Info Sekolah
Rabu, 12 Nov 2025
  • Selamat Datang Di Website Resmi MI NOR RAHMAN Banjarmasin
  • Selamat Datang Di Website Resmi MI NOR RAHMAN Banjarmasin
7 Juni 2025

Kenapa 11–13 Dzulhijjah Disebut Hari Tasyrik dan Diharamkan Berpuasa? Ini Penjelasannya

Sab, 7 Juni 2025 Dibaca 195x

Banjarmasin (MIS Nor Rahman)– Hari Tasyrik merujuk pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah, yakni tiga hari setelah Idul Adha. Meski sering disebut-sebut dalam khutbah dan artikel keislaman, tidak semua umat Islam mengetahui alasan penamaannya dan hukum-hukum yang terkait dengannya.

Berikut penjelasan lengkap berdasarkan keterangan ulama dan hadits Nabi ﷺ.


📌 Apa Itu Hari Tasyrik?

Menurut Ustadz Alhafiz Kurniawan, Hari Tasyrik adalah tiga hari setelah Hari Raya Kurban, di mana umat Islam tidak diperbolehkan berpuasa. Nama “Tasyrik” sendiri berasal dari kebiasaan masyarakat Arab dahulu yang menjemur daging kurban di bawah terik matahari agar lebih awet. Proses ini disebut tasyriq al-lahm (mengeringkan daging).

Pendapat ini mengacu pada penjelasan Imam Nawawi dalam Al-Minhaj Syarh Shahih Muslim, yang menyebutkan bahwa tiga hari tersebut dinamai Tasyrik karena aktivitas mendendeng atau menghamparkan daging kurban di panas matahari berlangsung saat itu.


⚖️ Hukum Puasa di Hari Tasyrik

Hari Tasyrik adalah hari-hari yang diharamkan untuk berpuasa bagi umat Islam, kecuali dalam kondisi tertentu bagi jamaah haji. Dasarnya adalah hadits dari Nubaisyah Al-Hudzali:

“Hari Tasyrik adalah hari makan, minum, dan zikir kepada Allah.” (HR Muslim)

Alasan utama larangan puasa adalah karena hari-hari tersebut merupakan hari raya kecil bagi umat Islam, terutama mereka yang baru saja menyembelih hewan kurban.


🕌 Pengecualian untuk Jamaah Haji

Menurut pendapat Imam Asy-Syafi’i, dalam qaul qadim-nya (pendapat lama), diperbolehkan bagi jamaah haji yang tidak mampu membayar dam untuk berpuasa pada hari Tasyrik. Namun, dalam qaul jadid-nya (pendapat baru), tetap dilarang.


🕋 Amalan yang Dianjurkan di Hari Tasyrik

Meskipun puasa dilarang, hari Tasyrik justru menjadi momentum untuk memperbanyak zikir, takbir, dan syukur atas nikmat kurban. Berdasarkan hadits riwayat Ibnu Abbas, Rasulullah ﷺ bersabda:

“Tidak ada amal pada hari-hari ini yang lebih utama dibanding amal pada hari-hari ini.” (HR Bukhari)


Kesimpulan

Hari Tasyrik adalah hari-hari istimewa yang disediakan Allah SWT untuk menikmati nikmat kurban, memperbanyak zikir, dan menjauhi puasa. Selain makna ibadah, ada juga nilai historis dan budaya yang melekat dalam istilah Tasyrik, yakni pelestarian makanan hasil kurban.

Gunakan momen ini untuk mempererat silaturahmi, berbagi makanan, dan menghidupkan sunnah-sunnah Nabi.


Sumber:
Artikel “Alasan Tanggal 11-13 Dzulhijjah Disebut Hari Tasyrik dan Haram Berpuasa”, NU Online, 1 Juni 2025. nu.or.id


Tags:
hari tasyrik, larangan puasa, dzulhijjah, amalan kurban, hukum islam

Artikel ini memiliki

0 Komentar

Tinggalkan Komentar