi semuanya itu.'” (HR Muslim).

  1. Shalat Orang-Orang yang Bertaubat Shalat Dhuha disebut sebagai shalat awwâbîn, yaitu shalatnya orang-orang yang kembali kepada Allah dengan bertaubat. Hal ini dijelaskan dalam hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: لَا يُحَافِظُ عَلَى صَلَاةِ الضُّحَى إِلَّا أَوَّابٌ.
“Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: ‘Rasulullah ﷺ bersabda: ‘Tidak ada yang menjaga shalat Dhuha kecuali orang yang kembali kepada Allah dengan bertaubat.”” (HR al-Hakim).

  1. Ganjaran Luar Biasa untuk Jumlah Rakaat Tertentu Setiap dua rakaat shalat Dhuha memiliki ganjaran tersendiri yang semakin bertambah dengan jumlah rakaat yang dilaksanakan. Dalam riwayat dari Abdullah bin Amr, Rasulullah ﷺ bersabda:

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: إِنْ صَلَّيْتَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنِ لَمْ تُكْتَبْ مِنَ الْغَافِلِينَ، وَإِنْ صَلَّيْتَهَا أَرْبَعًا كُتِبْتَ مِنَ الْمُحْسِنِينَ، وَإِنْ صَلَّيْتَهَا سِتًّا كُتِبْتَ مِنَ الْقَانِتِينَ، وَإِنْ صَلَّيْتَهَا ثَمَانِيًا كُتِبْتَ مِنَ الْفَائِزِينَ، وَإِنْ صَلَّيْتَهَا عَشْرًا لَمْ يُكْتَبْ لَكَ ذَلِكَ الْيَوْمَ ذَنْبٌ، وَإِنْ صَلَّيْتَهَا ثِنْتَىْ عَشْرَةَ رَكْعَةً بَنَى اللهُ لَكَ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ.
“Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: ‘Rasulullah ﷺ bersabda: ‘Bila Kamu shalat Dhuha dua rakaat maka tidak akan dicatat sebagai bagian dari kaum yang lalai; bila Kamu shalat Dhuha empat rakaat maka akan dicatat sebagai bagian dari kaum yang berbuat baik; bila Kamu shalat Dhuha enam rakaat maka akan dicatat sebagai bagian dari kaum yang taat; bila Kamu shalat Dhuha delapan rakaat maka akan dicatat sebagai bagian dari kaum yang beruntung; bila Kamu shalat Dhuha 10 rakaat maka pada hari itu tidak akan dicatatkan dosa bagimu; dan bila Kamu shalat Dhuha 12 rakaat maka akan dibangunkan untukmu sebuah rumah di surga.”” (HR al-Baihaqi).

Tata Cara Shalat Dhuha

Shalat Dhuha dapat dilakukan sebagaimana shalat sunnah lainnya, dengan dua rakaat salam. Berikut adalah langkah-langkah lengkap dalam melaksanakan shalat Dhuha:

  1. Niat Shalat Dhuha Niatkan di dalam hati untuk melaksanakan shalat sunnah Dhuha karena Allah Ta’ala. Niat ini dapat dilafalkan untuk membantu memantapkan hati:

أُصَلِّيْ سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Ushallî sunnatad dhuha rak‘ataini lillâhi ta‘âlâ.
“Saya niat shalat sunnah Dhuha dua rakaat karena Allah Ta’ala.”

  1. Gerakan dan Bacaan Shalat Lakukan gerakan shalat seperti biasa. Setelah membaca surat Al-Fatihah, disunnahkan membaca surat Asy-Syams (QS 91) pada rakaat pertama dan surat Adh-Dhuha (QS 93) pada rakaat kedua. Jika lebih dari dua rakaat, dapat membaca surat lainnya seperti Al-Kafirun (QS 109) dan Al-Ikhlas (QS 112).
  2. Doa Setelah Shalat Dhuha Setelah salam, dianjurkan untuk membaca doa berikut:

اَللّٰهُمَّ إِنَّ الضُّحَآءَ ضَحَاءُكَ، وَالْبَهَاءَ

بَهَاءُكَ، وَالْجَمَالَ جَمَــالُكَ، وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ، وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ، وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ. اَللّٰهُمَّ إِنْ كَانَ رِزْقِيْ فِي السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ، وَإِنْ كَانَ فِي الْأَرْضِ فَأَخْرِجْهُ، وَإِنْ كَانَ مُعْسَرًا فَيَسِّرْهُ، وَإِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ، وَإِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ، بِحَقِّ ضَحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِيْ مَآ أَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ.**
Allâhumma innad dlahâ’a dlahâ’uka, wal bahâ’a bahâ’uka, wal jamâla jamâluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrata qudratuka, wal ishmata ishmatuka. Allâhuma in kâna rizqî fis samâ’i fa anzilhu, wa inkâna fil ardhi fa akhrijhu, wa inkâna mu’siran (mu‘assaran) fa yassirhu, wa in kâna harâman fa thahhirhu, wa inkâna ba‘îdan fa qarribhu, bi haqqi dlahâ’ika wa bahâ’ika wa jamâlika wa quwwatika wa qudratika, âtinî mâ atayta ‘ibâdakas shâlihîn.
“Wahai Tuhanku, sungguh dhuha ini adalah dhuha-Mu, keagungan ini adalah keagungan-Mu, keindahan ini adalah keindahan-Mu, kekuatan ini adalah kekuatan-Mu, dan penjagaan ini adalah penjagaan-Mu. Wahai Tuhanku, jika rezekiku berada di atas langit, maka turunkanlah; jika berada di dalam bumi, maka keluarkanlah; jika dipersulit, mudahkanlah; jika tercampur dengan yang haram, sucikanlah; jika jauh, dekatkanlah; dengan hak dhuha, keelokan, keindahan, kekuatan, dan kekuasaan-Mu, datangkanlah kepadaku apa yang Engkau datangkan kepada para hamba-Mu yang saleh.”

Kesimpulan

Shalat Dhuha adalah salah satu amalan sunnah yang memberikan banyak manfaat, baik secara spiritual maupun fisik. Dengan melaksanakan shalat Dhuha secara rutin, umat Muslim dapat mendekatkan diri kepada Allah, mendapatkan keberkahan dalam hidup, serta meraih berbagai keutamaan yang telah dijanjikan dalam hadits-hadits Nabi. Mari kita niatkan dalam hati untuk memulai hari dengan keberkahan melalui shalat Dhuha dan meraih ridha Allah SWT.


Referensi :

Muntaha, A. M. (2021, Juli 22). Tata cara shalat Dhuha dan keutamaannya. NU Online. https://islam.nu.or.id/syariah/tata-cara-shalat-dhuha-dan-keutamaannya-dM81x

Artikel ini memiliki 0 Komentar

Tinggalkan Komentar

 

SEKOLAH

MI Nor Rahman Banjarmasin

Jl Kelayan B Gang Setiarahman RT 10 Kel. Kelayan Tengah Kec. Banjarmasin Selatan Kota Banjarmasin

Zaini, S.Pd.I M.Pd

Kepala Sekolah