Info Sekolah
Kamis, 19 Sep 2024
  • Selamat Datang Di Website Resmi MI NOR RAHMAN Banjarmasin
  • Selamat Datang Di Website Resmi MI NOR RAHMAN Banjarmasin
22 Agustus 2024

Sejarah Kehidupan Nabi Muhammad SAW: Kajian Kitab “Khulasoh Nurul Yaqin” Bagian 1

Kam, 22 Agustus 2024 Dibaca 118x

Pendahuluan

Khulasoh Nurul Yaqin merupakan ringkasan dari kitab Nurul Yaqin fi Sirati Sayyidil Mursalin, sebuah karya monumental yang menyoroti kehidupan Nabi Muhammad SAW secara rinci. Kitab ini ditulis oleh Muhammad bin Afifi Al-Bajuri, yang dikenal sebagai Syaikh Al-Khudri Bek, seorang ulama besar yang wafat pada tahun 1345 H. Kitab ini telah diterjemahkan dalam beberapa bahasa, salah satunya adalah bahasa Indonesia, yang dikenal dengan judul Terjemah Khulasoh Nurul Yaqin.

Artikel ini akan mengulas secara ringkas bagian pertama dari kitab tersebut yang mencakup fase awal kehidupan Rasulullah SAW, mulai dari kelahiran hingga sebelum menerima wahyu sebagai nabi. Kajian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam tentang perjalanan hidup Rasulullah SAW, yang sarat dengan nilai-nilai luhur dan inspiratif.

Kehidupan Awal Nabi Muhammad SAW

1. Nabi Muhammad SAW sebagai Utusan Allah

Nabi Muhammad SAW diutus oleh Allah sebagai nabi terakhir yang membawa agama Islam, agama yang diterima oleh Allah hingga hari kiamat. Beliau merupakan keturunan suku Quraisy, salah satu suku paling terhormat di Makkah, yang nasabnya bersambung hingga Nabi Ismail bin Ibrahim AS. Ini menegaskan kedudukan Rasulullah SAW sebagai pemimpin umat manusia dalam konteks spiritual dan sosial.

2. Nasab dan Wafatnya Ayah Nabi SAW

Nabi Muhammad SAW lahir dari pasangan Abdullah bin Abdul Muthalib dan Aminah binti Wahb. Nasab kedua orang tua Nabi bertemu pada kakek kelima mereka, Kilaab. Sayangnya, ayah Nabi, Abdullah, wafat ketika Nabi masih dalam kandungan, meninggalkan Nabi SAW dalam keadaan yatim sejak sebelum kelahiran.

3. Kelahiran dan Penyusuan Nabi SAW

Nabi Muhammad SAW dilahirkan di Makkah pada tanggal 12 Rabiul Awwal, tahun Gajah. Tahun ini dinamakan “tahun Gajah” karena bertepatan dengan peristiwa serangan pasukan bergajah yang dipimpin oleh Raja Habasyah, Abrahah, untuk menghancurkan Ka’bah, namun Allah membinasakan pasukan tersebut. Setelah kelahiran, Nabi disusui oleh Tsuwaibah al-Aslamiyah dan kemudian oleh Halimah as-Sa’diyah hingga usia empat tahun.

4. Wafatnya Ibu Nabi SAW dan Pengasuhan oleh Ummu Aiman

Saat Nabi Muhammad SAW berusia empat tahun, ibunya, Aminah, wafat ketika dalam perjalanan pulang dari Madinah setelah berziarah ke makam suaminya. Ibu Nabi dimakamkan di Abwaa’, sebuah desa antara Makkah dan Madinah. Setelah wafatnya ibunya, Nabi SAW diasuh oleh Ummu Aiman, pelayan ayahnya.

5. Pendidikan oleh Kakek dan Wafatnya Abdul Muthalib

Setelah kematian ibunya, Nabi Muhammad SAW diasuh oleh kakeknya, Abdul Muthalib, yang sangat mencintai dan melindungi beliau. Namun, ketika Nabi berusia delapan tahun, kakeknya juga wafat. Sepeninggal Abdul Muthalib, Nabi SAW diasuh oleh pamannya, Abu Thalib, yang kemudian menjadi figur penting dalam kehidupan awal Rasulullah SAW.

