Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW telah menjadi tradisi penting dalam kalangan umat Islam di seluruh dunia. Bulan Rabiul Awwal diperingati sebagai bulan kelahiran Rasulullah, yakni pada tanggal 12. Tradisi ini telah ada sejak abad ketiga Hijriah, dimulai oleh Raja Mudzaffar Abu Said Al Kukburi yang pertama kali menyelenggarakan perayaan Maulid Nabi dalam skala besar.
Perayaan ini bukan sekadar penghormatan lahiriah, melainkan juga bentuk komitmen batiniah dalam mencintai dan meneladani sifat-sifat Nabi Muhammad SAW. Ulama dan tokoh-tokoh penting dalam Islam menegaskan keutamaan memperingati Maulid Nabi, di antaranya Syaikh Al-Hafidz As-Suyuthi dan Khulafaur Rasyidin yang menyampaikan pahala besar bagi mereka yang memuliakan hari kelahiran Rasulullah.
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW memiliki keutamaan besar, sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah SAW dalam hadits:
“Barang siapa yang memuliakan hari kelahiranku maka aku akan memberinya syafa’at pada hari kiamat. Dan barang siapa memberikan infaq satu dirham untuk memperingati kelahiranku, maka akan diberi pahala seperti memberikan infaq emas sebesar gunung di jalan Allah.”
Keutamaan ini tidak hanya sekadar pahala duniawi, tetapi juga syafa’at Nabi Muhammad SAW di akhirat. Syafa’at ini merupakan keistimewaan yang sangat diidamkan oleh setiap Muslim, sebagai bentuk pertolongan dan keberkahan di Hari Kiamat.
Empat khalifah utama dalam Islam, yakni Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib, juga menekankan pentingnya memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW:
Peringatan Maulid Nabi pertama kali diadakan secara besar-besaran oleh Raja Mudzaffar Abu Said Al Kukburi, seorang penguasa Irbil yang bijak dan alim. Pada masa itu, kondisi umat Islam mengalami kemunduran dalam hal agama dan akhlak, sehingga perayaan Maulid dijadikan sebagai momentum untuk menghidupkan kembali semangat keagamaan. Dalam perayaan tersebut, Raja Mudzaffar mengundang banyak ulama dan masyarakat untuk mendengarkan sejarah Nabi serta menikmati hidangan yang disediakan tanpa berlebihan. Inisiatif ini memberikan dampak positif, stabilitas negara terjaga, dan umat Islam kembali taat menjalankan ajaran agama.
Anjuran memperingati Maulid Nabi juga telah disiratkan dalam Al-Qur’an, sebagaimana dalam surat Al-A’raf ayat 157:
“Maka orang-orang yang beriman kepadanya (Muhammad) memuliakannya, menolongnya, dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-Qur’an), mereka itulah orang-orang yang beruntung.”
Ayat ini menunjukkan bahwa orang yang memuliakan Nabi Muhammad SAW, termasuk dalam memperingati kelahirannya, adalah orang yang beruntung. Mereka akan mendapatkan keberkahan dan pertolongan dari Allah SWT.
Merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan salah satu bentuk kecintaan umat Islam kepada Rasulullah. Peringatan ini memiliki banyak keutamaan, mulai dari syafa’at Nabi di Hari Kiamat hingga keberkahan di dunia. Ulama dan tokoh-tokoh penting dalam Islam telah memberikan landasan kuat mengenai pentingnya perayaan ini. Dengan memperingati Maulid, umat Islam diharapkan dapat meneladani akhlak dan ajaran Nabi Muhammad SAW serta menghidupkan semangat Islam di dalam kehidupan sehari-hari.
Referensi :
Zamzami, T. (2021, October 10). Keutamaan Merayakan Maulidurrasul. NU Online. Retrieved from https://nu.or.id
Alfatih, A. M. (2024, September 16). Keutamaan Perayaan Maulid Nabi menurut Khulafaurrasyidin. NU Online. Retrieved from https://nu.or.id
Tinggalkan Komentar