Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) menjadi salah satu inovasi terbaru dalam sistem pendidikan di Indonesia. ANBK 2024 kembali hadir dengan semangat memajukan kualitas pendidikan dengan tiga instrumen utama: Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar. Melalui ketiga instrumen ini, pemerintah berupaya tidak hanya untuk mengukur kemampuan siswa secara akademis, tetapi juga aspek-aspek yang mencerminkan karakter dan lingkungan belajar mereka. Berikut adalah penjelasan rinci mengenai ANBK 2024 dan bagaimana hal ini dapat membangun generasi emas Indonesia.
Instrumen pertama yang digunakan dalam ANBK adalah Asesmen Kompetensi Minimum atau AKM. AKM berfokus pada pengukuran kemampuan dasar siswa dalam literasi membaca dan numerasi. Literasi membaca bertujuan untuk melihat seberapa baik siswa memahami bacaan, sementara numerasi menguji kemampuan siswa dalam memahami dan menerapkan konsep-konsep matematika dasar.
Pentingnya AKM dalam sistem pendidikan modern tidak hanya terletak pada aspek pengujian kemampuan dasar siswa, tetapi juga bagaimana AKM mendorong sekolah dan guru untuk mengutamakan keterampilan berpikir kritis. Literasi dan numerasi bukan sekadar soal pengetahuan, tetapi juga tentang bagaimana siswa dapat menggunakan informasi yang mereka pelajari untuk memecahkan masalah dalam kehidupan nyata.
Tidak hanya berfokus pada akademis, ANBK juga memperkenalkan Survei Karakter. Instrumen ini mengukur sikap, nilai, keyakinan, dan kebiasaan yang mencerminkan karakter siswa. Seiring dengan kemajuan teknologi dan arus globalisasi, pengembangan karakter menjadi aspek penting dalam dunia pendidikan.
Survei Karakter bertujuan untuk melihat seberapa jauh nilai-nilai positif seperti kejujuran, tanggung jawab, dan kerja sama diterapkan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memahami karakter siswa, sekolah dapat lebih proaktif dalam menanamkan pendidikan karakter yang lebih komprehensif, memastikan bahwa siswa tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki etika yang kuat.
Instrumen terakhir dalam ANBK adalah Survei Lingkungan Belajar. Survei ini mengukur kualitas berbagai aspek dalam proses pembelajaran, baik di kelas maupun di tingkat satuan pendidikan. Lingkungan belajar yang baik sangat penting dalam mendukung perkembangan siswa, baik secara akademis maupun sosial.
Survei ini melibatkan berbagai aspek, seperti kualitas hubungan antara guru dan siswa, kondisi fasilitas sekolah, hingga bagaimana sekolah mendukung kebutuhan belajar siswa. Hasil dari survei ini sangat berguna bagi sekolah dan pemerintah untuk mengevaluasi dan meningkatkan kualitas proses pembelajaran agar lebih efektif dan inklusif.
Untuk pelaksanaan ANBK 2024, terdapat beberapa data statistik yang menarik untuk disimak. Hingga saat ini, sekitar 257.807 satuan pendidikan telah siap melaksanakan ANBK, dengan 90,99% di antaranya memilih untuk melaksanakan ANBK secara mandiri. Selebihnya, sekitar 8,56% melaksanakan ANBK dengan menumpang di satuan pendidikan lain, sementara 0,45% belum menetapkan moda pelaksanaan.
ANBK 2024 juga dilaksanakan dengan dua moda utama, yaitu online dan semi-online, dengan proporsi masing-masing 85,72% dan 13,72%. Pelaksanaan secara online semakin diutamakan untuk mendukung efisiensi dan mengoptimalkan penggunaan teknologi dalam pendidikan.
Secara keseluruhan, pelaksanaan ANBK mencakup berbagai jenjang pendidikan, mulai dari SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, hingga SMK. Bahkan, lembaga pendidikan khusus dan pondok pesantren juga turut berpartisipasi dalam ANBK 2024.
Jika melihat distribusi pelaksanaan ANBK di setiap provinsi, terdapat variasi yang cukup signifikan. Provinsi dengan tingkat pelaksanaan ANBK tertinggi meliputi Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Sebagai contoh, Jawa Barat tercatat memiliki lebih dari 38.371 satuan pendidikan yang melaksanakan ANBK secara mandiri, sementara di Jawa Timur, lebih dari 39.528 satuan pendidikan turut berpartisipasi.
Di sisi lain, provinsi seperti Papua, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan memiliki tantangan lebih besar dalam melaksanakan ANBK, dengan jumlah satuan pendidikan yang masih terbatas serta moda pelaksanaan yang sebagian besar masih mengandalkan metode semi-online. Kendati demikian, pemerintah terus berupaya untuk memperluas akses dan infrastruktur pendidikan agar pelaksanaan ANBK dapat merata di seluruh wilayah Indonesia.
Walaupun pelaksanaan ANBK terus mengalami peningkatan setiap tahunnya, masih terdapat beberapa tantangan yang perlu diatasi. Tantangan ini meliputi masalah akses internet, terutama di daerah terpencil, serta kesiapan satuan pendidikan dalam melaksanakan ANBK secara mandiri. Di beberapa daerah, moda pelaksanaan semi-online atau menumpang masih menjadi solusi yang banyak digunakan.
Namun, dengan adanya peningkatan kualitas sarana dan prasarana pendidikan, diharapkan pelaksanaan ANBK ke depan akan semakin baik dan dapat mencakup seluruh pelosok negeri. Pemerintah juga terus menggalakkan program peningkatan kompetensi guru serta penyediaan fasilitas teknologi yang memadai agar proses pembelajaran dan penilaian di seluruh satuan pendidikan berjalan lancar.
ANBK 2024 bukan sekadar program penilaian tahunan, tetapi merupakan langkah strategis untuk membangun sistem pendidikan yang lebih adaptif, inklusif, dan berkualitas. Dengan memadukan AKM, Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar, ANBK menciptakan gambaran menyeluruh tentang kemampuan dan perkembangan siswa.
Pada akhirnya, ANBK 2024 tidak hanya diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, tetapi juga membentuk generasi penerus bangsa yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki karakter yang baik dan mampu bersaing di era globalisasi.
Referensi :
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2024
Tinggalkan Komentar