6. Mengembala Kambing dan Perjalanan ke Syam

Pada masa kecilnya, Nabi SAW biasa mengembalakan kambing-kambing milik penduduk Makkah dengan upah yang digunakannya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Ketika berusia sembilan tahun, Nabi SAW menemani pamannya, Abu Thalib, dalam perjalanan dagang ke Syam. Di sana, seorang pendeta bernama Buhaira mengenali tanda-tanda kenabian pada diri Nabi Muhammad SAW dan memperingatkan pamannya untuk melindungi beliau dari musuh-musuh yang mungkin mengincarnya.

7. Perjalanan Kedua ke Syam dan Perkawinan dengan Siti Khadijah

Ketika berusia 25 tahun, Nabi Muhammad SAW kembali melakukan perjalanan ke Syam untuk berdagang atas nama Siti Khadijah, seorang wanita terpandang dan kaya raya. Khadijah sangat terkesan dengan kejujuran dan integritas Nabi SAW, sehingga setelah dua bulan kembali dari perjalanan, Khadijah melamar Nabi untuk menikahinya. Pernikahan ini berlangsung ketika Khadijah berusia 40 tahun, sementara Nabi SAW berusia 25 tahun.

8. Keputusan dalam Peletakan Hajar Aswad

Pada usia 35 tahun, Nabi SAW berperan penting dalam menyelesaikan perselisihan di kalangan suku Quraisy mengenai peletakan Hajar Aswad saat renovasi Ka’bah. Beliau mengusulkan agar setiap kepala suku memegang ujung selendang yang digunakan untuk mengangkat Hajar Aswad ke tempatnya, dan kemudian beliau sendiri yang meletakkannya di tempat semestinya. Tindakan ini menghindarkan pertikaian dan menunjukkan kebijaksanaan Nabi SAW.

9. Kehidupan Sebelum Kenabian

Sebelum menerima wahyu sebagai Nabi, Muhammad SAW dikenal sebagai Al-Amin (yang terpercaya) karena sifatnya yang jujur, amanah, dan memiliki akhlak yang mulia. Menjelang usia 40 tahun, beliau semakin sering menyendiri untuk beribadah di Gua Hira’, mengingatkan umat akan tradisi spiritual kakeknya, Nabi Ibrahim AS.

Kesimpulan

Bagian pertama dari kitab Khulasoh Nurul Yaqin menggambarkan perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW dari kelahiran hingga sebelum menerima wahyu kenabian. Kehidupan beliau penuh dengan pelajaran moral dan spiritual, serta menegaskan kedudukan beliau sebagai pemimpin umat manusia. Kajian ini memperlihatkan betapa besar peran dan pengaruh Nabi Muhammad SAW dalam sejarah Islam, serta relevansi nilai-nilai yang beliau contohkan dalam kehidupan modern.

DOWNLOAD TERJEMAH KHULASOH NURUL YAQIN

– Jilid 1

Referensi

Al-Bajuri, M. bin A. (2022). Terjemah Khulasoh Nurul Yaqin fi Sirah Sayyid Al-Mursalin (Ringkasan dari Kitab Nurul Yaqin Sejarah Rasulullah). Ustadz Online.

Cek Kitab khulasoh nurul yaqin terjemah perkata juz 1 2 3 dengan harga Rp75.999. Dapatkan di Shopee sekarang! https://s.shopee.co.id/7Kdb14aciC?share_channel_code=1

Artikel ini memiliki

0 Komentar

Tinggalkan Komentar

 

Info Sekolah

MI Nor Rahman Banjarmasin

NPSN 60723165
Jl Kelayan B Gang Setiarahman RT 10 Kel. Kelayan Tengah Kec. Banjarmasin Selatan Kota Banjarmasin
TELEPON (0511)3273242
WHATSAPP -