Rabu, 14 Mei 2025 menjadi momen bersejarah sekaligus emosional bagi keluarga besar Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Nor Rahman Banjarmasin. Bertempat di halaman sekolah, sejak pukul 08.00 Wita, acara Tasyakuran dan Pelepasan Siswa Kelas 6 Tahun Ajaran 2024–2025 digelar dengan penuh khidmat, haru, dan kebanggaan.
Acara dibuka dengan pembacaan Aqidatul Awam oleh siswa kelas 6, menggetarkan hati seluruh yang hadir. Suara mereka yang lantang namun penuh kelembutan menjadi penanda awal perjalanan menuju perpisahan. Dilanjutkan dengan penampilan Grup Maulid MIS Nor Rahman yang membawakan syair-syair pujian kepada Nabi Muhammad SAW, suasana semakin sarat nilai religius yang menjadi ruh pendidikan madrasah tersebut.
Kepala Madrasah, Zaini, S.Pd.I., M.Pd., dalam sambutannya menyampaikan refleksi tajam tentang tantangan zaman dan karakter siswa di era digital. Ia menegaskan bahwa madrasah bukan hanya tempat menimba ilmu, tetapi juga tempat membentuk akhlak dan kepribadian yang kokoh. “Kita tidak hanya melepas siswa, tapi juga melepaskan harapan. Mereka adalah generasi yang akan memikul masa depan bangsa. Kita bekali mereka dengan ilmu dan iman,” tuturnya.

Menambahkan perspektif yang lebih luas, H. Abdul Basith, S.Ag., M.Pd., selaku Pengawas Madrasah, menyampaikan pandangannya mengenai Generasi Z yang kini tengah mengisi bangku sekolah. Menurutnya, tantangan pendidikan hari ini tidak lagi sekadar menyampaikan materi pelajaran, melainkan membentuk manusia yang mampu berpikir kritis, bertindak etis, dan bergerak adaptif di tengah dunia yang serba cepat. “Mereka hidup di tengah arus informasi dan perubahan. Tapi fondasi nilai harus tetap kuat. Itu tugas kita bersama,” tegasnya.

Yang membuat suasana makin menyentuh adalah sambutan dari para siswa. Halwa Nadya, mewakili teman-temannya yang akan meninggalkan bangku madrasah, menyampaikan rasa terima kasih dan harapan. Suaranya bergetar saat ia berkata, “Kami pergi, tapi semua kenangan dan ajaran yang diberikan para guru akan selalu kami bawa.

Terima kasih telah menjadi cahaya dalam perjalanan kami.” Dari sisi yang ditinggalkan, Syifa Safitri, siswi kelas 5, menyampaikan ungkapan hati mewakili adik kelas. Ia mengaku akan sangat merindukan sosok-sosok kakak yang selama ini menjadi panutan dan teman bermain.

Sambutan dari orang tua siswa juga memberi warna berbeda. Noor Linda, ibu dari Nur Zaida Zahratul Ghina, menyampaikan rasa terima kasih atas dedikasi guru dan staf madrasah. “Kami, para orang tua, menitipkan anak-anak kami dengan harap, dan hari ini kami mengambil mereka kembali dengan bangga. Terima kasih untuk semua ilmu dan kasih sayang yang telah ditanamkan,” ucapnya dengan mata berkaca-kaca.

Di sela-sela sambutan, berbagai penampilan ditampilkan oleh siswa-siswi MIS Nor Rahman, mulai dari seni silat yang memukau hingga tarian daerah yang menggambarkan kekayaan budaya lokal. Puncak suasana emosional terjadi saat prosesi pelepasan atribut siswa dilakukan secara simbolis. Seragam putih yang telah menemani enam tahun pendidikan ditanggalkan perlahan sebagai tanda akhir satu fase dan awal yang baru.
Momentum haru semakin terasa saat para siswa menyanyikan tiga lagu penuh makna: “Hymne Guru,” “Terima Kasihku Guruku,” dan “Padamu Negeri.” Lantunan suara mereka menyentuh hati para guru dan orang tua, seolah menjadi persembahan terakhir penuh cinta dari anak-anak yang telah dibina selama enam tahun. Tangis haru pun tak terbendung, mengiringi detik-detik simbolis perpisahan.

Momentum bahagia juga hadir saat diumumkan nama-nama siswa dengan nilai tertinggi. Ahmad Zaini keluar sebagai juara umum, mengukir prestasi akademik yang membanggakan. Sedangkan Muhammad dianugerahi predikat Bintang Kelas, sebuah penghargaan yang mencerminkan keunggulan karakter dan keteladanan. Tepuk tangan menggema sebagai bentuk apresiasi dari teman-teman dan para guru.

Acara ditutup dengan sesi foto bersama, di mana setiap senyum terekam sebagai kenangan terakhir di halaman madrasah tercinta. Doa pun dipanjatkan bersama, memohon agar para lulusan diberi kelapangan ilmu, keselamatan langkah, dan kesuksesan di masa depan.
Hari itu, MIS Nor Rahman tidak hanya melepas siswa, tapi juga menegaskan komitmen pada pendidikan yang bermakna: yang menyentuh hati, membangun akal, dan membentuk jiwa.















Tag: tasyakuran siswa, pelepasan kelas 6, MIS Nor Rahman Banjarmasin, acara sekolah 2025, pendidikan madrasah
Mantul
Tinggalkan Komentar