Setiap kali musim ujian datang, rumah mendadak terasa panas. Bukan karena cuaca, tapi karena suasana hati yang makin tegang. Ibu sudah mulai panik, sementara anak justru terlihat santai, asyik main HP seperti tidak terjadi apa-apa. Tapi sebelum buru-buru menyimpulkan anak malas atau nggak serius, mungkin ada baiknya kita lihat dari sisi yang berbeda: bisa jadi mereka bukan tidak peduli, tapi memang belum merasa perlu.
Anak-anak sering belajar tanpa tahu untuk apa. Kita, sebagai orang tua, biasanya langsung minta mereka belajar karena ujian sudah dekat, tanpa memberi alasan yang benar-benar mereka pahami. Padahal, belajar tanpa tujuan itu melelahkan. Anak perlu tahu kenapa mereka harus repot-repot membuka buku. Mereka butuh alasan yang terasa masuk akal buat diri mereka sendiri.
Daripada terus ngomel dan menyuruh ini-itu, coba mulai dengan satu pertanyaan sederhana: “Kamu pengen jadi apa?” Dari sana, bantu mereka memahami bahwa yang mereka pelajari hari ini bukan cuma soal lulus ujian, tapi tentang bekal menuju mimpi mereka. Kalau ingin jadi desainer, misalnya, mungkin matematika terasa nggak relevan. Tapi kita bisa bantu mereka melihat bahwa semua ilmu saling terkait. Menulis penting, komunikasi penting, bahkan logika juga penting—dan itu semua bisa diasah dari pelajaran sekolah.
Ujian bukan tujuan akhir, tapi bagian dari proses. Dan proses itu butuh usaha. Tapi usaha nggak akan datang kalau mereka nggak merasa terhubung. Kita sering menganggap nilai sebagai bukti keberhasilan, padahal yang lebih penting adalah membentuk kebiasaan dan karakter. Supaya nanti, saat tidak ada yang menyuruh pun, mereka tetap tahu harus melangkah ke mana.
Kalau kamu merasa seperti main tarik tambang setiap kali ujian datang, mungkin saatnya ganti strategi. Bukan dengan teriakan, tapi dengan obrolan. Bukan dengan ancaman, tapi dengan pengertian. Anak nggak butuh diawasi 24 jam. Mereka cuma butuh satu hal yang kadang kita lupa berikan: alasan.
Pada akhirnya, tujuan kita bukan cuma nilai bagus. Tapi anak yang sadar arah hidupnya dan mau bergerak ke sana karena keinginan sendiri. Bukan karena tekanan.
Referensi Asli Artikel:
Konten ini merupakan hasil pengembangan dan penulisan ulang dari artikel yang tayang di Kompasiana dengan judul “Kenapa Anak Selalu Lebih Santai Daripada Ibunya Saat Menjelang Ujian?” oleh Ririe Aiko.
Link sumber: https://www.kompasiana.com/erika37118/6815bb3334777c6ace7760e2/kenapa-anak-selalu-lebih-santai-daripada-ibunya-saat-menjelang-ujian
Tinggalkan Komentar