MI NOR RAHMAN NEWS – Media pembelajaran banyak menjadi tema karya ilmiah inovasi pembelajaran. Perkembangan teknologi komputer dan komunikasi telah mengubah perilaku akademisi dalam proses penelitian dan pembelajaran.
Pada saat ini, banyak kebutuhan proses pembelajaran jarak jauh (distance learning). Media pembelajaran menjadi komponen penting untuk menyampaikan materi pada proses pembelajaran jarak jauh.
Guru sebagai pendidik harus mampu berinovasi membuat media pembelajaran pembelajaran yang digunakan elektronik, yang penyampaiannya melalui handphone, e-learning, dan komputer sedangkan media cetak sudah tidak banyak digunakan lagi.
Dalam sistem pendidikan jarak jauh (distance education system/DES), guru dan peserta didik secara fisik terpisah dan materi pengajaran disampaikan melalui sistem telekomunikasi.
Sistem pendidikan berubah dengan sangat cepat dan teknologi lama digantikan oleh teknologi baru. Media pembelajaran menjadi satu-satunya alat untuk menyampaikan pesan, tujuan pendidikan dan menyebarluaskan materi pengajaran kepada siswa.
Media Pembelajaran Inovatif
Sistem pendidikan tatap muka maupun jarak jauh akan menggunakan berbagai bentuk media seperti:
Buku teks, panduan belajar, alat bantu belajar, dan koran dapat digunakan sebagai pelengkap belajar jarak jauh. Siswa yang terlambat mengikuti program jarak jauh atau mengalami kesulitan belajar dapat membaca media cetak.
Buku teks, panduan belajar atau lembar kerja peserta didik (LKPD), dan modul sangat familiar di kalangan siswa karena sering digunakan sebagai sumber belajar.
Seiring dengan berkembangnya e-learning, media cetak sekarang tidak dicetak tetapi dipublikasikan dalam bentuk e-book yang bisa dipelajari menggunakan komputer atau smartphone.
Media audio memfasilitasi siswa yang belajar melalui indera pendengaran. Contoh media audio antara lain adalah audio-books, audio-cards, records, audio-cassettes reel-to-reel audiotapes, audio Compact-discs (CDs), telephones, cell phones, audio-texts, dan radios.
Audio-books merupakan buku yang dibacakan dengan bersuara sehingga siswa yang belajar hanya tinggal mendengarkan saja. Buku ini banyak digunakan oleh siswa tunanetra untuk belajar.
Audio-card adalah media magnetik yang membantu pelajar mendengarkan kata-kata sambil melihat tulisan atau gambar pada saat yang sama. Media ini sangat tepat dalam belajar mengucapkan bahasa asing yaitu sambil melihat tulisan dan mendengarkan bacaannya yang tepat.
Rekaman adalah media yang digunakan merekam efek suara dan musik. Radio dan kaset juga termasuk media audio yang sudah lama digunakan untuk pembelajaran.
Media video dapat disalurkan melalui televisi, satelit, siaran langsung, televisi kabel, Closed-circuit television (CCTV), asinkron dan sinkron, podcast dan vodcast, telekonferensi, microwave, video interaktif, teleteks, videotext, internet komputer, weblog (blog), e-mail, chat room, dan multimedia.
Video interaktif dan multimedia dapat dikembangkan dengan konten (materi) yang berbeda-beda. Media video banyak dibutuhkan pada distance learning.
Hal ini karena dapat menghadirkan benda asli, materi disampaikan melalui gambar, teks dan suara sehingga dapat mengakomodasi semua kebutuhan khusus peserta didik.
Podcast adalah bentuk teknologi di mana audio, video, teks, dan file media lainnya dapat diputar di komputer atau diunduh ke pemutar MP3.
Vodcast dan podcast memiliki perbedaan pada kontennya yaitu vodcast berisi rekaman video sedangkan podcast berisi rekaman audio. Kedua media tersebut dapat dimainkan pada laptop karena kebaruan dan biaya relatif lebih murah.
Sistem pembelajaran konvensional di kelas tidak selalu menggunakan media. Guru dapat menyampaikan materi melalui metode ceramah, diskusi, tanya jawab, bimbingan tutorial, dsb.
