Info Sekolah
Selasa, 19 Nov 2024
  • Selamat Datang Di Website Resmi MI NOR RAHMAN Banjarmasin
  • Selamat Datang Di Website Resmi MI NOR RAHMAN Banjarmasin
27 Juli 2022

Pesan Penting untuk Orang Tua: Tanamkan Tauhid Kepada Anak

Rab, 27 Juli 2022 Dibaca 763x

MI NOR RAHMAN NEWS – Di kalangan keluarga muslim , banyak kalangan remaja atau anak-anak yang mulai tumbuh remaja tidak mengenal ajaran Tuhannya. Hal ini bisa dilihat dan dibaca tentang maraknya kemorosotan ahklakdan moral kaum remaja dan anak-anak.

Mereka semakin tidak malu melakukan berbagai kasus negatif. Bahkan, para remaja juga semakin berani melakukan hal-hal kejahatan. Sungguh memprihatinkan.

Banyak orangtua terlambat menyadari bahwa membangun akhlak positif anak perlu dilakukan sejak dini. Tiba-tiba mereka baru menyadari anaknya sering berkata dan bersikap kasar, sulit diajak ibadah salat, sering konflik dan lainnya.

Karena itulah, orang tua perlu mengenalkan agama sejak dini kepada anaknya. Seperti yang pernah dikatakan sahabat Ali bin Abi Thalib. Beliau pernah mengatakan, “Cetaklah tanah selama ia masih basah dan tanamlah kayu selama ia masih lunak.”

Perkataan itu menyiratkan bahwa proses pembentukan akhlak perlu dilakukan sedini mungkin. Usia dinimerupakan masa yang sangat menentukan bagi keberhasilan seseorang sepanjang hayatnya karena masa membuat pola-pola pikir dan perilaku yang akan digunakan saat dewasa. Pola-pola positif tidak bisa didapatkan secara instan namun perlu proses panjang sejak usia dini.

Sebagai umat Islam pendidikan pertama yang harus diberikan kepada anak-anaknya adalah mengenalkan Allah Ta’ala (Ilmu Tauhid). Kemudian ajarkan tentang akhlak. Ketika si anak sudah mengenal Allah, para orangtua yang bijak biasanya akan mengajarkan mereka cara-cara beribadat yang benar (Ilmu Fiqih).

Selanjutnya diajarkan cara menjaga ibadat tersebut agar tidak sirna (Tasauf). Jika keempat pendidikan ini sudah ada pada diri si anak, ketika beranjak masa remaja anak-anak kita akan menjadi pribadi yang kuat. Baik baik budi pekertinya, lembut tutur katanya. Karena pendidikan di atas sudah merepresentasi bagaimana cara berinteraksi dengan Allah Ta’ala dan cara berinteraksi dengan manusia.

Dalam Al-Qur’an sudah tertera cara mendidik anak serta ilmu apa pertama kali yang harus ditanamkan oleh orangtua. Banyak kisah-kisah para pendahulu kita yang sukses mendidik anak dengan metode Al-Qur’an. Sebut saja Lukmanul Hakim. Lalu pelajaran apa saja yang beliau berikan kepada anaknya? Yang utama adalah persoalan akidah.

Sebagaimana firman Allah :

وَإِذْ قَالَ لُقْمَٰنُ لِٱبْنِهِۦ وَهُوَ يَعِظُهُۥ يَٰبُنَىَّ لَا تُشْرِكْ بِٱللَّهِ ۖ إِنَّ ٱلشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ

”Wahai anak ku jangan sekali-kali engkau sekutukan Allah.” (QS: Al-Lukman:13).

Konsep Tuhan dalam Islam adalah Tauhidullah atau disingkat sebagai Tauhid saja. Dan menanamkan tauhid sejak usia dini adalah hal yang sangat penting. Karena dasar agama adalah tauhid dan pondasi tauhid adalah akidah, maka keimanan tersebut harus ditanamkan pada anak. Ketika potensi keimanan itu tidak menemukan jawaban kebenarannya, maka akan berpengaruh pada perkembagan keberagamaannya.

