Dilansir dari Kompas.com (11 November 2024), publik sempat heboh usai pernyataan Mendikdasmen Abdul Mu’ti soal “Kurikulum Deep Learning”. Banyak yang mengira Kurikulum Merdeka akan segera diganti.
Tapi, sebenarnya… deep learning bukan kurikulum baru, melainkan pendekatan belajar yang ditekankan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Menurut Mu’ti, deep learning adalah pendekatan, bukan sistem kurikulum resmi. Tujuannya adalah menjadikan proses belajar:
“Yang saya maksud bukan kurikulum, tapi pendekatan belajar,” tegas Mu’ti.
Deep learning mendorong siswa untuk:
Contohnya? Siswa diminta membuat produk sambil menghitung biaya produksinya. Ini belajar matematika dan praktik bisnis dalam satu kegiatan.
Kebalikan dari deep learning adalah surface learning, atau belajar permukaan. Ini cirinya:
Contoh: siswa hanya diminta menghafal materi dari buku tanpa diskusi atau penerapan ke kehidupan nyata.
Meskipun istilah deep learning ramai diperbincangkan, Kemendikdasmen menegaskan belum ada keputusan resmi mengganti Kurikulum Merdeka. Kajian masih dilakukan, termasuk evaluasi:
Deep learning bukan pengganti Kurikulum Merdeka, tapi pendekatan baru untuk membuat belajar lebih relevan dan manusiawi. Alih-alih takut, guru bisa melihatnya sebagai peluang membangun pengalaman belajar yang lebih bermakna.
Referensi (APA 7):
Kompas.com. (2024, November 11). Apa Itu Deep Learning yang Disebut Gantikan Kurikulum Merdeka Belajar? https://www.kompas.com/tren/read/2024/11/11/063000165/apa-itu-deep-learning-yang-disebut-gantikan-kurikulum-merdeka-belajar
Tags: deep learning, kurikulum merdeka, pendekatan belajar, pendidikan 2025, mendikdasmen abdul mu’ti
Tinggalkan Komentar