Media pembelajaran hanya menjadi alat bantu untuk menyampaikan materi pelajaran. Media pembelajaran 3 dimensi bisa dihadirkan dalam pembelajaran tatap muka di kelas.
Pembelajaran Inovatif
Pembelajaran inovatif mengandung arti pembelajaran yang dikemas oleh guru, atau instruktur, yang merupakan wujud gagasan atau teknik yang dipandangn baru, agar mampu memfasilitasi siswa untuk memperoleh kemajuan dalam proses dan hasil belajar.
Dalam hal ini pembelajaran inovatif bisa mengadaptasi dari model pembelajaran yang menyenangkan, atau learning is fun, dan merupakan kunci yang diterapkan dalam pembelajaran inovatif.
Dengan pembelajaran yang inovatif diharapkan siswa mampu berpikir kritis dan terampil dalam memecahkan masalah.
Siswa yang seperti ini akan mampu menggunakan penalaran yang jernih dalam proses memahami sesuatu dan mudah dalam mengambil pilihan serta membuat keputusan.
Hal ini dimungkinkan, karena pemahaman yang terkait dengan persoalan yang dihadapinya. Kemampuan dalam mengidentifikasi dan menemukan pertanyaan tepat juga dapat mengarah kepada pemecahan masalah secara lebih baik.
Ciri-ciri pembelajaran inovatif, antara lain adalah sebagai berikut :
Pembelajaran inovatif dapat membuat pendidikan di sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja.
Dunia pendidikan akan lebih berwarna, tidak monoton, dan akan terus berkembang menjadi semakin baik. Hal ini akan mempengaruhi dunia kerja, yang nantinya akan dijalani oleh setiap orang.
Pembelajaran inovatif merupakan proses pembelajaran yang dirancang, disusun, dan dikondisikan untuk siswa agar mampu belajar.
Siswa harus menempatkan diri dengan baik, siswa tidak boleh hanya diam, tapi harus berusaha memotivasi dirinya sendiri agar berkembang. Pembelajaran inovatif akan membangkitkan semangat siswa untuk menjadi yang terbaik.
Prosedur Pengembangan Karya Inovatif
Sugiyono memberikan beberapa langkah pengembangan karya inovatif guru. Model ini melalui 10 (sepuluh) tahap, namun setidaknya guru hanya perlu 7 (tujuh) tahap. Berikut 7 langkah penggunaan model Sugiyono.
Lagkah pertama dari metode karya inovatif model Sugiyono yaitu potensi dan masalah. Penelitian dapat berangkat dari adanya potensi dan masalah.
Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukan maka selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk pembelajaran yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut.
Dalam bidang pendidikan, produk-produk yang dihasilkan melalui karya inovatif salah satunya adalah pengembangan diharapkan dapat meningkatkan produktifitas pendidikan.
Dalam tahapan ini setelah desain produk media pembelajaran telah dibuat, maka dilakukan tahapan validasi desain. Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk ini efektif.
Validasi desain dilakukan dengan menghadirkan beberapa ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang tersebut. Setiap ahli diminta untuk menilai desain tersebut, sehingga selanjutnya dapat diketahui kelemahan dan kelebihannya.
Setelah desain produk, divalidasi melalui hasil kuisioner dan diskusi para ahli, maka akan dapat diketahui kelemahan yang terdapat pada media yang dibuat. Kelemahan tersebut selanjutnya dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain.
Desain produk yang telah dibuat selanjutnya akan diuji cobakan kepada ahli media yang ahli dalam pengembangan media pembelajaran dan selain itu ahli materi (guru kelas) menilai.
Setelah melakukan uji coba produk di lapangan, langkah pengembangan karya inovatif guru tahap terakhir yang dilakukan adalah melakukan revisi produk dari kekurangan yang diperlihatkan pada saat di lapangan.
Hal ini dilakukan agar menjadi lebih baik lagi dan kelebihan produk yang ditimbulkan akan dipertahankan. (mfs)
Jadilah Guru yang siap dan mampu mendesain Teknologi Pembelajaran yang cocok dan relevan diterapkan di kurikulum merdeka!. Ayo bergabung bersama e-Guru.id dan rancang pembelajaran di kelas agar lebih menarik dan kekinian.
Tinggalkan Komentar