Di banyak tempat, kita sering mendengar keluhan seperti ini:
“Madrasah kami kecil.”
“Fasilitas belum lengkap.”
“Kepala madrasah belum bisa memberi arah.”
“Kami belum siap berubah.”
Tapi sebenarnya, perubahan itu tidak harus menunggu semua sempurna.
Tidak perlu bangunan baru, tidak harus punya perangkat digital lengkap, dan tidak harus menunggu pemimpin ideal.
Yang dibutuhkan hanyalah keberanian untuk mulai.
Sering kali kita merasa, “Nanti saja, tunggu program datang,” atau “Nanti, kalau sudah ada dana bantuan.” Padahal, yang terbaik itu mulai dari sekarang, dengan apa yang ada.
Misalnya:
Perubahan tidak harus mewah. Yang penting: terus, konsisten.
Di tengah keterbatasan, kadang muncul satu sosok yang berbeda—seorang guru yang tidak menunggu perintah, tidak menuntut fasilitas, tapi berbuat sebisanya, sepenuh hati.
Guru ini bukan hanya mengajar, tapi menghidupkan semangat.
Ia kreatif, meskipun alat seadanya.
Ia sabar, walau muridnya ramai.
Ia tidak menunggu dipuji, karena melihat anak-anak paham pelajaran saja sudah cukup membuatnya bahagia.
Guru seperti inilah yang sering jadi titik awal perubahan. Diam-diam, caranya mengajar menular ke rekan lain. Semangatnya menginspirasi. Ucapannya ringan, tapi sikapnya berbicara lebih keras.
Dia membuktikan: bahwa perubahan bisa dimulai dari satu orang.
Semua orang bisa. Tidak harus menunggu kepala madrasah.
Kalau pemimpin belum bisa bergerak cepat, guru bisa jadi pemantik.
Kalau guru terbatas, komite dan orang tua bisa diajak terlibat.
Kadang, perubahan besar justru dimulai dari niat baik satu-dua orang yang tidak menunggu.
Madrasah hebat tidak muncul karena keadaan.
Madrasah hebat dibentuk oleh orang-orang yang berani melangkah, meskipun kecil, meskipun pelan.
Mungkin hari ini belum terasa dampaknya. Tapi jika terus berjalan, lama-lama akan sampai juga.
Madrasah akan tumbuh. Mandiri. Dan jadi tempat belajar yang membanggakan.
Jadi kalau kamu bertanya, “Bagaimana cara agar madrasah berubah jadi lebih baik?”
Jawabannya cuma satu:
Mulai saja dulu.
Dari sekarang. Dari yang ada. Dari siapa saja yang mau. Bahkan cukup dari satu guru inspiratif yang mau bergerak lebih dulu.
Karena perubahan itu tidak ditunggu, tapi dibentuk—hari demi hari.
Tinggalkan Komentar