Pendahuluan
Doa tobat Nabi Adam merupakan salah satu doa yang paling mendalam dalam tradisi Islam, diabadikan dalam berbagai kitab tafsir. Doa ini tidak hanya mengandung permohonan ampunan tetapi juga memperlihatkan tawassul (perantara) yang dilakukan Nabi Adam dengan menyebutkan nama Nabi Muhammad SAW. Dalam menafsirkan QS. Al-Baqarah ayat 38, berbagai ulama seperti Jalaluddin as-Suyuthi menyoroti kisah ini dengan detail yang mengandung hikmah besar tentang pertobatan dan pengampunan.
Konteks QS. Al-Baqarah Ayat 38
Ayat ini berbicara tentang penerimaan pertobatan Nabi Adam setelah diusir dari surga karena melanggar perintah Allah. Dalam QS. Al-Baqarah 38, disebutkan:
فَتَلَقَّى آدَمُ مِنْ رَبِّهِ كَلِمَاتٍ فَتَابَ عَلَيْهِ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
“Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima tobatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.”
Kalimat-kalimat ini diungkapkan oleh Nabi Adam dalam doa tobatnya, di mana ia memohon ampunan kepada Allah dengan penuh penyesalan dan kerendahan hati.
Doa Tobat Nabi Adam dalam Bahasa Arab
Menurut Jalaluddin as-Suyuthi dalam kitabnya ad-Durul Mantsûr fît Tafsîril Ma’tsûr, doa yang diucapkan Nabi Adam saat memohon ampunan memiliki susunan yang sangat indah. Berikut adalah doa tersebut dalam bahasa Arab:
اللّهُمّ إِنّكَ تَعْلَمُ سِرِّيْ وَعَلَانِيَتِيْ فَاقْبَلْ مَعْذِرَتِيْ وَتَعْلَمُ حَاجَتِيْ فَأَعْطِنِيْ سُؤَلِيْ وَتَعْلَمُ مَا فِيْ نَفْسِيْ فَاغْفِرْلِيْ ذَنْبِيْ. اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ إِيْمَانًا يُبَاشِرُ قَلْبِيْ وَيَقِيْنًا صَادِقًا حَتَّى أَعْلَمُ أَنَّهُ لَا يُصِيْبُنِيْ إِلَّا مَا كَتَبْتَ لِي وَأَرْضِنِيْ بِمَا قَسَّمْتَ لِي
Artinya:
“Ya Allah, sungguh Engkau tahu apa yang tersembunyi dan tampak dariku, karena itu terimalah penyesalanku. Engkau tahu kebutuhanku, maka kabulkanlah permintaanku. Engkau tahu apa yang ada dalam diriku, maka ampunilah dosaku. Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu iman yang menyentuh kalbuku dan keyakinan yang benar sehingga aku tahu bahwa tidak akan menimpaku kecuali apa yang telah Engkau tetapkan untukku. Ya Allah, berikanlah rasa rela terhadap apa yang Engkau bagi untuk diriku.”
Tawassul Nabi Adam dengan Nama Muhammad SAW
Selain doa tersebut, ada juga riwayat yang menyebutkan bahwa Nabi Adam bertawassul dengan menyebut nama Nabi Muhammad SAW saat memohon ampunan. Nabi Adam berdoa:
“Ya Allah, jika Aku memohon kepada-Mu dengan nama Muhammad, apakah Engkau sudi mengampuni dosaku?”
Allah SWT kemudian menjawab bahwa Muhammad adalah Nabi terakhir dari keturunan Adam dan memiliki derajat yang tinggi di sisi-Nya.
Riwayat ini diabadikan dalam banyak literatur, salah satunya oleh Jalaluddin as-Suyuthi. Dalam kisah tersebut, tawassul ini merupakan bentuk penghormatan tertinggi Nabi Adam terhadap sosok Nabi Muhammad SAW, meskipun Nabi Muhammad belum diutus saat itu.
Pengampunan dan Janji Allah
Allah tidak hanya mengampuni dosa Nabi Adam, tetapi juga memberikan janji yang luar biasa kepada keturunan Adam yang memanjatkan doa dengan kalimat yang sama. Allah SWT berfirman kepada Nabi Adam:
“Hai Adam, Aku telah menerima taubatmu dan mengampuni dosamu. Tidak ada seorang pun dari keturunanmu yang berdoa dengan doa sepertimu kecuali Aku ampuni dosanya, Aku angkat kesulitannya, dan Aku niagakan dia melebihi saudagar.”
Ini menunjukkan betapa besarnya kasih sayang dan rahmat Allah kepada hamba-hamba-Nya yang bertaubat dengan tulus.
Penutup
Kisah doa tobat Nabi Adam adalah sebuah pengingat akan kelembutan rahmat Allah bagi siapa saja yang bertaubat dengan tulus. Doa ini tidak hanya relevan pada zamannya, tetapi juga menjadi contoh bagi umat manusia sepanjang masa tentang pentingnya bertaubat, memohon ampun, dan berserah diri kepada Allah. Melalui doa ini, tersimpan hikmah besar tentang tawassul dan pengampunan yang abadi.
Wallahu a’lam.
Referensi:
Syeirazi, M. K. (2017, Juni 18). Doa Tobat Nabi Adam. NU Online. https://islam.nu.or.id/doa/doa-tobat-nabi-adam-ha5z0
Tinggalkan Komentar