Wudhu’ merupakan salah satu ibadah penting dalam Islam yang menjadi syarat sahnya shalat dan beberapa ibadah lainnya. Sebagai seorang Muslim, memahami dengan benar rukun-rukun wudhu adalah kewajiban agar setiap pelaksanaan ibadah dapat diterima. Berikut ini akan dijelaskan secara rinci tentang rukun wudhu yang bersumber dari kitab yang Syarah Sittin.
Rukun pertama wudhu adalah niat, yang harus ada dalam hati saat memulai wudhu. Niat ini diucapkan dalam hati saat basuhan pertama pada wajah, misalnya “Sahaja aku mengambil wudhu” atau “Sahaja aku mengangkat hadas kecil”. Melafazkan niat hukumnya sunnah, namun yang utama adalah menyertakan niat dalam hati. Niat ini menegaskan bahwa tindakan wudhu dilakukan bukan sekadar untuk bersuci fisik, tetapi juga untuk memenuhi perintah agama dalam beribadah.
Rukun kedua adalah membasuh muka. Bagian wajah yang harus dibasuh meliputi seluruh area dari tempat tumbuh rambut kepala hingga dagu serta dari telinga kanan ke telinga kiri. Termasuk pula bagian bulu mata, kening, misai, dan janggut yang masih menampakkan kulit di baliknya. Tindakan ini memastikan bahwa tidak ada bagian dari wajah yang luput dari basuhan air, karena hal ini merupakan syarat sahnya wudhu.
Rukun berikutnya adalah membasuh kedua tangan hingga ke siku. Wajib memastikan bahwa air mencapai setiap bagian tangan termasuk bulu-bulu yang ada di atasnya. Sebagaimana halnya bagian lainnya, setiap kotoran atau penghalang seperti pewarna kuku harus dibersihkan agar air bisa meresap ke seluruh permukaan tangan.
Setelah membasuh tangan, rukun wudhu selanjutnya adalah mengusap sebagian kepala. Mengusap kepala ini tidak perlu dilakukan pada seluruh bagian kepala, cukup sebagian kecil saja seperti setengah urat rambut. Ini berbeda dengan membasuh, di mana air hanya diusap secara lembut pada area tertentu di kepala.
Selanjutnya adalah membasuh kedua kaki hingga ke mata kaki. Seperti pada rukun lainnya, air harus sampai ke setiap bagian kaki termasuk di antara jari-jari kaki. Penting juga untuk menghilangkan segala penghalang yang mungkin ada di kaki. Hal ini memastikan bahwa semua bagian yang diwajibkan benar-benar terkena air.
Rukun terakhir adalah tertib, yaitu menjalankan setiap tahapan wudhu sesuai urutan yang telah ditetapkan. Tidak boleh mendahulukan salah satu rukun sebelum yang lainnya. Misalnya, tidak sah mendahulukan membasuh tangan sebelum membasuh muka.
Memahami rukun wudhu dengan baik akan membantu seorang Muslim menjalankan ibadah dengan lebih sempurna dan penuh keyakinan. Setiap langkah dalam wudhu memiliki makna dan aturan yang harus diikuti agar ibadah yang dilakukan setelahnya, seperti shalat, sah dan diterima. Dengan menjaga tata cara wudhu yang benar, seorang Muslim tidak hanya membersihkan dirinya secara fisik tetapi juga menyucikan diri secara spiritual.
Artikel ini disusun untuk membantu setiap Muslim memahami esensi dari wudhu dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. Semoga bermanfaat dalam menjalankan kehidupan sehari-hari dan ibadah yang lebih khusyuk.
Tinggalkan Komentar