Karena itu, orang tua harus memahami karakter anak yang kreatif dan spontan dalam meniru perilaku untuk menanamkan tauhid pada anak. Penanaman tauhid dan akidah pada anak itu dengan membangun cinta pada Islam. Bangun keinginan untuk melakukan ibadah karena cinta, bukan karena paksaan. Orang tua pun harus menjadi figur yang mencintai Islam, misalnya dengan melakukan salat tepat waktu.

Dari ibnu ‘Abbas bahwa Nabi Shalallahu ’alaihi wa sallam bersabda :

“Ajarkan kalimat laa ilaaha illallah kepada anak-anak kalian sebagai kalimat pertama dan tuntunkanlah mereka mengucapkan kalimat laa ilaaha illallah ketika menjelang mati.” (HR. Hakim)

 

Abdurrazaq meriwayatkan :

 

“Bahwa para sahabat menyukai untuk mengajarkan kepada anak-anak mereka kalimat laa ilaaha illallah sebagai kalimat yang pertama kali bisa mereka ucapkan secara fasih sampai tujuh kali, sehingga kalimat ini menjadi yang pertama-tama mereka ucapkan.”

 

Ibnul Qayyim mengatakan :

 

“Diawal waktu ketika anak-anak mulai bisa bicara, hendaknya mendiktekan kepada mereka kalimat laa ilaaha illallah Muhammad Rasulullah, & hendaknya sesuatu yang pertama kali didengar oleh telinga mereka adalah laa ilaha illallah (mengenal Allah) & mentauhidkanNya. Juga diajarkan kepada mereka bahwa Allah bersemayam di atas singgasanaNya yang senantiasa melihat & mendengar perkataaan mereka, senantiasa bersama mereka dimanapun mereka berada.” (Ahkam Al-Maulud)

 

Oleh karena itu, wasiat Nabi Shalallahu’alaihi wa sallam kepada Mu’adz bin jabal radhiyallahu anhu sebagimana yang disebutkan dalam hadis :

 

“Nafkahkanlah keluargamu sesuai dengan kemampuanmu. Janganlah kamu angkat tongkatmu di hadapan mereka dan tanamkanlah kepada mereka rasa takut kepada Allah.” (HR. Bukhari, Ahmad, Ibnu Majah, Adabul Mufrad)

 

Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam sejak pertama kali mendapatkan risalah tak pernah mengecualikan anak-anak dari target dakwah beliau. Beliau berangkat menemui Ali bin Abi Thalib yang ketika itu usianya belum genap sepuluh tahun. Beliau. mengajaknya untuk beriman, yang akhirnya ajakan itu dipenuhinya. Ali bahkan menemani beliau dalam melaksanakan shalat secara sembunyi-sembunyi di lembah Mekkah sehingga tak diketahui oleh keluarga dan ayahnya sekalipun.

 

Allah berfirman :

 

يَا بُنَيَّ أَقِمِ الصَّلَاةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنكَرِ وَاصْبِرْ عَلَى مَا أَصَابَكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ

 

“Wahai anakku dirikanlah salat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar, dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu.Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan oleh Allah” (QS: Al-Lukman: 17).

 

Dengan mengerti tauhid, maka anak akan mudah diajarkan untuk memiliki rasa hormat kepada orangtua. Sebagaimana firman Allah;

 

وَوَصَّيْنَا الْإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْناً عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ

 

”Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapakya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada ku dan ke dua ibu bapak mu, hanya kepada ku lah kembalimu.” (QS: Al-Lukman: 14).

 

Wallahu A’lam

Artikel Lainnya

Artikel ini memiliki

0 Komentar

Tinggalkan Komentar

 

November 2024
M S S R K J S
 12
3456789
10111213141516
17181920212223
24252627282930